Saham

IHSG Berpeluang Tergelincir, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 8 November 2024

thedesignweb.co.id, JAKARTA – Indeks Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan Jumat (8/11/2024). IHSG akan menguji posisi 7.169-7.236.

IHSG turun 1,9 persen menjadi 7.243 dan ditutupi volume perdagangan saham Kamis 7 November 2024.

“Kami perkirakan posisi IHSG saat ini masih berada pada © wave (ii). Perlu diketahui, akan ada koreksi lanjutan pada IHSG hingga menguji 7.169-7.236,” ujarnya.

Harditya mengatakan IHSG bertahan di level support 7.207,7.076 dan level resistance 7.449,7.595 pada perdagangan saham Jumat.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi melihat IHSG kembali terkoreksi dan menembus rata-rata garis support harian (MA) 200 dengan volume rendah.

Meski ada peluang untuk pulih, namun jika gagal menembus MA200, IHSG berpeluang kembali terkoreksi dan melanjutkan tren naik, kata Wafi.

Jika mampu menembus MA200, IHSG berpeluang pulih dan menemui resistance MA100, ujarnya.

Kisaran IHSG saat ini berada pada kisaran 7.200-7.400, ujarnya.

Berdasarkan kajian IHSG PT Pilarmas Investindo Sekuritas, pelemahan kemungkinan besar terjadi dengan support dan resistance di 7.200-7.330.

Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menegaskan level 7.200 akan menjadi level yang kuat dan penting untuk saat ini. “Karena kalau melebihi 7.200 dengan tingkat probabilitas 64 persen, kemungkinan besar akan mencapai 7.060, level yang sama pada Agustus 2024,” ujarnya. Pengantar stok

Untuk pengenalan saham hari ini, Wafi telah memilih saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

Sedangkan Harditya telah mengakuisisi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Perusahaan Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Berikut panduan teknis dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Beli saat melemah

Saham BBRI terkoreksi 1,09% menjadi 4.550 dan masih terkendali volume. “Kami perkirakan posisi BBRI berada pada bagian wave B dari wave [c] dari wave (v), sehingga BBRI masih mudah untuk melakukan penyesuaian,” ujarnya.

Beli pada kelemahan: 4,410-4,510

 

Target harga: 4.680, 4.990

 

Stopplus: Di bawah 4.280

 

 

 

2.PT Darma Henwa Tbk (DEWA) – Beli saat lemah

Saham DEWA terkoreksi 7,14% menjadi 91 dan masih terkendali volume, namun koreksi masih tertahan oleh MA20. “Kami memperkirakan posisi DEWA merupakan bagian dari gelombang [c] gelombang 4,” kata Harditya.

Beli pada kelemahan: 84-90

 

Harga sasaran: 98, 114

 

Staples: 73 di bawah

 

 

 

3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) – Beli dengan kelemahan

Saham INDF naik 1,28% ke 7.900 seiring munculnya volume beli. Harditya mengatakan posisi INDF saat ini diperkirakan berada pada gelombang v (v), sehingga INDF masih berpeluang melanjutkan konsolidasinya.

 

Beli pada kelemahan: 7,775-7,850

 

Target harga: 8.025, 8.175

 

Stopplus: Di bawah 7.700

 

 

 

4.PT Tjiwi Kimia Paper Factory Tbk (TKIM) – Spek Beli

Saham TKIM naik 0,78% menjadi 6.325, dengan volume pembelian yang meningkat. “Kami perkirakan posisi TKIM berada di ujung wave [i] dari wave (v), sehingga koreksinya minimal,” kata Harditya.

 

Detail Pembelian: 6.175-6.375

 

Target harga: 6.850, 7.275

 

Stoploss: 6.125 di bawah

 

 

Penafian: Semua keputusan investasi berada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas hilangnya keuntungan akibat keputusan investasi.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan Kamis (7/11/2024). IHSG juga kembali ke posisi 7.200 dan 362 saham memerah.

RTI turun 1,9 persen menjadi 7.243,88 mengutip data IHSG. Indeks saham LQ45 turun 1,6 persen menjadi 867. Sebagian besar indeks acuan berada di bawah tekanan. Pada perdagangan Kamis ini, IHSG berada pada level tertinggi 7.386,38 dan terendah 7.243,88.

Sebanyak 362 saham memerah sehingga menekan IHSG. 221 saham menguat dan 199 saham stagnan. Total frekuensi perdagangan sebanyak 22,7 miliar lembar saham dengan volume perdagangan sebanyak 1.335.241 kali. Nilai perdagangan hariannya Rp 13,7 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 15.730. Investor asing menjual 1,6 triliun saham senilai Rp. Pada tahun 2024, investor asing akan membeli 35,96 triliun saham senilai Rp.

Sebagian besar ekuitas berada di bawah tekanan, kecuali sektor saham yang menguat 0,07 persen dan sektor real estate yang menguat 0,33 persen.

Sementara sektor saham-saham acuan turun 3,47 persen dan mencatatkan perbaikan paling besar. Saham teknologi turun 2,33 persen, saham keuangan turun 0,97 persen. Saham industri turun 0,94 persen, saham konsumen non-siklus turun 0,80 persen, dan saham energi turun 0,91 persen. Setelah itu terjadi penurunan pada sektor kesehatan sebesar 0,91 persen dan sektor kesehatan sebesar 0,91 persen. Sektor infrastruktur mengalami penurunan sebesar 0,45 persen dan sektor pengangkutan sebesar 0,30 persen.

Kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Securitas yang dikutip dari Antara, bursa saham di Asia dipastikan berpeluang menguat. Pasar merespons surplus perdagangan Tiongkok yang meningkat menjadi $95,27 miliar pada Oktober 2024 dari $56,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Angka ini mengalahkan ekspektasi pasar sebesar $75,1 miliar.

Pelaku pasar juga menunggu perkembangan dari Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional yang saat ini sedang membahas rencana penambahan utang pemerintah daerah untuk mendongkrak belanja, kata Antara.

Selain itu, kita juga menunggu keputusan akhir The Fed yang akan dirilis malam ini, yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) setelah pemotongan sebesar 50 bps pada September 2024.

Di sisi lain, pasar khawatir kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS akan berdampak pada instabilitas pasar keuangan.

“Pasar khawatir karena presiden AS yang baru terpilih berkampanye mengenai kebijakan yang berfokus pada imigrasi, kenaikan pajak, pemotongan pajak, dan peraturan yang akan memicu prospek defisit dan inflasi yang lebih besar.”

Harapan akan kemenangan Donald Trump semakin meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Tiongkok, yang sebelumnya telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang lebih ketat terhadap Tiongkok, yang menandakan tekanan ekonomi yang lebih besar pada negara-negara yang menghadapi inflasi yang terus-menerus.

Dengan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS, reaksi pasar akan berdampak pada pasar keuangan domestik dimana akan terjadi capital outflow. Bank Indonesia (BI) memperkirakan dolar AS akan menguat, suku bunga acuan Federal Reserve AS akan menguat di masa depan, dan perang dagang akan terus berlanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *