Jalan Aris Munandar, Petani yang Tak Kenal Lelah Dukung Prabowo-Gibran
thedesignweb.co.id, Magelang – Namanya Aris Munandar. Bukan politisi, bukan pula tokoh. Ia adalah seorang petani yang bekerja hanya di sawah. Namun, di sela-sela kesibukannya bertani, Aris kesulitan berkomunikasi dengan seniman, tokoh budaya, dan praktisi spiritual. Dari koordinat tersebut, Aris memulai produksi film layar lebar. Judulnya adalah “Raka”. Ia berkolaborasi dengan sejumlah tokoh seni dan budaya.
“Film ini saya persembahkan sebagai penghormatan kepada Mas Gibran. Tapi jangan salah, Para Raka artinya Raka di atas rata-rata, bukan Raka yang banyak. Setidaknya begitulah yang dikatakan tokoh budaya Jawa Hanno Hartono,” kata Aris.
Filmnya sendiri dibuat sebelum nama Gibran muncul sebagai calon wakil presiden. Dalam kunjungan tersebut, Aris dan istri membagikan kaos “Balane Mase” edisi pertama dan terbatas. Kaos ini menjadi penanda bagi para relawan yang akhirnya tumbuh dan menjadi pengikut Gibran. Nama Aris Munandar memang tak begitu dikenal di balik hiruk pikuk Pilpres 2024. Namun, di kalangan relawan dan masyarakat mainstream, ia merupakan tokoh sentral dalam jalur budaya dan spiritual. Ialah orang pertama yang membawa nama Gibran Rakabuming Raka ke kancah politik nasional.
“Awalnya saat saya melakukan pelatihan eco-enzyme bersama istri saya Sri Sumirat, saya membawa beberapa kaos Balane Mase pada akhir Juni 2023. Kaos ini saya dapatkan dari Mas Kuat Ermawan Solo,” kata Aris.
Nampaknya langkah kecil Aris sudah membesar seperti bola salju. Teruslah berkembang. Setelah itu perbincangan nasional pun mulai membicarakan Gibran. Saya tidak menyangka persahabatan spiritual Banyumas dengan Silakap Bala Pendem pada akhirnya akan melahirkan relawan Prabowo Gibran yang kemudian mengambil identitas berbeda, kata Aris.
Selama di Chilakap, Aris bertemu dengan Kiai Santri Undrik. Dia adalah sosok yang mengesankan. Menurut Aris, Santri Undrik merupakan nenek moyang anak bonokelling Chilakapta. Saat ini, nama Gibran tak sekuat calon wakil presiden yang diusung Prabowo Subianto. Pertemuan itu untuk menambah jaringan saya. Akhirnya Bonokeling pun diterima masyarakat setempat. Ke depan jaringan ini akan menjadi basis pendukung yang sangat kuat bagi Gibran, kata Aris.
Saat ditemui thedesignweb.co.id di rumahnya di Mertoudan, Magelang, Aris Munandar baru saja istirahat usai bermalas-malasan di sawah. Saat ditanya apakah motivasinya saat itu menekuni posisi tersebut? Aris menggelengkan kepalanya. “Yang saya lakukan adalah mengasosiasikan nama Gibran dengan Raka, atau pemimpin dalam struktur sosial Jawa kuno,” ujarnya.
Gibran kemudian diumumkan sebagai calon wakil presiden bersama Prabowo Subianto. Lalu akhirnya film “Para Raka” ditayangkan sebagai hiburan di desa-desa. Lebih dari sekedar hiburan, Aris melihatnya sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang adat istiadat Jawa kuno, termasuk pemberian nama. “Saya angkat sebagai sarana pendidikan, karena itu sumber utama kebodohan dan kejahatan,” kata Aris.
Film ini pasti mendapat tempat di hati masyarakat. Kisah kuat berbasis budaya Jawa membangkitkan rasa bangga terhadap identitas lokal. Saat itu Gibran mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Aris Munandar tetap tidak berdasar. Sebagai seorang petani, ia akhirnya bergabung dengan gerakan “Petani Merdeka” yang dipimpin oleh Don Muzakir. Badan ini bertujuan untuk mengangkat isu-isu yang dekat dengan petani, seperti penghapusan Kartu Tani, distribusi pupuk secara langsung, peningkatan subsidi pupuk hingga 9,8 juta ton per tahun.
“Jiwa Protestan saya berkelahi setiap kali saya berada di lapangan. Itu sebabnya “Hapus kartu petani! Pupuk langsung ke petani! Tani Merdeka Sejahtera!” menjadi profesi wajib, kata Aris sambil tertawa. Ia pun bercerita tentang dunianya semasa kuliah.
Gerakan tani bebas rupanya juga menjadi mesin pemenangan Prabowo-Gibran yang berhasil mengantarkan Prabowo menjadi presiden.
Aris kembali beraktivitas saat Pilkada Jawa Tengah berlangsung. Pekatik’e Mas Dar memasuki masyarakat adat dengan membawa bendera sukarela. Tadinya basis PDIP kuat. Langkah Aris mengubah dinamika politik di wilayah yang dimasukinya. Ternyata sosok yang kita dukung bukan gubernur, tapi wakil menteri pertanian. Dukungan akhirnya tertuju kepada Ahmad Lutfi dan Taj Yasin. Semoga beruntung lagi, katanya.
Apa sebenarnya yang dicari atau dicari Aris Munandar? Saya ingatkan teman-teman yang saat ini menjabat, jangan pernah bergantung pada kesuksesan, tapi pada tindakan, kata Aris.
Kini Aris Munandar kembali ke sawah. Diakuinya, pendidikan dan pelatihan selama kuliah merupakan hal yang mengubah pemikiran dan cara pandangnya. “Bapak presiden, wakil presiden, selamat menikmati. Pun yang gubernur. Saya kembali ke sawah dan terus menjadi relawan untuk memastikan janji kampanye dipenuhi,” kata Aris Munandar.