Saham

IPO Melambat selama 3 Kuartal, Bagaimana Potensi ke Depan?

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pasar IPO Indonesia melambat pada 3 kuartal pertama tahun 2024, dengan 34 IPO berhasil mengumpulkan total $300 juta. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika 66 IPO didaftarkan dengan nilai $3,3 miliar.

Mitra strategi dan transaksi EY Indonesia Ruben Tertawija menjelaskan pendapatan IPO Indonesia pada kuartal III 2024 juga lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia ($1,4 miliar) dan Thailand ($0,6 miliar).

Rubin mengatakan dalam siaran persnya, Selasa (15/10/2024): “Perlambatan ini terutama disebabkan oleh antisipasi investor terhadap pemilihan umum awal tahun ini dan pembentukan pemerintahan baru pada Oktober 2024.” .

Rubin menambahkan, hal ini mempengaruhi keputusan IPO karena investor menjadi lebih berhati-hati, banyak yang lebih memilih menunggu dan melihat kebijakan pemerintah di masa depan sebelum mengambil keputusan investasi. Momentum IPO EBT Inc

Rubin mengatakan energi terbarukan mungkin menjadi salah satu sektor yang harus diperhatikan di masa depan, mengingat meningkatnya minat pasar terhadap sektor ini, dan telah terjadi beberapa kali IPO dalam lima tahun terakhir.

Termasuk suksesnya daftar saham perdana PT Kencana Energi Lestari Tbk, PT Arkora Hydro Tbk, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, dan PT Barito Renewables Energy Tbk, jelasnya.

Dia mengatakan meskipun jumlah IPO energi terbarukan mungkin tidak terlalu mengesankan, harga saham perusahaan-perusahaan ini telah meningkat setidaknya 30 persen sejak penawaran umum perdana mereka pada tanggal 30 September 2024, yang mencerminkan minat investor yang kuat

“Mengingat komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan kebijakan pemerintah baru yang diharapkan menguntungkan industri energi terbarukan, diharapkan akan lebih banyak perusahaan energi terbarukan yang melakukan IPO pada tahun ini,” tutup Rubin.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki sejumlah perusahaan yang ikut serta dalam penawaran umum perdana (IPO).

Pada 11 Oktober 2024. Saham 36 perusahaan tercatat di bursa. Dana yang dihimpun dari IPO sebesar Rp 5,42 triliun.

Direktur Evaluasi Perusahaan BEI I Gede Nöman Yetna mengatakan saat ini ada 27 perusahaan yang siap diluncurkan di bursa. Perusahaan menengah masih mendominasi dari segi aset. Sedangkan secara lintas sektor, sebagian besar berasal dari sektor konsumen non-siklus.

“Sejauh ini, ada 27 perusahaan yang masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Newman seperti dikutip wartawan, Sabtu (12/10/2024).

Merujuk POJK No. 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan yang memiliki aset melebihi 250 miliar rupiah. Kemudian 12 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Dua perusahaan sisanya berukuran lebih kecil dengan aset di bawah $50 miliar.

Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan di sektor barang kebutuhan pokok

• 3 perusahaan di sektor konsumen siklis

• 3 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

• 5 perusahaan sektor energi

• Dua perusahaan sektor keuangan

• 2 perusahaan di bidang kesehatan

• 3 perusahaan sektor industri

• 2 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 3 perusahaan dari sektor real estate

• 0 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *