THE NEWS Ini Dampak Rilis Data Inflasi AS ke Bitcoin CS
thedesignweb.co.id, Jakarta – Pergerakan harga kripto dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dampak data inflasi Amerika Serikat. Pekan ini pasar menantikan rilis data inflasi AS yang dimulai dengan Indeks Harga Konsumen (CPI).
Pakar Keuangan Crypto Magic, Panji Yudha menjelaskan, jika angka inflasi yang diumumkan melebihi ekspektasi pasar, hal ini kemungkinan akan berdampak negatif pada Bitcoin.
Namun, jika angka inflasi sesuai atau bahkan lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap Bitcoin dan pasar kripto secara umum.
“Dari sisi analisa teknikal, jika BTC bertahan di atas USD 57.000, ada peluang untuk menguji resistance USD 60.000. Jika turun di bawah USD 57.000, BTC berpotensi melemah kembali ke USD 54.000 – USD 55.000, “ucap Panji. , Minggu (14/7/2024).
Seperti yang dikatakan Panji, minggu lalu pasar kripto mengalami masa-masa penuh gejolak di tengah penjualan bitcoin (BTC) oleh pemerintah Jerman dan kekhawatiran mengenai distribusi keuntungan kepada kreditur Mt. Gox yang sudah tidak beroperasi lagi juga menimbulkan kekhawatiran di pasar kripto saat ini.
Namun, prospek bullish belum didukung oleh faktor makroekonomi. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada Selasa (9/7) bahwa mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama dapat merugikan pertumbuhan ekonomi. Hal ini tampaknya menjadi sinyal bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan rekonsiliasi kebijakan,” katanya. Pemotongan suku bunga oleh The Fed
Setelah pernyataan ini, kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25%) di FOMC pada 18 September 2024 berkurang menjadi 70%.
Jika itu terjadi, maka suku bunga acuannya menjadi 5,00%-5,25%. Sementara itu, pada pertemuan FOMC pada tanggal 31 Juli, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga untuk pertama kalinya, menurut CMEWatchtools.
Selain itu, Bitcoin berhasil pulih didorong oleh perdagangan spot Bitcoin ETF di AS. Berdasarkan data SoSo Value, pada Senin (8/7) hingga Rabu (10/7), ETF ini mencatatkan arus masuk sebesar USD 654,3 juta hanya dalam tiga hari perdagangan.
Harga mata uang kripto terbesar, Bitcoin, tetap stabil setelah Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, berpidato di depan anggota parlemen Senat AS pada 9 Juli. Dalam pidatonya, Powell tidak memberikan sinyal apa pun. tentang penurunan suku bunga AS.
Laporan Yahoo Finance, Kamis (11/7/2024), dalam kesempatan tersebut Senator AS John Kennedy bertanya kepada Powell kapan akan ada penurunan suku bunga, namun Powell menjawab tidak akan memberikan sinyal mengenai suku bunga.
Menurut data Coinmarketcap, harga Bitcoin masih stabil di kisaran USD 58.000 atau setara Rp 942,81 juta (dengan asumsi nilai tukar Rp 16.242 per dolar AS), meski Powell tidak memberikan sinyal akan menurunkan suku bunga AS.
Pertanyaan Senator Kennedy mencerminkan sentimen luas di kalangan pelaku pasar keuangan yang menginginkan petunjuk tentang langkah The Fed selanjutnya mengenai kebijakan moneter dan suku bunga.
Dengan harga Bitcoin yang mendekati level terendah dalam lima bulan, beberapa investor berharap bahwa potensi penurunan suku bunga pada akhirnya dapat meningkatkan harga mata uang kripto tersebut.
Suku bunga yang lebih rendah dapat melemahkan dolar dan mendukung harga Bitcoin, karena Bitcoin dipandang sebagai sistem moneter alternatif. Kepala Riset Grayscale, Zach Pandl mencatat bahwa komentar Powell dapat membuka kemungkinan perubahan kebijakan moneter.
Dalam pidatonya, Powell menyoroti kemajuan The Fed dalam menurunkan inflasi, namun juga mengakui risiko kebijakan moneter ketat yang terlalu lama.
Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum Anda membeli dan menjual Crypto. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.