Bisnis

Indonesia Bidik Swasembada Gula di 2028, PTPN Putar Otak Genjot Produksi

thedesignweb.co.id, Jakarta Grup PTPN berkontribusi 50 persen terhadap produksi gula nasional pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023. Capaian positif tersebut disimpulkan berdasarkan hasil Rapat Penilaian Akhir Penggilingan Tahun 2024 yang dihadiri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Sabtu (09/11/2024) Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional (BAPANAS) dan pelaku usaha industri gula lainnya di Yogyakarta.

Produksi gula nasional mencapai 2,46 juta ton pada tahun 2024 hingga berakhirnya masa giling tebu. Angka tersebut meningkat 190 ribu ton atau sekitar 10 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat 2,27 juta ton.

Rapat evaluasi menyebutkan PTPN Group berhasil meningkatkan produksi gula sebesar 13 persen dari 752 ribu ton pada 2023 menjadi 851 ribu ton pada tahun ini. Peningkatan sebesar 100 ribu ton berkontribusi signifikan terhadap pencapaian kenaikan gula nasional.

“Ini merupakan pencapaian positif yang merupakan hasil kerja keras dan langkah strategis perusahaan. Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula nasional,” ujar Direktur Utama PTPN III (Persero) Perkebunan Nusantara. Memegang, Muhammad Abdul Ghani.

Dari segi produktivitas, grup PTPN juga mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan rata-rata nasional. Rapat pengkajian menunjukkan produktivitas gula nasional sebesar 4,73 ton per hektar (ha) dan produktivitas grup PTPN sebesar 4,77 ton per hektar.

Dampak positif tersebut tidak lepas dari Program Transformasi Bisnis Grup PTPN yang berdampak tidak hanya pada peningkatan kinerja keuangan namun juga pada peningkatan kinerja operasional. Demikian Keputusan Presiden PTPN Group No. 40 Tahun 2023 tentang Promosi Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bio-Etanol Sebagai Bahan Bakar Nabati Dalam Peraturan Presiden tersebut, PTPN diamanatkan untuk mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 dan gula industri pada tahun 2030.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ghani mengatakan kondisi cuaca diperkirakan akan kembali normal pada tahun 2025. “Dengan cuaca normal, kami optimis akan terjadi peningkatan produksi tebu dan peningkatan produksi tebu. hasil gula pada tahun mendatang,” ujarnya.

 

 

 

 

Untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2028, Perkebunana Nusantara PTPN III (Persero) melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai anak perusahaan pengelola 36 pabrik gula PTPN Group terus berupaya meningkatkan tata kelola perusahaan. Dimulai dengan peningkatan kinerja operasional

Meningkatkan keterkaitan antar pemangku kepentingan, khususnya petani dan industri gula, serta melalui dukungan Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya.

Salah satu upaya peningkatan hasil pada tahun 2025 antara lain melalui program penguatan pengelolaan tebu itu sendiri dan penguatan ekosistem tebu masyarakat (ETERA). Sedangkan inisiatif strategis PTPN adalah fokus pada program intensifikasi termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas penanaman bibit, program pemberantasan ratun, dan sistem pengelolaan air pada lahan HGU. “Pelaksanaan Program Intensifikasi Tebu Rakyat melalui penguatan ekosistem mulai dari pengorganisasian dan pembiayaan hingga pelayanan input serta tebang dan muat,” kata Gani.

Dengan menerapkan skema produktivitas gula 8 t/ha pada lahan HGU, PTPN mampu menunjukkan bahwa lebih dari 2.500 ha produktivitas gula mencapai di atas 8 t/ha. Bahkan, sebagian perkebunan sudah mencapai 10 ton/ha, sehingga dengan rata-rata HGU di Jawa sebesar 16.500 ha pada tahun 2024, produktivitas gula mencapai 6,3 ton/ha, dibandingkan produksi gula nasional sebesar 4,7 ton/ha. .

“Total produktivitas HGU gula ditargetkan rata-rata >8 ton/ha. Tentu tujuan tersebut tidak mudah, namun melalui program perbaikan tata kelola dan sistem pengelolaan air angka tersebut akan tercapai lebih cepat dari target waktu,” kata Ghani.

 

 

Untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2028, Perkebunana Nusantara PTPN III (Persero) melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai anak perusahaan pengelola 36 pabrik gula PTPN Group terus berupaya meningkatkan tata kelola perusahaan. Mulai dari peningkatan efisiensi operasional, peningkatan keterkaitan antar pemangku kepentingan, khususnya petani dan industri gula, hingga dukungan kementerian/lembaga pemerintah lainnya.

Salah satu upaya peningkatan hasil pada tahun 2025 antara lain melalui program penguatan pengelolaan tebu itu sendiri dan penguatan ekosistem tebu masyarakat (ETERA). Sedangkan inisiatif strategis PTPN adalah fokus pada program intensifikasi termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas penanaman bibit, program pemberantasan ratun, dan sistem pengelolaan air pada lahan HGU. “Pelaksanaan Program Intensifikasi Tebu Rakyat melalui penguatan ekosistem mulai dari pengorganisasian dan pembiayaan hingga pelayanan input serta tebang dan muat,” kata Gani.

Dengan menerapkan skema produktivitas gula 8 t/ha pada lahan HGU, PTPN mampu menunjukkan bahwa lebih dari 2.500 ha produktivitas gula mencapai di atas 8 t/ha. Bahkan, sebagian perkebunan sudah mencapai 10 ton/ha, sehingga dengan rata-rata HGU di Jawa sebesar 16.500 ha pada tahun 2024, produktivitas gula mencapai 6,3 ton/ha, dibandingkan produksi gula nasional sebesar 4,7 ton/ha. .

“Total produktivitas gula HGU ditargetkan rata-rata >8 ton/ha. Tentu target tersebut tidak mudah, namun melalui program perbaikan tata kelola dan sistem pengelolaan air angka tersebut akan tercapai lebih cepat dari target waktu,” kata Gani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *