Saham

IHSG Kembali Sentuh Rekor, Dana Investor Asing Diramal Banjiri Pasar Modal Indonesia

thedesignweb.co.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini menyentuh titik tertinggi sepanjang masa (ATH). Pada perdagangan hari ini, Jumat 6 September 2024, IHSG dibuka pada level 7.681.043 dan bergerak ke zona hijau hingga mencapai level tertinggi 7.754.475.

Kepala Riset dan Strategi JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan, IHSG kini mencapai titik tertinggi sepanjang masa, terbantu oleh penguatan Rupiah.

Sehubungan dengan situasi ini, J.P. Morgan kembali menegaskan pandangan positifnya terhadap pasar saham Indonesia. Mulai Juni 2024, JP. Morgan melihat keuntungan positif dari aliran mata uang asing sekitar $600 juta. Namun, jumlah ini lebih kecil dibandingkan total arus dana keluar dari investor asing yang berjumlah sekitar $1,7 miliar pada bulan April hingga Mei.

Sehingga arus kasnya akan lebih banyak, kata Henry dalam keterangannya yang dikeluarkan, Jumat (09/06/2024).

Henry menjelaskan, katalis jangka pendek bagi pasar saham Indonesia adalah penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) atau Amerika Serikat (AS) yang akan dilakukan pada bulan September. Jika demikian, Indonesia akan diberkati dalam hal arus kas dan air.

Di sisi lain, JP. Morgan memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga sebesar 50bps pada September-Desember tahun ini dan 50bps lagi pada paruh pertama tahun 2025.

“J.P. Morgan yakin sektor-sektor yang berbunga seperti saham, real estat, dan otomotif akan mendapat manfaat dari kemampuan penurunan suku bunga,” kata Henry.

Meskipun sebagian besar bank di Indonesia tidak akan melihat peningkatan Margin Bunga Bersih (NIM) selama penurunan suku bunga, JP. Morgan yakin bank-bank ini bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan likuiditas dan arus kas.

JP Morgan juga percaya bahwa aset jangka panjang seperti bisnis online dan bank digital dapat memperoleh manfaat dari suku bunga yang lebih rendah.

 

 

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada perdagangan Jumat 22 Agustus 2024 setelah beberapa kali mencapai titik tertinggi sepanjang masa (ATH). IHSG ditutup menguat 0,87 persen menjadi 7.448.676. IHSG juga sama lemahnya saat menyampaikan Pemberitahuan Darurat – menentang revisi undang-undang pemilu.

Analis pasar modal sekaligus pendiri Traderindo.com Wahyu Laksono menilai pelemahan IHSG saat itu berdampak lebih besar terhadap pendapatan investor pasca jatuhnya IHSG ke rekor ATH.

“Tanpa pemberitaan, wajar jika IHSG mengalami penyesuaian. Kata kuncinya adalah ATH, maka wajar jika ATH melakukan penyesuaian. IHSG optimis ke depan,” kata Wahyu kepada thedesignweb.co.id. Jumat (23/8/2024).

Khususnya pada perdagangan Jumat 23 Agustus 2024, IHSG tercatat berada di sektor hijau. Pada akhir periode I, IHSG menguat 0,74 persen menjadi 7.543.762. IHSG dibuka pada level 7.488.676 dan bergerak pada kisaran 7.507.738-7.567.514.

Secara historis, Wahyu mencatat bahwa pergerakan keuangan terjadi seiring dengan persepsi pasar terhadap faktor global. Misalnya pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terjadi krisis dunia, namun IHSG sudah terbiasa.

 

“Pada masa SBY, selain beberapa kali devaluasi BBM, Rupiah dan IHSG juga diuntungkan oleh krisis ekonomi subprime AS, krisis global 2008-2009, dan krisis ekonomi Eropa 2010-2012,” jelas Wahyu.

Selain itu, di masa pandemi Covid-19 yang mengganggu dunia usaha, IHSG juga bermain ATH di Eropa dan Amerika. AS mengalami pasar bearish yang turun lebih dari 20%.

Baru-baru ini, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga selama sisa paruh kedua tahun 2024.

“Sekarang ketika The Fed ingin menurunkan suku bunga, data inflasi dan ketenagakerjaan AS lemah sehingga mengancam krisis ekonomi AS. Pengumuman itu akan menguntungkan kita. Ini akan memperkuat dan IHSG punya kerangka regulasi,” kata Wahyu.

 

Secara keseluruhan, Wahyu menilai perekonomian Indonesia saat ini. Diuji pada masa pandemi yang sedang berlangsung, dengan waktu pemulihan yang cepat dibandingkan negara lain.

Ia mencatat, data investasi terus membaik meskipun rupee relatif lemah dan pasar saham mengalami sedikit koreksi karena sentimen global lebih menyukai USD dan Wall Street. Data terakhir menunjukkan investasi pada triwulan II-2024 tumbuh 6,7% dibandingkan triwulan I.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pelaksanaan investasi pada triwulan II tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan yaitu sebesar 22,5% year-on-year.

“Di dalam negeri, tidak ada faktor negatif terhadap pasar saham. Perekonomian dalam negeri stabil, konsumsi dan produksi baik, terutama pascapandemi. Jangka menengah dan jangka panjang,” tutup Wahyu.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *