Global

Intip Cara Baru Antisipasi Lonjakan Permintaan Cokelat

thedesignweb.co.id, Washington, D.C. – Perubahan iklim mengancam hutan hujan tropis tempat tumbuhnya biji kakao yang subur. Namun, para peneliti dan pengusaha sedang mencari cara untuk menanam lebih banyak kakao yang dapat ditanam di luar daerah tropis.

California Calvary, sebuah perusahaan kultur sel tanaman, menanam kakao dari peternakan sel di West Sacramento, California, Amerika Serikat (AS). Mereka berencana mulai menjual produknya pada tahun depan.

Alan Perlstein, CEO Coldade yang berbasis di California, mengatakan bahwa dengan menempatkan sel biji kakao dalam tong berisi air bergula, kakao dapat dengan cepat berkecambah dan matang dalam waktu seminggu. Pemanenan coklat tradisional biasanya memakan waktu enam hingga delapan bulan. Proses ini juga tidak menggunakan banyak air atau energi. Demikian dilansir Voice of America, Senin (2/9/2024).

Menurut National Confectioners Association, pasar coklat sangat besar, dengan penjualan coklat di Amerika Serikat diperkirakan akan melebihi $25 miliar atau sekitar Rp386 triliun pada tahun 2023. Banyak pengusaha memperkirakan permintaan akan tumbuh lebih cepat daripada pasokan kakao.

Banyak perusahaan yang ingin melengkapi penawaran coklat mereka dengan kakao berbasis sel, atau dengan menawarkan pilihan produk panggang dan beraroma dari produk seperti oat atau carob untuk menciptakan rasa coklat pada keripik mereka.

Afrika Barat menghasilkan sebagian besar produksi kakao dunia.

“Semua ini berdampak pada ketidakpastian pasokan sehingga mendorong perusahaan-perusahaan yang memproduksi kakao buatan atau pengganti kakao untuk memikirkan cara menggantikan zat yang kita kenal sebagai rasa coklat,” kata Direktur Jenderal Institut Seni Rupa ini. Kakao dan coklat. Dan Carla D. Martin mempelajari orang Afrika dan Afrika Amerika di Universitas Harvard.

Planet A Foods, sebuah perusahaan Jerman, telah bereksperimen dengan bahan-bahan mulai dari buah zaitun hingga rumput laut untuk menggabungkan oat dan biji bunga matahari untuk menghasilkan coklat terbaik. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara perusahaan Jessica Karsh. Mereka menyebutnya “ChoViva”.

“Tujuannya bukan untuk menggantikan 80 persen coklat hitam berkualitas tinggi, namun untuk membawa jenis produk yang berbeda ke pasar yang lebih luas,” kata Karsh.

Beberapa perusahaan mencoba menciptakan bahan-bahan dan alternatif kakao, sementara yang lain mencoba meningkatkan pasokan kakao di tempat-tempat di mana kakao tumbuh secara alami.

Mars, pembuat M&M dan Snickers, memiliki laboratorium penelitian di UC Davis yang bertujuan untuk membuat tanaman kakao lebih tahan, kata Joanna Ho, direktur ilmu kakao di perusahaan tersebut.

Fasilitas tersebut berisi berbagai pohon kakao hidup, sehingga para ilmuwan dapat mempelajari apa yang melindungi pohon kakao dari penyakit. Upaya ini bertujuan untuk membantu petani di negara produsen dan menjamin pasokan biji kakao yang stabil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *