Kemenkes: Makin Banyak Orang Usia Muda Kena Penyakit Jantung
thedesignweb.co.id Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, telah terjadi perubahan usia penderita penyakit jantung.
“Penyakit jantung ini dimulai pada usia muda dan kita tahu risikonya sangat rendah,” kata Nadia dalam jumpa media, Senin (23 September 2024).
Nadia juga menjelaskan mengapa banyak anak muda yang menderita penyakit jantung.
“Kita tahu mengapa terjadi perubahan usia penderita penyakit jantung karena perubahan pola hidup. Tentu saja pola hidup tidak sehat, kurang bekerja, merokok, merokok, tidak ada bedanya,” jelasnya. risiko penyakit jantung.”
Selain itu, mengonsumsi makanan tidak sehat meningkatkan risiko penyakit jantung. Terutama penderita obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
“Hal inilah yang menyebabkan orang menderita penyakit jantung. “Dan 50 persen orang yang mempunyai gangguan jantung tiba-tiba terkena serangan jantung,” jelas Nadia.
Beberapa kebiasaan penting yang dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung di usia dini antara lain: Merokok Tidak berolahraga Kurangi makan buah dan sayur.
“Pola makan menyebabkan hiperkolesterolemia, diskolesterolemia, tinggi gula, garam dan lemak (GGL) serta meningkatkan risiko penyakit jantung.”
Nadia mengingatkan, penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular dan harus diderita dalam jangka waktu lama.
“Penyakit tidak menular terjadi bukan karena penyebaran virus, bakteri atau lainnya, melainkan karena tiga faktor yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku.”
Oleh karena itu, hati sangat dipengaruhi oleh akhlak. Untuk melakukannya, pastikan Anda tidak mengonsumsi terlalu banyak gula dan lemak. Nadia berkata: “Saya makan makanan yang sehat dan bergizi.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari tembakau dan alkohol. Jika faktor berbahaya tersebut dikendalikan, lanjut Nadia, masyarakat bisa terhindar dari penyakit jantung.
Selain itu, Nadia mengatakan ada dua area aman untuk dilindungi dari risiko penyakit jantung. Pertama menghindari faktor risiko dan kedua mengelola penyakit penyerta.
“Jika kita mengabaikan risikonya dan mengembangkan penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes atau penyakit lainnya, sekarang pun kita bisa mencegahnya agar tidak berdampak pada penyakit serius. Dia berkata: “Ini untuk mencegah penyakit ini.”
Dengan menghindari faktor risiko dan mengelola komplikasi, masyarakat dapat membantu mengurangi biaya perawatan kesehatan.
Seperti kita ketahui, penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di dunia dalam 20 tahun terakhir. Kematian global akibat penyakit jantung mencapai 18,6 juta orang setiap tahunnya.
Kematian diperkirakan meningkat menjadi 20,5 juta pada tahun 2020 dan 24,2 juta pada tahun 2030.
Pada tahun 2022 hingga 2023 jumlah penyakit jantung akan kembali meningkat. Hal ini menyebabkan biaya pengobatan juga meningkat.
“Biaya penyakit kardiovaskular seperti stroke dan jantung merupakan biaya terbesar asuransi kesehatan nasional.”
Program edukasi penyakit jantung ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 September. Hari ini diperingati untuk mengingatkan masyarakat tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk melindungi diri dari penyakit jantung.
Nadia menjelaskan, Hari Jantung Sedunia tahun 2024 mengusung tema “Putting the heart to action”.
“Tema nasionalnya adalah ‘Ambil tindakan untuk menjaga kesehatan jantung Anda.’ Tujuannya untuk memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat untuk mengetahui pentingnya kesehatan jantung melalui upaya deteksi dini, pemantauan faktor risiko, dan penanganan kemungkinan komplikasi, ujarnya.