Kalau Pakai Sunscreen Setiap Hari, Bisa Dapat Cukup Vitamin D Enggak Ya?
thedesignweb.co.id, Jakarta – Vitamin D merupakan nutrisi penting yang membangun kesehatan tulang, memungkinkan saraf mengirim pesan antara otak dan tubuh, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Kebanyakan orang mendapatkan vitamin D yang mereka butuhkan dari makanan dan sinar matahari.
Paparan sinar matahari pada waktu-waktu tertentu membantu proses sintesis vitamin D oleh ginjal dan hati. Sinar ultraviolet B (UVB) membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami, jelas Kellie Reed, MD, dokter kulit di Westlake Dermatology di Texas.
Namun paparan sinar ultraviolet juga dapat menimbulkan beberapa efek tidak menyenangkan pada tubuh, yaitu sengatan matahari. Dan karena sengatan matahari merupakan prediktor kuat berkembangnya kanker kulit di kemudian hari, maka dapat dimengerti mengapa para ahli menyarankan agar orang-orang memakai tabir surya atau mengambil tindakan pencegahan lain untuk melindungi kulit mereka dari sinar matahari.
Namun yang menjadi pertanyaan kemudian, penggunaan tabir surya akan mencegah paparan sinar UVB pada kulit, apakah berarti akan menghentikan proses produksi vitamin D dalam tubuh? Berikut penjelasan para ahli seperti dilansir Health.
Seorang ahli onkologi radiasi dan kepala petugas medis di Alpha Tau Medical mengatakan kepada Health bahwa meskipun memakai tabir surya spektrum luas membantu menghalangi sinar UVB, efek tabir suryanya minimal.
“Tabir surya memiliki sedikit atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap kadar vitamin D,” kata Robert Den.
Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan tabir surya dan kekurangan vitamin D, termasuk sebuah penelitian yang menemukan bahwa pengguna tabir surya secara teratur memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan tabir surya.
“Hal ini bisa terjadi karena tidak peduli seberapa banyak tabir surya yang Anda gunakan atau seberapa tinggi SPF-nya, sebagian sinar UV matahari masih mencapai kulit Anda,” jelas Reed. “Misalnya, SPF 30 memblokir 97% sinar UVB dengan pengaplikasian dan pengaplikasian ulang yang sempurna.”
Sejumlah kecil sinar UVB yang mencapai kulit seharusnya cukup untuk merangsang produksi vitamin D. “Tidak perlu banyak,” kata Reed.
Selain itu, masyarakat jarang menggunakan tabir surya dengan benar, tambahnya. Idealnya, Anda harus mengoleskan satu ons tabir surya untuk menutupi kulit yang terbuka, dan mengoleskannya kembali setidaknya setiap dua jam, kata Reed.
“Banyak orang yang tidak bijak menggunakan [sunscreen] dan menutupi kulit dengan lapisan tipis sehingga tidak mengganggu penyerapan,” jelas Den.
Bahkan orang yang rajin menggunakan tabir surya setiap hari pun tetap akan mengalami paparan sinar matahari tanpa perlindungan, seperti saat keluar masuk mobil. Sedikit paparan sinar matahari ini masih dapat berkontribusi pada sintesis vitamin D, kata Lauren Penzi, MD, dokter kulit di MDCS Dermatology di New York, kepada Health.
Berapa banyak vitamin D yang bisa Anda peroleh dari sinar matahari bergantung pada beberapa hal, termasuk usia, warna kulit, kapan Anda pergi keluar, dan banyak lagi, kata Reed.
Pertama, orang dengan kulit lebih gelap biasanya memproduksi lebih sedikit vitamin D saat tubuhnya terkena sinar matahari. Orang lanjut usia dan orang yang mengenakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuhnya juga mungkin menyerap lebih sedikit vitamin D dari sinar matahari.
Saat Anda cenderung berada di luar juga bisa berperan. Banyak penelitian “menunjukkan bahwa tubuh memproduksi vitamin D paling efisien di siang hari,” tambah Reed. Orang mungkin tidak mendapatkan banyak vitamin D dari sinar matahari jika mereka tidak berada di luar ruangan pada jam-jam tersebut.
Faktor lingkungan seperti awan dan polusi udara juga dapat mempengaruhi jumlah vitamin D yang diserap dari sinar matahari.
Meskipun penyerapan vitamin D dari sinar matahari bervariasi dari individu ke individu, penting untuk dicatat bahwa kebanyakan orang bisa mendapatkan cukup vitamin D dari makanan dan suplemen, kata Den.