Kapolrestabes Semarang Beberkan Insiden Pelajar SMKN 4 Semarang Diduga Dipicu Tawuran Antargeng
thedesignweb.co.id, Jakarta – Kompol Irwan Anwar mengungkap kejadian atau peristiwa yang menimpa GRO (16), siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal dunia dan dua rekannya terluka akibat adu mulut.
Hingga dilakukan tindakan penembakan untuk membubarkan konflik antar geng.
Saat itu, anggota kami yang sedang melintasi Semarang Barat dengan menggunakan sepeda motor melihat dua pelaku dan hendak memisahkan keduanya, kata Kompol Irwan Anwar, Senin.
“Beritanya jam 1,” katanya. Sepulang kerja, saya check in kantor dan pulang melalui kantor perumahan Paramount. “Polisi ingin campur tangan.”
Namun, saat hendak turun tangan, Irwan, anggota sindikat narkoba, diserang. Inilah sebabnya mengapa anggotanya terbuka.
“Tembakan itu mengenai pinggul GRO. Setelah tertembak, anggota tersebut menolong salah satu anggota Seroja,” demikian penjelasannya.
Di RSUD Dr Kariadi, lanjut Irwan, ditemukan tidak ada seorang pun yang mengenal korban sehingga sekitar pukul 10 baru diketahui identitasnya dan diberitahukan kepada keluarga korban.
“Korban tertembak di bagian pinggul.” Salah satu yang tercatat saat dibawa ke RS adalah bantuan dari pihak Seroja plus anggota kami,” ujarnya.
“Sampai jam 10 pagi, identitasnya masih belum diketahui. Masyarakat Seroja juga belum mengenalnya,” lanjut Irwan.
Sejauh ini, penyelidikan masih berlangsung. Termasuk penyelidikan petugas polisi yang melepaskan tembakan.
“Penyelidikan juga sedang dilakukan di lokasi lain. Penyidikan masih menunggu. Hasilnya menunggu,” kata Irwan.
Irwan mengatakan, dini hari terjadi bentrokan antar geng di tiga tempat di Semarang Barat.
“Sejak Minggu pagi, setidaknya sudah terjadi tiga kali kejadian tawuran antar geng di Semarang, Gayamsari, Semarang Utara, dan Semarang Barat,” jelasnya.
“Jadi di kota ketiga ini kita menangkap banyak orang dan menyebut mereka orang,” kata Irwan.
Dalam bentrokan di Gayamsari, ada dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Kemudian di wilayah Kabupaten Semarang Utara terdapat korban jiwa namun pelakunya tidak tertangkap.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Observatorium Kepolisian (GPK) Muhammad mengimbau masyarakat tidak tertipu dengan meninggalnya siswi SMKN 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy (16 tahun).
Ada rumor bahwa seorang siswa dibunuh oleh polisi. Jika informasinya benar dan akurat, kejadian ini dinilai berkaitan langsung dengan aksi pemberantasan geng motor sehingga pihak berwenang ikut bertanggung jawab.
Kami mengimbau masyarakat untuk tidak langsung menelan informasi di media sosial. Kami menunggu informasi lengkap dari pihak kepolisian. Karena informasi tersebut kontroversial, kata Muhammad.
Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada Minggu, 24 November 2024 sekitar pukul 01.30 WIB saat tim Reskrim mendapat laporan dari seorang petugas polisi.
Kabarnya, terjadi baku hantam antar kelompok bersenjata di sekitar Alfamart, Jalan Kalipancur, Gunungpati, Semarang. Untuk melakukan kekerasan, seorang penyerang yang diduga anggota geng motor ditembak mati.
Penembakan tersebut sebagai respons atas peringatan keras aparat kepada pelaku yang mengancam ketertiban umum. Penembak dikatakan bertanggung jawab atas penembakan yang terlibat dalam penembakan tersebut.
Tak lama setelah kejadian, polisi mendatangi lokasi dan mengamankan senjata api sepanjang 140 cm yang ditemukan di sekitar RT 06 RW 02, Kelurahan Sim Ngan, Kota Semarang.
Oleh karena itu, kemungkinan besar kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan penembakan yang tidak disengaja oleh polisi. Aksi ini merupakan upaya mengatasi kekerasan yang mengancam ketertiban umum.
“GPK kembali meminta untuk tidak terpengaruh dengan informasi yang belum jelas dan selalu mengarah pada informasi yang bisa diterima,” ujarnya.