Saham

IHSG Melompat ke Posisi 7.672, Saham INTD Terbang 34,43%

thedesignweb.co.id, Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu sore (4/9/2024). Kenaikan IHSG terjadi di tengah mayoritas saham yang menghijau.

IHSG naik 0,74 persen menjadi 7.672,89 mengutip data RTI. Indeks LQ45 turun 0,06 persen menjadi 941,69. Kebanyakan indeks saham utama berbeda.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat mencatatkan tertinggi 7.672,89 dan terendah 7.546,04. IHSG bertahan di zona hijau dengan total 268 saham menguat. Sedangkan 331 saham melemah dan 193 saham flat.

Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.187.757 kali lipat volume perdagangan 36,8 miliar lembar saham. Nilai transaksi hariannya Rp 11,5 triliun. USD sekitar 15.470 terhadap rupee. Investor asing memborong saham senilai Rp 192,58 miliar. Sepanjang tahun 2024, investor asing akan membeli saham senilai Rp 29,22 triliun.

Sebagian besar sektor saham berubah menjadi hijau. Sektor siklikal merupakan sektor yang memperoleh keuntungan terbesar dengan kenaikan sebesar 2,76 persen. Saham sektor kesehatan naik 1,61 persen, sementara saham infrastruktur naik 1,12 persen. Sektor industri menguat 0,57 persen, sektor keuangan 0,75 persen, properti 0,99 persen, dan teknologi 0,40 persen.

Sementara sektor pengangkutan mengalami koreksi paling besar dengan turun 1,03 persen. Saham energi turun 0,19 persen, saham fundamental turun 0,87 persen, saham non-siklikal turun 0,26 persen, dan saham transportasi turun 1,03 persen.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, saham BBRI turun 1,45 persen ke Rp 5.100 per saham. Harga saham BBRI turun 75 poin ke Rp 5.100 per saham. BBRI memiliki harga tertinggi Rp 5.175 per saham dan terendah Rp 5.100 per saham. Total volume perdagangan sebanyak 1.532.581 lembar saham. Nilai transaksinya Rp 783,9 miliar.

Saham INTD naik 34,43 persen menjadi 246 per saham. Harga saham INTD dibuka pada Rp195 per saham dari sebelumnya Rp183 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.870 kali, nilai transaksi Rp 3 miliar.

Kelompok riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pasar saham regional Asia mengalami koreksi terdampak rilis data manufaktur AS dan turun menjadi 47,9 dari sebelumnya 48, dikutip Antara.

 

Penurunan tersebut mencerminkan perlambatan aktivitas ekonomi AS karena penurunan permintaan dan penurunan produksi.

Sementara itu, PMI Jasa Umum Caixin Tiongkok turun menjadi 51,6 pada Agustus 2024, turun dari 52,1 pada bulan sebelumnya, dibandingkan estimasi pasar sebesar 52,2. Sentimen lainnya, setelah Gubernur Bank of Japan (BOJ) membuka kemungkinan kebijakan kenaikan suku bunga lebih lanjut di Jepang, turut menyita perhatian pasar.

Rencana tersebut tampaknya merupakan upaya untuk menormalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan bergantung pada data ekonomi Jepang. BoJ akan melihat laju inflasi, pertumbuhan upah dan ekspektasi inflasi ketika melakukan normalisasi kebijakan.

Dari dalam negeri, hasil asesmen yang dilakukan Dana Moneter Internasional (IMF) nampaknya memberikan kepercayaan bagi pelaku pasar terhadap perekonomian lokal. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Dana Moneter Internasional (IMF), terlihat bahwa perekonomian dan sektor keuangan Indonesia berada dalam kondisi yang kuat dan tangguh.

IMF menjaga utang pemerintah tetap rendah, yang mencerminkan komitmennya untuk mempertahankan penyangga fiskal yang kuat, dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,0 persen pada tahun 2024 dan 5,1 persen pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan betapa tangguhnya perekonomian dalam negeri di tengah ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik global: Saham BINO naik 34,59 persen, saham AKSI naik 34,44 persen, saham INTD naik 34,43 persen, saham LRNA naik 34,31 persen. Naik 34,31 persen, toplosers antara lain: Saham TAXI turun 20 persen Saham Gula turun 17,21 persen Saham PGLI turun 14,81 persen Saham KREN turun 10 persen Saham BAPI turun 10 persen

  Saham teraktif berdasarkan nilai: Saham BBRI senilai Rp 725,8 miliar Saham BBCA senilai Rp 560,9 miliar Saham ADRO senilai Rp 458,9 miliar

  Saham yang paling aktif dari segi frekuensinya adalah: Saham KPIG dicatatkan 51.142 kali Saham BSBK dicatatkan 50.332 kali Saham BBRI dicatatkan 26.470 kali Saham BTEK dicatatkan 24.493 kali Saham BREN dicatatkan 19.419 kali.

Rabu siang ini, Antara bursa regional Asia antara lain indeks Nikkei melemah 1.638,69 poin atau 4,24 persen menjadi 37.047,60, dan indeks Hang Seng melemah 194,15 poin atau 1,10 persen menjadi 7,3,660. 784,28, dan Indeks Straits Times melemah 38,96 poin atau 1,12 persen menjadi 3.441,37.

Pasar saham Asia melemah, dipimpin oleh indeks Nikkei 225 dan Taiwan, setelah aksi jual saham-saham teknologi dan lemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS). Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya resesi.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 4,24 persen menjadi 37.047,61. Indeks TOPICS turun 3,65 persen menjadi 2.633,49. Kedua indeks tersebut mengalami penurunan satu hari terburuk sejak aksi jual pada 5 Agustus 2024.

Saham terkait semikonduktor Renesas Electronics turun 8,5 persen, Tokyo Electron turun 8,55 persen dan Advantest turun 7,74 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 3,15 persen menjadi 2.580,8. Indeks COST turun 3,76 persen menjadi 731,75. Saham Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 3,31 persen dan 8,02 persen.

Indeks Tertimbang Taiwan turun 4,52 persen menjadi ditutup pada 21.092,75 di Asia. Saham DSMC turun 5,21 persen dan Foxconn turun 3,51 persen. Di Australia, indeks ASX 200 turun 1,88 persen menjadi 7.950,5 didorong oleh koreksi harga minyak. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,26 persen. Indeks CSI 300 turun 0,63 persen, mencapai level terendah baru dalam tujuh bulan. Di sisi lain, Indeks Manajer Pembelian Jasa Caixin bulan Agustus 2024 menunjukkan sektor jasa Tiongkok melambat dibandingkan bulan Juli, dengan PMI turun menjadi 51,6 dari 52,1.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *