Bisnis

Insentif Beli Rumah Diperpanjang, Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,1% pada 2024

thedesignweb.co.id, JAKARTA-ANTING DI Makro dan Kementerian Keuangan yang terkoordinasi, Ferry Irawan optimis bahwa Indonesia dapat menumbuhkan 5,1 persen dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024.

Ferry mengatakan, pemerintah semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam hal pengeluaran anggaran negara, yang akan membuat meroket pada kuartal keempat. Untuk memungkinkan ekonomi nasional tumbuh 5,2-5,3 persen pada kuartal setelah tahun ini. 

“Kami masih memiliki upaya berkelanjutan, APBN masih dua bulan.

Keyakinan yang dibuahi juga disebabkan oleh sejumlah pengecualian yang diberikan oleh pemerintah. Misalnya, 100 persen Pajak Pemerintah (PPN DTP) diterapkan pada bulan September Desember 2024, untuk pembelian rumah.

“Mengapa kami mengubah DTP DTP dari 50 persen pada awal semester II menjadi 100 persen pada bulan September-Desember. Mengharapkan kami membutuhkan motivasi. 

Sebagai catatan, Badan Statistik Sentral (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2024 di bawah 5 persen, yang sekitar 4,95 persen. 

Angka ini mengacu pada ukuran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal ketiga 2024. PDB dengan harga yang valid Rp 5.638,9 triliun dan PDB berdasarkan harga berkelanjutan Rp 3,279,6 triliun.

Sementara itu, dalam pertumbuhan ekonomi triwulanan (QTQ) Indonesia pada kuartal ketiga 2024 tumbuh 1,50 persen. Begitu kumulatif pada bulan Januari-September 2024, ekonomi tumbuh sebesar 5,03 persen.

Sebelumnya, pemerintah akan melanjutkan insentif pajak tambahan pemerintah (PPN) untuk sektor perumahan pada tahun 2025. Kebijakan ini telah diadopsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan untuk memperkuat kisaran sektor perumahan untuk produk domestik bruto (PDB).

Sekretaris Koordinasi Urusan Ekonomi, Susijijiono, telah menunjukkan bahwa sektor perumahan telah menjadi salah satu pemerintah terkemuka untuk meningkatkan PDB nasional.

“Di sektor perumahan ini, PDB kami adalah sektor terbesar.

Dia menjelaskan bahwa Menteri Ekonomi yang terkoordinasi, Airlanga Hartto, merekomendasikan agar insentif ini diperluas. Proposal tersebut diperkenalkan karena pentingnya sektor perumahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Untuk tahun depan, Menteri telah mengusulkan perpanjangan ekonomi. Sektor perumahan sangat penting, serta memenuhi kebutuhan pekerja dan lainnya, komponen ini juga sangat dapat diandalkan dalam PDB,” jelas Susi.

Mendorong pertumbuhan ekonomi 8%

Peningkatan SUSI, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB dianggap signifikan. Oleh karena itu, pemerintah berharap bahwa kebijakan ini dapat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2025.

“Karena sektor ini memiliki kontribusi besar untuk PDB,” katanya.

Reporter: Ayu

Sumber: Merdeka.com

Sebelumnya, Pemerintah memperpanjang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibuat oleh Pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah tangga pada tahun 2025. Tujuannya adalah untuk memperkuat daya beli masyarakat.

“Pertimbangannya adalah melihat bahwa daya beli orang masih relatif rendah.

Namun, Airlangga telah mengkonfirmasi bahwa perpanjangan insentif DTP PPN akan berlanjut dengan Sri Mulyani Indrawati. Artinya, dia tidak dapat menemukan berapa banyak insentif yang akan diperpanjang.

“Sejauh mana Menteri Keuangan masih akan dibahas. Jadi ini masih menunggu untuk dibahas dengan Menteri Keuangan,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *