Kenapa Jadi Sering Ngidam Makanan Manis Setelah Makan Berat Ya? Ternyata Begini Alasannya!
thedesignweb.co.id, Jakarta Makan teratur sesuai jadwal sangat penting untuk memberikan energi tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun pernahkah Anda merasa tiba-tiba ngidam makanan manis, padahal baru saja menikmati makanan berat? Atau Anda sering mengalami kondisi ini?
Meski nikmat, namun terlalu banyak mengonsumsi gula juga tidak baik karena dapat menyebabkan obesitas bahkan diabetes. Lantas, apa saja penyebab sering ngidam makanan manis setelah menikmati makanan berat dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk baca artikelnya sampai selesai!
Terkadang keinginan akan makanan manis muncul setelah makan di luar kebiasaan. Di banyak budaya, hidangan penutup sering disajikan setelah makan utama. Otak digunakan untuk mengasosiasikan “selesai makan” dengan “makanan penutup yang manis”. Kebiasaan ini bisa berkembang sejak masa kanak-kanak, ketika makanan manis sering disajikan sebagai hadiah atau hidangan penutup setelah makan.
Inilah pentingnya perlahan mulai menghentikan kebiasaan tersebut. Pada awalnya, Anda mungkin bisa mengurangi asupannya lalu menggantinya dengan makanan manis lain yang lebih sehat seperti buah. Gula sendiri memiliki efek relaksasi dan menyenangkan, sehingga Anda juga bisa menggantinya dengan hal lain yang membuat Anda bahagia, seperti membaca buku, menonton serial, atau sekadar menikmati mandi santai di rumah.
Anda mungkin sudah makan banyak, namun jika kandungan nutrisinya kurang, tubuh Anda tetap merasa “lapar”. Kondisi ini menyebabkan hormon ghrelin yang dikenal sebagai hormon lapar terus mengirimkan sinyal ke otak yang mendorong Anda untuk terus makan.
Ketika asupan nutrisi kurang seimbang, otak mencari cara cepat untuk menyediakan energi langsung bagi tubuh, misalnya melalui makanan manis. Jadi meski sudah makan banyak, asupan nutrisi yang kurang seimbang bisa membuat Anda ingin makan yang manis-manis nantinya.
Kebiasaan makan yang teratur juga dapat mempengaruhi perilaku ngidam makanan manis setelah makan berat. Pasalnya, saat Anda makan terlalu cepat, tubuh tidak punya banyak waktu untuk memproses sinyal kenyang. Normalnya, sinyal ini baru dikirim ke otak sekitar 20 menit setelah mulai makan.
Jika panjangnya lebih pendek dari itu, otak mungkin mengira tubuh kurang kenyang. Jika hal ini terjadi, biasanya Anda cenderung mencari makanan yang bisa mendatangkan kenikmatan, seperti makanan manis. Jenis makanan ini dikenal lebih cepat memberikan rasa nyaman dan kepuasan.
Sudah makan tapi masih ingin yang manis-manis? Bisa jadi karena asupan harian Anda yang terlalu tinggi berupa karbohidrat sederhana seperti nasi putih, roti, atau pasta. Jenis makanan ini cepat dicerna tubuh dan bisa menyebabkan kenaikan gula darah. Sayangnya peningkatan tersebut juga dibarengi dengan penurunan yang cepat sehingga membuat tubuh mudah sakit dan membutuhkan pengeluaran energi lainnya.
Hipoglikemia ini sering kali menyebabkan keinginan untuk makan makanan manis. Gula pada makanan manis dapat meningkatkan gula darah dengan cepat sehingga membuat tubuh terasa segar. Singkatnya, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat sederhana bisa membuat tubuh “kecanduan” untuk terus menstabilkan energi dengan makanan manis.
Tahukah Anda kalau stres juga bisa memengaruhi pola makan seseorang? Ya, ketika tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol atau yang disebut dengan hormon stres, biasanya nafsu makan pun meningkat. Dengan kondisi seperti ini, makanan dengan kandungan gula tinggi biasanya lebih disukai untuk dikonsumsi.
Makanan manis memberikan efek “comfort food” yang dapat meredakan perasaan tidak nyaman atau cemas. Sayangnya, meski hanya memberikan kenyamanan sementara, konsumsi gula berlebihan justru bisa memperburuk suasana hati Anda dalam jangka panjang. Oleh karena itu, saat Anda stres, Anda perlu ekstra hati-hati dengan keinginan makan yang manis-manis.
Nah, tahukah Anda apa saja penyebab Anda tetap ngidam makanan manis setelah makan makanan berat? Saatnya menjauhi pemicunya untuk menjaga kesehatan pribadi lebih baik!