Berita

Ini Gagasan Pramono-Rano Terkait Transportasi dan Tata Kelola Sampah di Jakarta

thedesignweb.co.id, Jakarta Calon Gubernur (Kagub) Jakarta Nomor Urut 3 Pramono Anung menegaskan, masyarakat harus mengubah gaya hidup untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara. Oleh karena itu, Pramono berencana melepas 15 rombongan perjalanan MRT dan LRT secara gratis.

“Ini sangat penting,” kata Pramono pada debat Pilpres III di Jakarta.

Menurut pria yang akrab disapa Mas Pram ini, masyarakat mulai mengubah gaya hidup, beralih dari mobil pribadi ke angkutan umum.

Mas Pram berencana menyediakan tempat jalan kaki dan parkir bagi pekerja yang tinggal di Jabodetabek di Jakarta. Jadi dengan perluasan JakLingko, ada rasa aman bagi pekerja yang bekerja di Jakarta. Sehingga masyarakat yang datang dan pergi ke wilayah Jakarta dapat dengan mudah terhubung dengan transportasi umum yang tersedia.

“Saya yakin akan menurunkan emisi, terima kasih,” kata Mas Pram.

Pengelolaan sampah di Jakarta

Sementara itu, Calon Wakil Gubernur (Kawagub) Nomor Urut 3 DKI Rano Karno (Bang Doel) mengatakan, jika pengelolaan sampah sudah baik dan efisien, maka tidak perlu memungut biaya sampah. Namun karena tidak efisiennya pembuangan limbah, maka dikeluarkanlah peraturan pembuangan limbah.

“Pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah. “Jadi permasalahan sampah bisa teratasi 35% jika bisa dipisahkan dari rumah,” kata Bang Doel saat memberikan pidato pada debat ketiga Pilpres Jakarta.

Menurut Bang Doel, bank sampah negara maju, warga kini sudah bisa memilah sampah.

“Misalnya sampah plastik bisa menghasilkan uang. Kemasan plastik akan dititipkan. Harus ada sistem pembuangan sampah dari atas ke bawah,” kata Bang Doel.

Bang Doel bilang, memungut sampah bisa saja dilakukan. Jadi pengelolaan sampah dilakukan dengan cara modern. Sampah tersebut diolah menjadi bahan bakar dan selanjutnya sampah tersebut dapat diubah menjadi energi untuk menghasilkan tenaga listrik.

Bang Doel menegaskan, sampah bisa diubah menjadi produk yang bernilai tambah. Misalnya sampah bisa dijadikan briket dan dijadikan pengganti arang. Oleh karena itu, emisinya rendah dan digunakan untuk kerajinan dan manufaktur.

“Kalau sampah bisa dikelola di rumah, Insya Allah tidak perlu dipungut biaya sampah,” kata Bang Doel.

Bang Doel mengusulkan pembuangan sampah sebagai contoh tata kelola di kawasan pemukiman.

“Kami punya balai pelatihan pengomposan dan bank sampah. Saya punya restoran dan sampah rumah tangga kami pilah. Sampah karton dan plastik dipilah lalu dikirim ke bank sampah,” kata Bang Doel.

Bang Doel mengatakan, apa yang diterapkan di pemukiman tersebut bisa berupa praktik dan pelatihan untuk menciptakan ekosistem sampah.

Ide saya adalah menciptakan ekosistem seperti itu di setiap unit rumah dan menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan, bukan menjadi masalah, kata Bang Doel.

 

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *