Saham

IHSG Berpeluang Melejit, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Januari 2025

thedesignweb.co.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki potensi kenaikan yang kuat pada perdagangan Rabu (1 Agustus 2025). IHSG akan menguji posisi 7.305-7.421.

IHSG naik 0,04% ke 7.083 dan masih didominasi tekanan jual pada perdagangan saham Selasa 7 Januari 2025.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksano mengatakan, selama IHSG mampu bertahan di atas level support di atas 6.931, maka posisi IHS saat ini diperkirakan berada di awal gelombang B (2).

Artinya, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan menguji level 7.305-7.421, kata Herditya.

Dikatakannya, IHSG akan berada pada level support di 6.931.6.843 dan level resistance di 7.182.7.263.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan IHSG tampak pulih untuk menguji resistensi moving average (MA) 5 harian pada volume rendah.

“Tepat di bawah MA5, IHSG berpeluang kembali melemah dan menguji level terendah Desember 2024,” ujarnya.

Ia mengatakan, jika bisa kembali menembus garis MA5, IHSG berpeluang pulih dan menguji ketahanan garis MA20. Kisaran perjalanan IHSG saat ini antara 7.000-7.200, kata Wafi.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG diyakini tidak punya banyak ruang untuk berkonsolidasi dengan support dan resistance di 7.000-7.140. Hati-hati, ada kemungkinan koreksi, ujarnya. Rekomendasi stok

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sementara Wafi memilih saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) – Beli saat melemah

Saham BULL stabil di 122 dengan meningkatnya pembelian. Herditya mengatakan saat ini posisi BULL diperkirakan berada pada bagian wave (ii) dari wave [c] sehingga BULL masih rawan terkoreksi terlebih dahulu.

Beli pada kelemahan: 116-119

Harga sasaran: 129, 134

Hentikan kerugian: di bawah 110

 

2.PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) – Beli saat melemah

ERAA reguler disesuaikan 0,48% menjadi 412 disertai dengan peningkatan tekanan jual. “Kami memperkirakan posisi ERAA saat ini berada pada bagian c wave (ii), sehingga ERAA masih rawan terkoreksi terlebih dahulu,” kata Herditya.

Beli berdasarkan kelemahan: 394-402

Harga sasaran: 420, 436

Hentikan kerugian: di bawah 386

 

3. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) – Beli saat lemah

Saham MTEL naik 1,52% menjadi 670 dan tetap didominasi oleh volume pembelian. “Kami memperkirakan posisi MTEL saat ini berada di awal wave (v) wave [i] wave C,” ujarnya.

Beli pada kelemahan: 655-665

Harga sasaran: 700, 720

Hentikan kerugian: di bawah 645

 

4.PT United Tractors Tbk (UNTR) – Beli saat melemah

Saham UNTR naik 1,77% ke 25.850 seiring dengan munculnya volume pembelian. “Kami perkirakan posisi UNTR bagian dari [c]wave B, sehingga UNTR masih cenderung terkoreksi dulu,” ujarnya.

Beli pada kelemahan: 24,625-25,450

Target harga: 26.275, 27.325

Hentikan kerugian: di bawah 24.450

 

Penafian: Semua keputusan investasi ada di tangan pembaca. Teliti dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedikit meningkat pada perdagangan Selasa (1 Juli 2025). IHSG menguat di tengah lonjakan saham-saham kesehatan dan teknologi.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,04% menjadi 7.083,28 pada penutupan perdagangan Selasa ini. Indeks LQ45 melemah 0,69% ke 820,45. Sebagian besar indeks saham acuan berubah menjadi merah.

Selasa ini, IHSG berada pada level tertinggi 7.103,18 dan terendah 7.023,51. Sebanyak 343 saham melemah membuat IHSG tak mampu menguat. 242 saham mengalami kenaikan harga dan 217 saham tidak berubah.

Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.014.720 kali dengan volume perdagangan 17,5 miliar lembar saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 9,6 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran 16.125.

Mayoritas industri sekuritas berubah menjadi hijau, dipimpin oleh industri sekuritas medis dan teknologi. Kedua kelompok saham tersebut masing-masing menguat sebesar 0,87% dan 0,86%. Sektor saham industri naik 0,33%, sektor saham konsumen non-siklus naik 0,06% dan sektor saham real estate naik 0,14% dan sektor saham fundamental berada dalam kisaran hijau.

Sementara industri surat berharga keuangan mengalami penurunan sebesar 0,50% dan mencatatkan koreksi terbesar. Saham konsumen siklis turun 0,43%, saham transportasi turun 0,37%, saham infrastruktur turun 0,11%, dan saham energi turun 0,34%.

Pada sesi perdagangan saham Selasa ini, saham MMIX menguat 5,35% menjadi Rp 197. Harga saham MMIX dibuka tiga poin ke Rp 200 per saham. Harga saham MMIX berada pada level tertinggi Rp 228 dan terendah Rp 191 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 10.515 kali dengan volume perdagangan 785.728 lembar saham. Nilai transaksi saham sebesar Rp 16,5 miliar.

Dikutip Antara, dalam riset kelompok riset PT Pillarmas Investindo Sekuritas, sentimen eksternal dan internal turut memberi warna pada pergerakan IHSG.

Berdasarkan wilayah, saham-saham Asia cenderung menguat. Pasar berharap dan berspekulasi terhadap kebijakan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dengan prospek penerapan tarif yang tidak positif.

The Washington Post melaporkan bahwa para pembantu Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengenakan tarif terhadap masing-masing negara, namun hanya pada sektor-sektor yang dianggap penting bagi keamanan nasional atau perekonomian, sehingga mengurangi kekhawatiran akan tarif yang lebih ketat dan lebih luas.

Namun pelaku pasar juga beranggapan bahwa semua keputusan ada di tangan Donald Trump, ujarnya.

Di sisi lain, pelaku pasar juga bereaksi terhadap langkah otoritas Tiongkok dalam upaya menstabilkan pasar di awal tahun, dengan mewajibkan sejumlah dana besar untuk membeli lebih banyak saham dibandingkan menjualnya setiap tahunnya.

Dari dalam negeri, pelaksanaan pemungutan pajak pada tahun 2024 tidak sesuai dengan target APBN tahun 2024. Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran pasar, kekhawatiran yang akan terjadi pada tahun 2025 ketika situasi perekonomian global sedang tidak stabil.

Pelaku pasar berharap pemerintah memiliki kebijakan dan langkah mitigasi pada tahun ini terkait target pemungutan pajak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *