Berita

Jalankan Perpres 43/2022, Menpora dan 18 Lembaga Bentuk Collab Rangers

thedesignweb.co.id, Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo angkat bicara soal implementasi Perpres 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Kebijakan Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan. Menurut dia, implementasi Perpres tersebut bisa dilakukan pada isu pengurangan risiko bencana (PRB).

Menpora Dito turut serta dalam pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Forum Kerja Sama Pemuda Pengurangan Risiko Bencana, di Buperta Cibubur, Sabtu (4/10/2024). Kegiatan ini merupakan kerjasama Kemenpora dengan instansi dan perusahaan terkait, perguruan tinggi serta komunitas pemuda.

Selain Kemenpora, informasi konferensi ini disediakan oleh 11 kementerian/lembaga, seperti; 1) Kementerian Sosial, 2) Kementerian Dalam Negeri, 3) Kementerian Desa, Pembangunan dan Migrasi, 4) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 5) Kementerian Pertahanan, 6) Kementerian Kesehatan, 7) Kementerian Nasional. Badan Penanggulangan Bencana, 8) Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional, 9) Badan Informasi Geospasial, 10) Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan 11) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Serta 6 organisasi lainnya seperti Universitas Negeri Jakarta, 2) Mabes Gerakan Pramuka Nasional, 3) Palang Merah Indonesia, 4) Lembaga Penyiaran Televisi Umum Republik Indonesia, 5) Lembaga Penyiaran Publik Republik Indonesia dan 6) Ketahanan Indonesia.

Konferensi ini akan berlangsung pada tanggal 2 hingga 5 Oktober 2024, bersamaan dengan Youth Month yang berakhir pada tanggal 28 Oktober 2024, Youth Engagement Day. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional yang menjadikannya penting pada tanggal 13 Oktober. Salah satu komitmen dalam konferensi ini adalah menggarap Collab Rangers, sebuah program kolaborasi antar prajurit atau anggota untuk mengurangi risiko bencana.

“Forum Kerja Sama Pemuda Pengurangan Risiko Bencana mengajak kita semua, pemuda Indonesia, untuk bersatu, berbagi kekuatan dan menghadapi tantangan besar berupa bencana alam. “Seperti pahlawan dari film berbeda yang berkumpul untuk melawan monster atau desa,” kata Dito.

Konferensi ini akan menjadi acara tahunan yang mempertemukan generasi muda dan korban bencana dari seluruh Indonesia. Mereka dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai pengurangan risiko bencana di masyarakat. Di luar itu, forum ini juga memberikan apresiasi kepada para penggiat kebencanaan lainnya.

Selain itu, konferensi ini juga ditengah isu megathrust yang besar, dimana gempa besar diperkirakan akan terjadi di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, kata Dito.

Konferensi ini penting karena mempertemukan pemuda dan korban bencana. Mereka bertukar pikiran untuk menciptakan masyarakat yang tahan terhadap bencana.

“Konferensi ini merupakan wadah berkumpulnya pemikiran dan partisipasi generasi muda Indonesia dalam mewujudkan masyarakat tangguh bencana” Kami berharap acara ini dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat khususnya generasi muda dalam menghadapi bencana, serta menjadi inspirasi bagi kita semua,” ujarnya.

Menurut Menpora, konferensi kolaboratif ini merupakan implementasi nyata dari Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan. Dalam konferensi ini, kami menciptakan kolaborasi antar perusahaan dan institusi melalui konsep pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, swasta, media, organisasi dan komunitas.

“Kedepannya kami berharap pembaharuan tema-tema kegiatan yang dapat dilakukan secara bersama-sama di semua sektor. Program pemberdayaan dan pengembangan pemuda dapat dimulai oleh suatu kementerian atau perusahaan, kemudian diikuti oleh lembaga/perusahaan lain yang juga mendukung keberhasilan program tersebut. , ”katanya.

Menpora juga berharap pengumuman pada konferensi ini akan mengikuti program kecocokan antara perusahaan dan lembaga.

“Pelaksanaan deklarasi ini dapat dijelaskan lebih lanjut dengan perjanjian kerja sama tertentu, untuk menjaga stabilitas kegiatan untuk suatu jangka waktu, misalnya lima tahun.” Misalnya melalui jalur khusus yang dikelola Kemenpora,” ujarnya.

Kemenpora akan menciptakan sinergi tidak hanya dalam konteks pengurangan risiko bencana (PRB), namun juga koordinasi lintas sektoral dalam pembangunan pemuda.

“Kami ingin memastikan seluruh program pemerintah di pusat, khususnya provinsi, memperhatikan pemuda dan perempuan sebagai bagian penting dalam implementasinya,” ujarnya.

Menpora Dito juga menyampaikan terima kasih kepada lembaga-lembaga yang mendukung acara konferensi tersebut. Dito berharap kegiatan tersebut dapat mendukung rencana Indonesia Emas 2045.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh organisasi yang telah mendukung dan berupaya mengembangkan generasi muda sebagai agen pemulihan bencana dan teladan pengurangan risiko bencana, sehingga mampu mengenal ‘Indonesia Emas 2045,’ ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *