Inilah 12 Jenis Tupping, Tarian Khas Lampung yang Sarat Makna
thedesignweb.co.id, Jakarta – Masyarakat Lampung Selatan memiliki kesenian topeng tradisional bernama Tapping. Kesenian yang disajikan dalam bentuk pertunjukan drama tari heroik ini telah menjadi warisan budaya masyarakat setempat.
Menyadap tidak hanya mengedepankan keindahan, namun juga memiliki keterkaitan dengan sesuatu yang sakral. Maka tidak mengherankan jika topping awalnya digunakan dalam persembahan yang berhubungan dengan bangsawan laki-laki.
Sejarah pada umumnya menceritakan kelangsungan hidup pasukan Radin Inten I (1751–1828), Radin Inten II (1828–1834) dan Radin Inten II (1834–1856) dalam melawan Belanda. Tokoh-tokoh inilah yang dikenal sebagai pahlawan kebanggaan masyarakat Lampung.
Dilansir dari Cerita Sejarah Lampung Selatan, milik Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Sejarah dan Purbakala Lampung Selatan. Terdapat 12 jenis sadap dengan julukan dan ciri yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya.
Pertama, Tuping Ikung Gubak (Hidung Silang) bertugas sebagai mata-mata di Gunung Rajabasa yang membawahi seluruh pasukan. Kedua, Tupping Ikhung Cungak (Hidung Terangkat), mempunyai indra penciuman yang sangat tajam, mendeteksi lokasi musuh dan bertugas di Tanjung Tua.
Ketiga, Tupping Luah Takhing (Out Taring), menunjukkan keberaniannya dengan bertugas di Death Mit Matakani (Wilayah Barat) sebagai mata-mata dan pembawa berita. Yang keempat, Tupping Janggung Khawing (Jenggot Panjang Tidak Beraturan), adalah seorang prajurit gagah berani dan menakutkan yang bertugas dari Seragi hingga Way Sekampung.
Tonton video unggulan ini:
Kelima, Tuping Banguk Khabit (Mulut Sompel) berwatak gagap yang bertugas di Gunung Kuki di Selat Sunda. Keenam, Tuping Bekak Banguk (Mulut Lebar) ditugaskan melakukan perjalanan melintasi pegunungan dengan karakter berbicara lantang dan tegas. Ketujuh, Tuping Mata Sipit (Mata Sipit) yang bertugas di Batu Payung sudah memikirkan banyak ide.
Kedelapan, Tuping Banguk Kiket (Mut Mengot) yang bertugas di Gunung Karangan ahli dalam memecahkan kode. Kesembilan, Tuping Pudak Bebai (Wajah Perempuan) bertugas di Tanjung Selaki dengan sosok mirip perempuan. Kesepuluh, Tuping Mata Kedugok (Mata Mengantuk) Anjak Kekhatuan Tugok Matakhani disajikan di Minjak (Timur) yang sifatnya damai.
Yang kesebelas, Tupping Mata Kicong yang bekerja di Tuku Tiga, mempunyai sifat sigap dan pantang tidur. Terakhir, ia berperan sebagai Tupping Ikhung Pisek (Hidung Pesek) yang bekerja di Sumokh Cat.
Saat ini, tupping muncul di pesta pernikahan dan acara hiburan. Untuk melestarikan kesenian ini, pada tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Provinsi Lampung.