Jumlah Investor Terus Naik, Ini Alasan Kripto Jadi Aset Investasi Pilihan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Jumlah investor kripto di Indonesia terus meningkat, data Badan Pengawasan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan jumlah investor kripto mencapai 20,16 juta investor pada April lalu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia semakin tertarik dengan aset kripto.
Lalu apa saja faktor yang menjadikan aset kripto menjadi pilihan masyarakat untuk berinvestasi? Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa kripto menjadi aset pilihan masyarakat Indonesia saat ini.
Iqbal mengatakan, inflasi yang tinggi membuat masyarakat mencari aset investasi yang tingkat pengembaliannya bisa lebih tinggi dari tingkat inflasi. Hal inilah yang bisa ditawarkan oleh aset kripto, khususnya Bitcoin.
“Sekarang kita berhadapan dengan inflasi yang berujung pada kenaikan harga, kenaikan barang, kenaikan diskon. Jadi sebagai swasta kita memerlukan input-input yang memberikan return yang baik, yang kita harapkan bisa melebihi inflasi,” kata Iqbal di sela-sela acara. Acara Tokocrypto Media Dinner pada Kamis (13/6/2024).
Iqbal menambahkan, dalam 10 tahun terakhir mulai 2013 hingga 2023, harga Bitcoin bisa menghasilkan hampir 300 kali lipat dalam jangka panjang. Meski berisiko tinggi, pergerakan harga Bitcoin cenderung naik dalam jangka panjang.
“Jangka panjang bertepatan dengan semakin meningkatnya adopsi Bitcoin dan layanannya menjadi lebih banyak. Makanya Bitcoin menjadi pilihan bagi anak muda karena jangka panjangnya bagus,” pungkas Iqbal.
Selain itu, iklim investasi kripto mendapat angin segar dari berbagai faktor lainnya. Adopsi institusional terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya terus meningkat, dengan beberapa perusahaan besar mulai mempertimbangkan kripto sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Hal ini mencerminkan semakin besarnya keyakinan terhadap potensi aset digital dalam jangka panjang.
Penafian: Keputusan investasi apa pun terserah pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian dari keputusan investasi.
Harga Bitcoin dan mata uang kripto terkemuka lainnya terlihat bergerak beragam pada Kamis (13/06/2024). Sebagian besar harga kripto terkemuka terpantau kembali ke zona hijau.
Berdasarkan data Coinmarketcap, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat. Bitcoin naik 1,38% dalam 24 jam, tetapi masih turun 4,08% untuk minggu ini.
Saat ini harga Bitcoin adalah $68.280 atau setara Rp1,10 miliar (asumsi nilai tukar Rp16.236 per dolar AS). Ethereum (ETH) juga menguat. ETH naik 1,84 persen di hari terakhir, namun masih terkoreksi 7,40 persen dalam sepekan. Dengan itu, kini ETH berada di level 57,84 juta rupiah per koin.
Kripto berikutnya, Binance Coin (BNB) kembali mendapatkan kekuatan. Dalam 24 jam terakhir, BNB naik 2,27 persen, namun masih turun 11,11 persen dalam sepekan. Hal ini membuat BNB bernilai Rp 10,04 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali ke area hijau. ADA telah menguat 3,85 persen dalam 24 jam terakhir, namun masih turun 5,14 persen dalam sepekan. Dengan itu, ADA berada di level Rp 7.109 per koin.
Sedangkan Solna (SOL) kembali kuat. SOL naik 3,77 persen pada hari ini, namun masih lesu di 10,65 persen pada minggu ini. Saat ini harga SOL adalah Rp 2,51 juta per koin.
XRP terpantau masih berada di zona hijau. XRP naik 2,20% dalam 24 jam, tetapi masih turun 6,66% untuk minggu ini. Dengan begitu, harga XRP kini berada di Rp 7.971 per koin.
Koin meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat. Dalam sehari terakhir, DOGE naik 5,13 persen, namun masih melemah 10,65 persen dalam sepekan. Hal ini membuat DOGE diperdagangkan pada harga Rp 2.365 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan koin USD (USDC) keduanya naik 0,01 persen hari ini. Ini berarti kedua harga tetap berada di level $1,00
Sementara itu, Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, meninggalkan harga masih di $1,00.
Sedangkan total kapitalisasi pasar kripto saat ini mencapai USD 2,49 triliun atau setara Rp 40,427 triliun.