Jumlah FK di Indonesia Bertambah, AIPKI: Kualitas Dokter yang Lulus jadi Tantangan
thedesignweb.co.id, Jakarta Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Bud Santoso mengatakan saat ini terdapat 117 Fakultas Kedokteran (FK). Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan tahun 2022 yang hanya berjumlah 92 orang. Dalam konteks ini, Buddy menilai penting untuk fokus pada kualitas lulusan dokter.
“Apa yang kita tanyakan?” Dengan demikian, kualitas yang dihasilkan pabrik kesehatan baru harus sama dengan pabrik kesehatan sebelumnya. “Ini yang jadi pertanyaan,” kata Bodi dalam sambutannya saat membuka Pertemuan Ilmiah PDUI dan Makarnas ke-14 di Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Fakultas kedokteran yang baru didirikan harus mampu menghasilkan lulusan yang kualitasnya sama dengan fakultas kedokteran yang sudah lama berdiri. Sehingga lulusan dokter yang dihasilkan merupakan standar kualifikasi minimal yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat Indonesia.
Bodi mengatakan, hal ini dikarenakan banyak mahasiswa kedokteran yang tidak lolos dalam Tes Profesi Mahasiswa Kedokteran (UKMPPD). Alhasil, Anda harus mengulanginya beberapa kali.
Perlu diketahui, pada bulan Februari 2024 ini, terdapat kurang lebih 1.300 mahasiswa yang belum lulus ujian teori UKMPPD dari total peserta yang berjumlah 4.200 orang.
“Jumlah peserta ulang (mahasiswa yang mengikuti ujian) terbanyak saat ini sebanyak 34 kali. Kalau dalam satu tahun ada empat UKMPPD, maka butuh waktu 8,5 tahun agar dia tidak lulus ujian. situasi kami dari beberapa adik, beberapa mahasiswa kedokteran kami yang sudah 34 kali tidak lulus UKMPPD,” kata Budi, dilansir Antara.
Budi juga mengingatkan, pada tahun 2023 akan terjadi kasus korupsi di UKMPPD di banyak daerah. Dia mengatakan, laporan kasus tersebut telah diberikan ke Bareskrim Polri untuk ditindaklanjuti melalui jalur hukum.
“Bagaimana bisa dipertanggungjawabkan kualifikasi dokter-dokter ini, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk melindungi masyarakat, jika yang bersangkutan adalah lulusan yang menggunakan joki.” Tugas kita adalah meluluskan adik-adik kita, mahasiswa kedokteran kita dengan terhormat dan bermartabat. “Ini tugas yang tentu tidak mudah,” ujarnya.
Tidak berhenti sampai disitu, Buddy juga mengingatkan pentingnya proses seleksi yang benar-benar jujur dalam penerimaan mahasiswa kedokteran, dengan mengutamakan mahasiswa yang memiliki kemampuan akademis yang nyata.
Calon mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di fakultas kedokteran hendaknya juga didasari oleh panggilan hati nuraninya, bukan karena paksaan orang tua.
“Jadi, proses penerimaan ini sangat penting. Kalau proses penerimaannya bagus, proses penerimaannya benar, maka proses pendidikan akan meningkat dengan baik, pembaca akan mudah belajar, lulusannya akan lurus. “Saya yakin UKMPPD-nya akan. Ini juga akan berjalan dengan baik,” kata Budi.