Kasus Perundungan di Garut, Pemerintah Jabar Jamin Korban Peroleh Pendampingan
LIPUTAN6.com, BANDUNG – Schauspiel (drama) Gubernur Jawa Barat (Java West) Bey Machmudin meyakinkan bahwa para korban gangguan menerima ulasan psikologis di Garut Regency dari seorang psikolog. Tujuannya adalah untuk menghilangkan trauma psikologis dan fisik korban.
Berdasarkan laporan yang diperoleh, Bey mengatakan bahwa korban memiliki trauma fisik dan mental karena dia mengalami tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap pelecehan seksual dari beberapa aktor yang berusia korban.
“Promosi Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan. Saya pikir itu lebih baik untuk seluruh komunitas, saya berharap tidak ada peristiwa serupa, jika mereka harus segera dilaporkan,” kata Bey di gedung DPRD di Jawa Barat pada Jumat malam (01.10.2025).
Pemerintah Pemerintah -java Barat oleh Departemen Memperkuat posisi, perlindungan anak -anak dan keluarga berencana (DP3akb) masih bekerja sama dengan Garut Regency DP3akB melalui perlindungan wanita dan anak -anak UPTD (PPA) untuk mendukung korban dan pasca -lam di Dr. Slamet, Kabupaten Garut.
“Perlakuan saat ini dari pemerintah Kabupaten Garut, pada dasarnya kami ingin korban mendapatkan layanan terbaik,” tambah Bey.
Berdasarkan informasi dari Garut Regency PPA UPTD, laporan tentang pelecehan dan pelecehan seksual diterima pada hari Selasa, 7 Januari 2025. Dari 9 Januari, ulasan psikologis juga dilakukan di Garut Regency PPA UPTD.
“Pertama -tama, sejauh mungkin, meminimalkan atau menghilangkan trauma, apakah trauma anak itu membantu, jika perlu, layanan (provinsi) siap jika memerlukan ujian, jadi kami siap,” kata Bey.
Berkenaan dengan para pelaku, dia masih menunggu polisi dari kantor polisi di Garut. Ini sejalan dengan informasi yang masih mengumpulkan tentang kronologi peristiwa.
Periksa video opsi ini:
Departemen Memperkuat Posisi Wanita, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3akB) di Provinsi Jawa Barat bereaksi respons cepat terhadap laporan tentang pelecehan, yang dialami siswa sekolah dasar di Kabupaten Garut.
Kasus ini telah menjadi masalah publik setelah berita mengalami trauma fisik dan mental karena tindakan beberapa anak yang tidak bertanggung jawab dalam sirkulasi korban.
Berdasarkan informasi dari Garut Regency Women and Child Protection U -Uttd (PPA), sebuah laporan tentang pelecehan dan pelecehan seksual dengan D pertama diterima pada hari Selasa, 7 Januari 2025. Laporan itu diadakan setelah ibu korban mengajukan laporan polisi resmi di Polisi Garut.
Kepala provinsi Jawa Barat, Siska Jerman, mengatakan bahwa DP3akb sekarang telah mendukung para korban post -mort di Dokter Slamet untuk membuat ketentuan.
“Kemudian pada 9 Januari kami juga akan melakukan penilaian psikologis di kantor PPA Optd oleh Garut Regency
Siska mengatakan bahwa negara korban masih terbatas. Dia juga mengatakan bahwa banyak tempat ditemukan di area genital.
Dia juga menjelaskan bahwa dia tidak dirawat empat pelaku sehubungan dengan PPA UPTD Kabupaten Garut, karena dia masih menunggu polisi dari kantor polisi Garut.
“Sehubungan dengan 4 penjahat anak -anak, saat ini tidak melakukan PPA UPTD Kabupaten Garut dan masih menunggu di kantor polisi di Garut, dengan mempertimbangkan bahwa anak tersebut termasuk dalam kategori penolakan anak -anak dengan hukum (tergantung pada) di mana proses layanan sesuai dengan aliran sistem kriminal anak -anak (SPPA) No. 11 dari 2012.
Siska mengatakan bahwa ia berkoordinasi dengan penyelidik dari kantor polisi Garut untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan kronologi insiden tersebut.
“Kemarin malam saya mendukung polisi Garut. Itu 2 tahun yang lalu untuk insiden itu, tetapi hanya laporan (bulan) pada bulan Desember, ketika dia masih dalam mengumpulkan informasi tentang kronologi insiden itu,” kata Sisko.