Saham

Jasa Marga Umumkan Transaksi Jumbo Rp 15,33 Triliun, Ini Rinciannya

thedesignweb.co.id, Jakarta PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengumumkan transaksi jumbo senilai 15,33 triliun. Transaksi tersebut terkait dengan aktivitas korporasi dana tersebut di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), perusahaan yang dikendalikan langsung oleh perseroan.

Pada tanggal 27 September 2024 telah ditandatangani kontrak pengalihan kepemilikan saham JTT milik perseroan sebanyak 6.200.042 lembar saham atau setara dengan 30,18 persen dari seluruh saham JTT kepada PT Margautama Nusantara ( MUN ), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Sevides (MPTIS), dan Warrington Investment Pte., Ltd (WIPL). Selain itu, penerbitan saham baru oleh JTT sebanyak 1.208.585.244 lembar saham kepada MPTIS. Porsi saham perusahaan JTT berkurang 3,82 persen.

Total nilai transaksi sebesar Rp15,33 triliun, termasuk harga pembelian sebagian saham JTT perseroan sebesar Rp12,83 triliun, dan nilai penerbitan saham baru JTT sebesar Rp2,5 triliun, kata Jasa Marga. Sekretaris Perusahaan Tbk, Nixon Sitorus dalam Keterangan Informasi Bursa, Rabu (16/10/2024).

Sebagai agen pemerintah, Perseroan berharap dapat terus berkembang dengan mengembangkan proyek-proyek jalan tol baru. Namun mengingat posisi Perseroan yang sangat kuat, maka perlu dipersiapkan strategi keuangan untuk melaksanakan proyek baru yang sedang berjalan.

Saat ini, pada tahun-tahun mendatang, Perseroan akan terus membangun 5 ruas jalan tol baru yang izinnya telah diperoleh Perseroan (ruas pengajuan) dan sekitar 2 ruas sedang dalam tahap penyelidikan (mungkin sebagian). Kebutuhan pendanaan yang besar ini akan sangat membebani rasio keuangan Perseroan (terutama rasio utang) di masa depan, terutama pada saat ruas jalan baru sedang dalam tahap pembangunan.

“Untuk menjaga rasio keuangan pada tingkat optimal, Perseroan bermaksud menjaga ekuitas di JTT dengan mencari investor strategis,” kata Nixon.

JTT didirikan sebagai platform holding kecil untuk divisi Transjawa, dimana Perseroan telah mengakuisisi empat saham pengendali dan 9 (kuasi) kepemilikan saham di divisi Transjawa kepada JTT. JTT yang beroperasi di wilayah Transjawa sangat menarik untuk diinvestasikan antara lain karena lokasinya yang strategis, pangsa pasarnya yang besar, aset jalan tol yang dikelola sepenuhnya, harga yang terus meningkat, waktu yang tersisa, dan Perusahaan terus beroperasi sebagai Industri. Pak untuk jalan tol di Indonesia.

 

Transaksi keuangan dilakukan dalam tiga tahap yang ditandai dengan penerimaan penawaran tanpa syarat, dilanjutkan dengan evaluasi penawaran dan pemilihan daftar pendek calon investor, persetujuan pelepasan obligasi, yang akan terungkap setelah kelanjutan. proses uji tuntas. meninjau lamaran dan memilih kandidat terbaik, serta menandatangani dokumen transaksi, yang akan dilakukan setelah proses negosiasi dan memenuhi persyaratan.

Sesuai dengan ketentuan transaksi, transaksi ekuitas telah selesai pada tanggal 27 September 2024 dengan penandatanganan dokumen transaksi. Transaksi ekuitas tersebut merupakan divestasi kepemilikan saham sebesar 34,00% saham di tingkat JTT melalui penggabungan penjualan saham lama Perseroan sebesar 30,18% dari total kepemilikan dan penerbitan saham baru oleh JTT menjadi Rp. 2,5 triliun akan mengurangi kepemilikan Perseroan sebesar 3,82% sehingga kepemilikan Perseroan di JTT yang sebelumnya 99,00% menjadi 65,00%.

Dana yang diterima Perseroan dari penjualan saham lama sebesar Rp 12,82 triliun akan digunakan untuk mengurangi porsi utang pada tingkat pokok (discharge) yang akan menjaga gearing ratio Perseroan dan membuka ruang tambahan pinjaman. di masa depan akan digunakan untuk membuat unit baru yang direncanakan.

 

Saat ini, dana yang diterima JTT dari penerbitan saham baru sebesar Rp 2,5 triliun terkait dengan pengembalian Dana Investasi Terbatas Ekuitas Infrastruktur Transjawa Mandiri (RDPT MIET) dan Kontrak Investasi Dana Infrastruktur Konsolidasi (KIK – Dinfra).

Penjualan RDPT-MIET dilakukan pada tahun 2023 dengan nilai Rp1,8 triliun dan penjualan KIK DINFRA akan selesai pada tahun 2024 dengan nilai total Rp0,7 triliun melalui dana jembatan. Oleh karena itu, JTT membutuhkan dana Rp2,5 triliun dari dana tersebut untuk menggantikan porsi utang yang digunakan untuk membayar pembelian unit penyertaan saham RDPT-MIET dan KIK-DINFRA.

Penerbitan saham baru JTT akan dibayar penuh dalam penyelesaiannya. Saat ini pembayaran penjualan sebagian saham JTT perseroan akan dilakukan dalam 2 kali angsuran dan sesuai ketentuan PPJB.

Setelah transaksi ini, struktur permodalan perseroan akan diperkuat. Hal ini terlihat pada rasio solvabilitas yang membaik dan meningkatkan kapasitas keuangan untuk mempersiapkan rencana pembukaan kantor baru.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *