Israel Klaim Tangkap Agen Rahasia Senior Hizbullah di Lebanon
Liputan6.com, Batroun – Tentara Lebanon membenarkan adanya penculikan seorang warga Lebanon. Namun, mereka tidak mengklaim adanya hubungan dengan Hizbullah.
Di sisi lain, panglima militer Israel, Sabtu (11/2), mengatakan angkatan laut negaranya berhasil mengungkap rahasia Hizbullah di Lebanon utara karena konflik antara kelompok yang didukung Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Data tersebut berasal dari laporan VOA Indonesia, Minggu (11/3/2024).
Sebelumnya pada Sabtu (2/11), pihak berwenang Lebanon mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah Israel berada di balik penangkapan seorang kapten laut Lebanon yang dibawa oleh sekelompok pria bersenjata yang mendarat di pantai dekat kota Batroun di utara pada hari Jumat. (1/11).
“Agen rahasia itu dipindahkan ke wilayah Israel dan saat ini sedang diselidiki,” kata seorang pejabat militer Israel, tanpa menyebutkan nama orang yang ditangkap.
Operasi tersebut menandai pertama kalinya Israel mengumumkan bahwa mereka mengirim pasukan jauh ke Lebanon utara sejak konflik antara kedua belah pihak pada akhir September untuk menangkap seorang komandan aktif Hizbullah.
Tentara Israel sejak itu melancarkan serangan di Lebanon selatan dan meningkatkan serangan udara di seluruh negeri, termasuk di selatan Beirut dan timur Lembah Bekaa. Banyak pejabat tinggi Hizbullah yang tewas dalam serangan itu.
Hizbullah mengeluarkan pernyataan yang menggambarkan insiden tersebut sebagai “kekejaman Zionis di wilayah Batroun.” Pernyataan tersebut tidak memberikan informasi atau konfirmasi apakah anggota Hizbullah ditangkap oleh Israel.
Dua pejabat militer Lebanon mengonfirmasi kepada The Associated Press (AP) bahwa angkatan laut mendarat di Batroun, sekitar 30 kilometer utara Beirut, dan menculik seorang warga negara Lebanon. Identitas pria tersebut belum diungkapkan atau diyakini terkait dengan kelompok Hizbullah Lebanon. Mereka juga tidak mengonfirmasi apakah mereka menyerang pasukan Israel.
Tiga pejabat kehakiman Lebanon mengatakan kepada AP bahwa operasi tersebut dilakukan pada Jumat dini hari, dan menambahkan bahwa kapten tersebut mungkin memiliki hubungan dengan Hizbullah. Para pejabat mengatakan penyelidikan sedang menyelidiki apakah pria tersebut berafiliasi dengan Hizbullah atau apakah dia bekerja untuk agen mata-mata Israel.
Baik pejabat militer maupun penegak hukum berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk mengungkapkan rincian insiden atau penyelidikan yang sedang berlangsung.
Tak lama setelah Israel mengumumkan operasi tersebut, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meminta Menteri Luar Negeri Lebanon untuk menyampaikan keberatan Israel kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Di masa lalu, Israel telah melakukan operasi komando di Lebanon untuk menangkap atau membunuh pejabat Hizbullah dan Palestina.
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, Ali Hamie, mengatakan kepada TV Al-Jadeed bahwa pria tersebut adalah kapten kapal penumpang. Ia lulus pada tahun 2022 dan bergabung dengan Institut Sains dan Teknologi Kelautan Batroun pada akhir September untuk mengambil beberapa kursus. Hamie mengatakan pria itu tinggal di dekat sekolah.
Komentar Hami muncul tak lama setelah dua jurnalis Lebanon mengunggah video di media sosial yang menunjukkan sekitar 20 pria menikam seorang pria di luar rumahnya di bagian wajah dan baju.
Kandice Ardiel, juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikerahkan di Lebanon selatan, membantah tuduhan yang dibuat oleh beberapa jurnalis lokal bahwa pasukan penjaga perdamaian membantu pasukan yang mendarat di proyek tersebut. Misi PBB, yang dikenal sebagai UNIFIL, menggunakan pasukan angkatan laut untuk berpatroli di pantai.
“Disinformasi dan rumor palsu tidak relevan dan membahayakan pasukan penjaga perdamaian,” kata Ardiel.
Hizbullah mulai menembakkan helikopter, drone, dan proyektil dari Lebanon ke arah Israel untuk menunjukkan solidaritas dengan Hamas segera setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang berujung pada Perang Gaza.
Pertempuran perbatasan selama setahun berubah menjadi perang skala penuh pada tanggal 1 Oktober, ketika pasukan Israel melancarkan serangan ke Lebanon selatan untuk pertama kalinya sejak tahun 2006. Baik Hizbullah dan Hamas telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat. [kaki/ah]