WEB NEWS Israel-Lebanon Memanas, Penerbangan Internasional ke Beirut Ditunda
thedesignweb.co.id, Maskapai Batavia International menghentikan sementara penerbangan ke Lebanon, menyusul serangan Israel yang menewaskan sekitar 560 orang di negara tersebut.
Dikutip The Guardian, Rabu (25/9/2024) maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab, Emirates mengumumkan penghentian sementara penerbangan ke Beirut, Lebanon pada Selasa (25/9) dan Rabu (26/9).
Maskapai penerbangan Flydubai juga mengambil tindakan serupa untuk penerbangan ke Beirut pada hari Selasa dan Rabu.
“Keselamatan kru dan pelanggan kami adalah yang terpenting dan tidak akan menjadi risiko,” kata Emirates dalam pernyataannya mengenai penangguhan penerbangan Beirut.
Qatar Airlines, yang mengoperasikan dua penerbangan ke ibu kota Lebanon, juga mengoperasikan layanan udara selama dua hari.
“Karena situasi yang sedang berlangsung di Lebanon, penerbangan Qatar Airways ditangguhkan sementara dari Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri hingga 25 September,” kata Qatar Airlines.
Seperti diketahui, tentara Israel menyerang milisi Hizbullah Lebanon pada Senin (23 September), yang merupakan serangan paling serius di wilayah Lebanon dalam beberapa dekade terakhir.
Pada hari Selasa, Air France juga memperpanjang penangguhan penerbangan ke Beirut hingga 1 Oktober. Seorang juru bicara mengatakan penangguhan itu karena risiko keamanan.
Sementara itu, penerbangan ke dan dari Israel, kota Tel Aviv, yang ditangguhkan oleh Air France, akan beroperasi minggu depan setelah kembali beroperasi normal pada akhir pekan, tambah juru bicara itu.
Lufthansa Jerman menangguhkan penerbangan ke Beirut hingga 26 Oktober dan pada hari Selasa memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv dan ibu kota Iran, Teheran, hingga 14 Oktober di tengah ketegangan.
Dia mengatakan dia akan “memantau dengan cermat situasinya dan meninjaunya dalam beberapa hari ke depan.”
Egyptian Airlines juga menangguhkan semua penerbangan ke Beirut hingga situasi di Lebanon stabil.
Komisi Pengaturan Penerbangan Sipil Yordania mengatakan pada hari Senin bahwa penerbangan Royal Jordanian Airlines ke Beirut ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Sebelumnya, Indonesia mengecam keras serangan Israel ke Lebanon yang mengakibatkan hilangnya ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 anak-anak. Hal tersebut ditegaskan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi, di sela-sela sidang ketujuh Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).
“Serangan ini semakin memperburuk situasi di Timur Tengah yang masih menghadapi krisis kemanusiaan akibat serangan Israel di Gaza. Kekerasan dan agresi ini tidak boleh menjadi ‘normal baru’,” ujar Menlu Retno melalui tulisan. dikutip Rabu (25/9/2024).
Selain itu, Menlu Retno mengatakan Dewan Keamanan (DK) dan dunia internasional harus mengambil langkah nyata untuk mendorong deeskalasi dan mencegah kekerasan berkelanjutan.
“Indonesia juga mendorong penghormatan terhadap keamanan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon. Indonesia saat ini memiliki 1.232 personel UNIFIL,” kata Menlu Retno.
Pemerintah Indonesia melalui KBRI Beirut juga memantau situasi warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon, kata Menlu Retno, dan telah menyiapkan bantuan untuk mencegah terjadinya keadaan darurat.
“Fitnah terhadap rakyat Palestina adalah akar penyebab konflik dan perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah terjamin tanpa keadilan Palestina,” kata Menlu Retno.
Mengutip kantor berita AP, Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan sedikitnya 564 orang tewas dalam serangan Israel setelah Senin (23/9), termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita. Lebih dari 1.800 orang lainnya terluka.
Lebanon pada pekan lalu juga diguncang ledakan pager dan walkie-talkie yang terjadi pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9), yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang. Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menyalahkan Israel atas tragedi tersebut, sementara Israel tidak menyangkal atau membenarkan bahwa merekalah yang melakukan serangan tersebut.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha melalui pesan tertulis pada Selasa (24/9) mengatakan: “Sejak Agustus 2024, WNI KBRI Beirut ditingkatkan statusnya menjadi waspada 1 untuk seluruh Lebanon “Sebelumnya ditetapkan 1 oleh KBRI wilayah Lebanon Selatan mulai Oktober 2023.”
Jumlah WNI di Lebanon kini berjumlah 159 orang.
Sejak pendirian pertama, Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut memfasilitasi evakuasi 25 WNI asal Lebanon, pelajar, dan WNI yang sudah menikah yang tinggal di sana,” kata Judha.
“Kementerian Luar Negeri dan KBRI kembali menghimbau kepada WNI untuk meningkatkan kewaspadaan, menjauhi tempat telanjang dan membatasi perjalanan yang tidak penting. Bagi WNI untuk menunda perjalanan ke Lebanon, Iran, Israel dan Palestina selama perjalanan tersebut aman.”