Saham

DESIGN WEB IHSG Melonjak ke Posisi 7.600 pada Sesi I, Dampak Sri Mulyani Jadi Calon Menteri Prabowo?

thedesignweb.co.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan Selasa (15/10/2024).

IHSG menguat setelah Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil beberapa calon menteri, salah satunya Sri Mulyani yang kembali menjabat Menteri Keuangan. Selanjutnya, IHSG menguat menyusul rilis data neraca perdagangan Januari hingga Agustus 2024 yang mencatat surplus.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menguat 0,58 persen ke 7.603,86. Penguatan IHSG berlanjut hingga penutupan perdagangan sebelumnya di 7.559,65.

Indeks LQ45 naik 0,74 persen menjadi 944,71. Sebagian besar tolok ukur berubah menjadi hijau. Pada sesi I, IHSG mencapai maksimum 7.625,58 dan minimum 7.573,45. Sebanyak 282 saham menguat, mengangkat IHSG. 239 saham melemah dan 268 saham bertahan. Total frekuensi perdagangan sebanyak 753.962 kali dengan volume perdagangan 14,1 miliar lembar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,5 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 15.554.

Sebagian besar sektor ekuitas berubah menjadi hijau, kecuali sektor energi yang turun 0,15%, sektor real estate turun 0,20%, dan sektor infrastruktur turun 0,04%.

Sedangkan sektor Bahan Pokok naik 1,14 persen, sektor Industri naik 0,58 persen, dan sektor Diskresioner Konsumen naik 1,05 persen.

Selain itu, sektor siklus konsumen naik 0,26 persen, sektor saham kesehatan naik 1,18 persen. Setelahnya, sektor saham keuangan naik 0,30 persen, sektor saham teknologi naik 0,08 persen, dan sektor saham transportasi naik 0,11 persen.

Herditya Wicaksana, Analis PT MNC Sekuritas, mengatakan secara teknikal pergerakan IHSG masih cenderung optimis. Sementara itu, area terdekat dengan IHSG tercapai yakni 7.625. Adapun sentimen terkait pemanggilan calon menteri era Prabowo Subianto, menurutnya tidak terlalu terpengaruh mengingat pelaku pasar masih menunggu kebijakan selanjutnya. .

Soal calon menteri, dampak nyatanya tidak akan signifikan tergantung transisi pemerintahan dan kebijakan yang akan diambil, ujarnya saat dihubungi thedesignweb.co.id.

Adapun nama Sri Mulyani yang diperkirakan menjadi Menteri Keuangan kembali memberikan dampak positif bagi pasar saham. “Itu bisa saja terjadi, tapi investor tetap bisa mencermati apa kebijakan selanjutnya,” ujarnya.

Hal serupa diungkapkan Associate Director Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus. Dia mengatakan, nama-nama calon menteri yang dipanggil Prabowo Subianto pada Senin 14 Oktober 2024 mendapat respon positif dari pelaku pasar.

Ia mengatakan pelaku pasar mengharapkan posisi menteri yang strategis, khususnya di bidang perekonomian, berasal dari kalangan profesional dan kompeten. Menurut Nico, nama-nama calon menteri yang dipanggil pun beragam, mulai dari partai politik hingga profesional.

Nama-nama tokoh politik hingga menteri yang menarik perhatian pelaku pasar. Pelaku pasar mengharapkan menteri-menteri yang menduduki jabatan strategis seperti Menteri Keuangan dan Menteri Investasi berasal dari kalangan profesional dan kredibel dalam bidangnya. wilayah mereka. , dan bukan dari partai politik,” ujarnya saat dihubungi thedesignweb.co.id.

Lebih lanjut, menurut Nico, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri ESDM, dan Menteri Kesehatan juga menjadi pusat perhatian para pelaku pasar.

Dalam analisis pasar yang dilakukan PT Pilarmas Investindo Sekuritas disebutkan, dari dalam negeri, fokus pasarnya adalah calon menteri di masa depan.

Pandangan pasar yang menyebut Presiden terpilih Prabowo memanggil calon menterinya dari kabinet Presiden Joko Widodo tentu saja memberi tanda adanya kesinambungan.

Efek Sri Mulyani

Lebih lanjut, beredar pula Presiden terpilih Prabowo yang meminta nama Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan. Hal ini jelas akan memberikan kepercayaan pasar terhadap keberlangsungan perekonomian di masa depan, sehingga berpotensi memberikan sentimen positif di pasar.  

“Selama 10 tahun terakhir, prestasi Ibu Ani (Sri Mulyani-red.) sudah terbukti terutama dalam menghadapi badai COVID-19 sehingga pelaku pasar merespons positif. oleh para akademisi dan profesional serta berkompeten”, kata Nico.

 

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus selama 53 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus perdagangan pada September 2024 sebesar $3,26 miliar. Dengan adanya surplus perdagangan, hal ini akan meningkatkan ketahanan eksternal dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan.

Sementara itu, dari sentimen global, IHSG dan saham regional Asia menguat didukung oleh tanda bahwa penurunan suku bunga acuan The Fed pada bulan depan tampaknya memberikan peluang, meski penurunan tersebut tidak akan seagresif sebelumnya. Sinyal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari yang mengisyaratkan penurunan suku bunga secara moderat di masa depan karena inflasi mendekati target bank sentral sebesar 2%. Pejabat senior lainnya, Christopher Waller, menyatakan lebih berhati-hati mengenai penurunan suku bunga di masa depan.

“Pernyataan ini menyiratkan bahwa The Fed akan mengambil pendekatan yang lebih dovish dalam memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya,” ujarnya.

Dari Jepang, tanda-tanda perdamaian dari Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, dan penolakan terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Perdana Menteri baru Shigeru Ishiba. Ishiba mengatakan awal bulan ini bahwa kondisi ekonomi saat ini mungkin tidak memerlukan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Saham-saham yang mengalami kenaikan terbesar antara lain: Saham MLPL menguat 23,53 persen, Saham MARI naik 21,57 persen, Saham MTFN menguat 20 persen.

  Saham-saham yang termasuk yang mengalami penurunan terbesar antara lain: Saham TAXI anjlok 20% Saham HADE anjlok 16,67% Saham CRSN anjlok 13,14% Saham REAL anjlok 11,11% Saham MIRA anjlok 11,11%

  Saham-saham teraktif berdasarkan nilainya antara lain: Saham BRMS senilai Rp 608,4 miliar. Saham BBRI senilai Rp 415,7 miliar. Saham BMRI senilai Rp 323,4 miliar.

  Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensinya antara lain: Saham AWAN dicatatkan 71.909 kali Saham BSBK dicatatkan 44.297 kali Saham BRMS dicatatkan 25.678 kali Saham PMMP dicatatkan 21.482 kali Saham BDKR dicatatkan 19.199 kali  

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *