Saham

IHSG Berpotensi Melesat, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 13 November 2024

Liputan6.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (13/11/2024), dengan IHSG menguji posisi 7.396-7.528.

IHSG diperdagangkan menguat 0,76 persen ke level 7.321 pada perdagangan Selasa 12 November 2024.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Vikasana mengatakan, meski mungkin akan berlanjut di atas 7182 sebagai area support terdekat, namun posisi IHSG dinilai sudah selesai gelombang © (ii). IHSG akan terus menguat menguji 7396-7528 dalam skenario hitam.” katanya.

Namun Herditya mengingatkan, waspadai pullbacknya, IHSG cenderung terus terkoreksi pada skrip merah antara 6.835-7.065 hingga menyelesaikan wave C (2).

Ia mengatakan IHSG akan berada pada support 7.182-7.076 dan resistance 7.354-7.449 pada Rabu pekan ini.

Menurut Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi, IHSG menguat dan menembus garis resistance moving average (MA) lima hari beserta volumenya.

Ia mengatakan, selama berada di atas garis MA5, IHSG berpeluang menembus resistance garis moving average (MA) 200 untuk menguji resistance garis MA100 dan garis MA20, serta downtrend-nya.

Namun jika gagal menembus resistance di garis MA200, ada kemungkinan koreksi lagi dan kelanjutan fase buruk, ujarnya.

Ia mengatakan, kisaran pergerakan IHSG saat ini adalah rekomendasi saham 7200-7400

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

Sementara Wafi telah mengambil saham di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Rekomendasi teknis MNC Sekuritas adalah sebagai berikut:

1.PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) – Kelemahan beli

Saham AUTO naik 1,68% ke 2420 karena volume pembelian. “Kami perkirakan posisi Auto berada di bagian [b] gelombang W, sehingga AUTO masih berpotensi menguat,” kata Herditya.

Beli pada kelemahan: 2,380-2,410

Target harga: 2.510, 2.560

Berhenti di bawah 2320

 

 

2.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) – Beli saat melemah

Saham AMMN menguat 2,97% ke 9.525 dan masih didominasi volume pembelian juga terkonsolidasi di atas MA20.

Herditya mengatakan, meski mampu berlanjut di atas 9075 sebagai stop loss, posisi AMMN berada pada bagian wave A (B).

Beli pada kelemahan: 9.100-9.375

Target harga: 9.625, 10.100

Berhenti di bawah 9075

 

 

3.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) – Kelemahan beli

Saham BMRI naik 0,39% menjadi 6.375 dan masih dalam volume jenuh beli (overbought) di awal gelombang,” ujarnya.

Beli pada kelemahan: 6,275-6,375

Target harga: 6.475, 6.850

Berhenti di bawah 6150

 

 

 

4.PT Barito Pacific Tbk (BRPT) – Spek Beli

Saham BRPT terkoreksi 2,69% ke level 905 dan masih mendominasi volume penjualan. “Meski mampu bertahan di atas 885 sebagai stop loss, posisi BRPT pada awalnya dinilai berada pada channel (iv) [c],” kata Herditya.

Spesifikasi toko: 890-905

Harga target: 970, 1020

Berhenti di bawah 885

 

 

Penafian. Setiap keputusan investasi adalah kebijaksanaan pembaca. Meneliti dan menganalisis saham sebelum membeli dan menjualnya. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga 7.300 pada perdagangan Selasa 12 November lalu. Kenaikan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham investor asing.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,76 persen menjadi 7.321,98. Indeks saham acuan naik 0,62 persen menjadi 884,52.

Pada sesi perdagangan, IHSG sempat mencatatkan tertinggi 7.344,07 dan terendah 7268.60. Sebanyak 300 saham menguat dan 276 saham melemah. Masih ada 215 lembar saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.400.482 kali dengan volume perdagangan 30,2 miliar lembar saham. Nilai transaksi harian: 13,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,1 triliun. Investor asing akan beli saham Rp 31,11 triliun selama 2024. Posisi USD berada di kisaran 15790 terhadap Rupee.

Sebagian besar sektor ekuitas berubah menjadi hijau, kecuali sektor ekuitas yang turun 0,42 persen, sektor kebijakan konsumen yang turun 0,60 persen, dan sektor keuangan yang turun tipis 0,03 persen.

Sementara itu, saham-saham energi naik 2,83 persen, menjadikannya sebagai peraih keuntungan terbesar. Saham-saham teknologi naik 2,6 persen dan real estate naik 1,91 persen.

Di sisi lain, sektor saham industri meningkat sebesar 0,36 persen dan konsumsi non-siklus sebesar 1,25 persen. Disusul sektor kesehatan sebesar 0,14 persen, sektor infrastruktur sebesar 0,30 persen, dan sektor transportasi sebesar 1,09 persen.

Mengutip Antara, pasar di kawasan Asia cenderung melemah dalam survei yang dilakukan kelompok riset Pilarmas Investindo Sekuritas – ujarnya.

Pelaku pasar juga menilai dampak yang lebih luas dari kemenangan Trump (AS) terhadap kebijakan fiskal. Potensi kemenangan Donald Trump di Kongres untuk masa jabatan kedua memicu optimisme bahwa deregulasi dan pemotongan pajak dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Hal ini pada gilirannya dapat membatasi kebijakan penurunan suku bunga The Fed, sementara janji Donald Trump untuk menaikkan tarif terhadap mitra dagang utama, terutama Tiongkok dan Uni Eropa, serta rencananya untuk memperketat imigrasi, menambah kekhawatiran terhadap tekanan inflasi.

Sementara itu, Tiongkok mempunyai program stimulus fiskal lain yang akan memotong pajak pembelian rumah dalam upaya membantu melemahnya pasar perumahan. Di dalam negeri, pemerintah akan kembali memberikan keringanan pajak perumahan, dan Kantor Koordinasi Perekonomian (Kemenko) menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan keringanan pajak perumahan. Promosi pajak pertambahan nilai (PPN) perumahan akan diperpanjang hingga semester pertama tahun depan, tentunya akan membantu pertumbuhan ekonomi bangsa.

Di sisi lain, meski terus meningkat, namun lebih rendah dibandingkan indeks penjualan riil (IPI) bulan sebelumnya pada September 2024. Bank Indonesia mencatat survei HKI sebesar 210,6 atau naik 4,8 persen (y/y), turun dibandingkan Agustus 2024 yang naik 5,8 persen (y/y).

Lebih lanjut, BI juga memperkirakan kinerja penjualan ritel akan terus meningkat di bulan Oktober, berdasarkan CPI Oktober 2024 yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,0 persen (y/y), terutama sebagai dorongan dari pilkada serentak tentunya. akan mendukung penjualan ritel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *