Bisnis

DESIGN WEB Kementerian Koperasi dan UKM Mau Dipisah di Era Prabowo, Anak Buah Teten Bilang Begini

thedesignweb.co.id, Jakarta Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan mulai menjabat pada 20 Oktober 2024.

Salah satu topik yang mengemuka tentang sifat perusahaan di pemerintahan adalah rencana penambahan jumlah perusahaan menjadi 46.

Di antara kementerian yang akan dibagi adalah Kementerian Korporasi dan Kementerian Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang diperkirakan akan dibagi menjadi dua departemen terpisah, yakni Kementerian Korporasi dan bersama Kementerian UKM.

Menanggapi rencana tersebut, Siti Azizah mengutarakan pendapatnya mengenai pembagian usaha tersebut.

Azizah mengatakan, perpisahan ini tidak perlu dilakukan. Meski Azizah belum mengetahui lebih jauh mengenai arah pemerintahan baru, namun ia menilai kerja sama antara perusahaan dan usaha kecil menengah lebih tepat untuk mendorong perkembangan dunia usaha di Indonesia.

“Saya tidak tahu kalau perlu, kalau misalnya dipecah belah dan sebagainya. Ini pendapat saya pribadi. Saya tidak tahu instruksi calon presiden nanti,” kata Azizah dalam diskusi rapat. Jakarta, Senin. (14/10).

Ia juga menjelaskan, bisnis menurutnya merupakan suatu konsep yang luas dan dapat mencakup berbagai jenis usaha, baik itu perusahaan, usaha kecil (PT), maupun perusahaan kecil (CV).

“Nantinya mereka akan berbisnis apa, bekerja di perusahaan atau bekerja di PT, CV dan sebagainya,” jelasnya.

Azizah menambahkan, model manajemen bisnis bisa diterapkan di negara lain, seperti Korea Selatan. Di Korea Selatan (Korsel), terdapat satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap start-up dan usaha kecil menengah, yang menandakan bahwa usaha tersebut dapat dikelola secara terpadu.

Mari kita ambil contoh beberapa negara yang sangat dekat dengan Korea Selatan, lagipula mereka semua punya satu menteri start-up dan UKM dan usaha kecil adalah kemungkinannya,” jelas Azizah.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ingin produk syariah bisa diperhitungkan di tingkat internasional. Dia memikirkan beberapa metode.

Teten melihat peluang di industri pakaian murah atau fashion-forward buatan Indonesia. Untuk memasuki pasar global, menurutnya perlu penguatan ekosistem.

“Pertama-tama, kita perlu mempersiapkan ekosistem industri lokal berteknologi rendah yang saat ini belum memimpin industri tersebut,” kata Teten di acara Modest Fashion Month (Mofam) Jakarta 1, mengutip keterangan resmi, Senin (14/ 10/). 2024). .

Menteri Teten mengaku sudah lama melihat tren tersebut sebagai salah satu kebutuhan dalam negeri Indonesia. Kerendahan hati memiliki akar budaya yang kuat, dan dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan. Padahal, kata dia, Indonesia merupakan pasar dalam negeri yang besar.

“Kami bisa fokus pada pasar umat Islam yang besar. Kami melihat potensi permintaan pasar kami, produk-produk gaya hidup sangat kuat,” ujarnya.

Kedua, Menteri Teten mengatakan, Indonesia harus memimpin Penelitian dan Pengembangan terkait desainer dan industri tekstil. Ketiga, Anda perlu mempersiapkan segala sesuatunya untuk mendukung aktivitas yang masuk ke dalam rantai pasok bisnis.

Ini yang perlu dipersiapkan dulu, kita perlu menyiapkan merek lokal agar bisa bersaing dengan merek luar, dalam dan luar negeri”. . Menteri Teten.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *