Otomotif

Kendaraan Listrik Berpeluang Cetak Rekor Baru di Indonesia, Harga Terjangkau Jadi Kunci

LIPUT 6.com, Jakarta – Optimisme Kendaraan Listrik (EV) di Indonesia diperkuat. Menurut Ynis Martinus Paserbu, Inspektur Auto dari Lembaga Feksibel Teknologi F -Teknologi, penjualan EV diproyeksikan akan terus meningkat dengan mantap, meskipun perlahan tapi tepat.

“Penjualan EV mengevaluasi setelah acara Rugomoble dan GIIS (pertunjukan Highway International Indonesia) menunjukkan sikap positif hingga Jumat (2/8/2024),” kata penjualan EV mengevaluasi ke -2024, “Yenus pada hari Jumat.”

Pameran mobil, termasuk GII, memainkan peran penting dalam meningkatkan minat pelanggan pada mobil lingkungan. Kemungkinan pelanggan memiliki kesempatan untuk mengetahui lebih banyak bukti yang tersedia.

Salah satu faktor utama yang mempromosikan sikap positif ini adalah keberadaan mobil listrik dengan harga kompetitif dari produsen Cina. Wooling Air EV dan DFSK SERES E1, yang harga di bawah RP. Ada magnet untuk 200 juta orang kelas menengah.

Yenz mengatakan penjualan Wooling Air EV juga memasuki lebih dari 1000 unit selama periode 2024 Januari-Juni. Ini terjadi antara penjualan mobil es (mobil dengan mesin pembakaran internal) hingga 19 persen.

Dia berkata, “Harga yang terjangkau jelas merupakan daya tarik bagi orang -orang kelas menengah Indonesia.”

Sebagai segmen pasar mobil terbesar, komunitas ekonomi kelas menengah dianggap sebagai pendorong utama untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Johns Nangoi, presiden Asosiasi Industri Tomotif Omot Indonesia (Gaikindo), juga telah menerima pertumbuhan mobil listrik di Indonesia. “Namun, domain ini masih dikelola oleh mobil pembakaran internal”, meskipun penjualan mobil listrik menunjukkan tren positif, “kata Johns.

Kehadiran mobil listrik dengan harga yang terjangkau dan program memotivasi pemerintah diperkirakan akan lebih mendorong adopsi EV di Indonesia. Ini akan membantu Indonesia mencapai tujuan yang ambisius untuk menjadi negara dengan sistem evosting yang kuat di masa depan.

Ini adalah peristiwa yang menarik dalam acara GIAS pada tahun 2024, di mana aturan mobil Jepang, Korea dan Eropa dibandingkan dengan kebangkitan mobil listrik dari Cina.

Wakil Presiden DPR yang mewakili Komisi Formulir VII Eddie Sopurn memperkirakan bahwa masuknya mobil listrik Tiongkok adalah garis depan produsen produsen negara itu untuk melihat peluang di pasar mobil Indonesia.

“Mereka tidak bertarung dengan mobil tradisional yang dikendalikan oleh Toyota, Honda, Nissan, Mercedes, BMW dan lainnya, tetapi mereka memasuki pasar, yang naik dengan cepat dan tidak dikendalikan oleh raja mobil dunia, yaitu mobil listrik,” kata Rabu (3/31/2014).

Sekretaris Jenderal Pan mengatakan bahwa kebangkitan mobil listrik ini tidak boleh membuat klien mobil Indonesia yang merupakan tujuan dari produsen mobil listrik Cina ini.

“Pemerintah Indonesia tidak boleh ceroboh dan senang dengan kebangkitan mobil listrik ini. Kesempatan ini harus digunakan untuk menciptakan industri kendaraan listrik di Indonesia,”

Dia lebih lanjut mengatakan, “Produsen mobil listrik yang saat ini menerima insentif pemerintah, baik finansial maupun non -finansial, empat kendaraan lagi, diharuskan untuk membuat fasilitas produksi OMOT -ToMOT mereka di Indonesia, yang masih secara langsung diimpor dari negara tetangga.”

 

Menurut AD, ada kehendak politik yang kuat dan berani dari pemerintah Indonesia untuk menciptakan situasi negosiasi dengan China dalam upaya untuk memenangkan industri kendaraan listrik di Indonesia.

“Jika produsen kendaraan listrik ingin memotong pasar Indonesia, mereka harus menciptakan industri mobil di Indonesia, mempekerjakan anak -anak Indonesia dan melakukan transfer teknis, sehingga kita semua berada dalam situasi yang menang.”

Pemerintah Indonesia harus memberikan batas waktu untuk produsen kendaraan listrik untuk membuat produsen domestik. “Jika tidak ada pabrikan yang dibuat untuk periode yang ditentukan, maka batalkan berbagai rangsangan segera atau pakai impor pada produk yang memasuki pasar Indonesia.”

“Semua ini telah dilakukan sehingga Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi basis produk untuk kendaraan listrik,” kata seorang anggota parlemen Indonesia di Jawa III Barat di Bogor City dan Sianjur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *