Keputihan: Definisi, Penyebab, Jenis, dan Minum Apa agar Keputihan Hilang?
thedesignweb.co.id, Jakarta – Keputihan merupakan kondisi umum yang dialami banyak wanita, namun tidak semua jenis keputihan itu sama. Dekan Fakultas Kedokteran (FM) Universitas HKBP Nommensen Medan, Sumatera Utara, Dr. Leo Simanjuntak, SpOG menjelaskan secara detail jenis-jenis keputihan, penyebab, dan cara pencegahannya. Apa penyebab keputihan?
Menurut dokter. Leo, keputihan biasanya disebabkan oleh tiga faktor utama: bakterial vaginosis (BV), kandidiasis, dan trikomoniasis. Ketiga jenis ini mempunyai ciri-ciri yang dapat dibedakan dari ciri-ciri keputihan dan gejala klinisnya: Bacterial vaginosis (BV): ditandai dengan keputihan berwarna putih keabu-abuan, encer dan seragam, serta berbau amis yang menyengat. Kandidiasis: Keputihan kental, berwarna putih, mirip susu atau gumpalan nasi lunak, seringkali disertai rasa gatal yang tidak sedap. Trikomoniasis: Keputihan yang khas berwarna putih kekuningan, berbusa, disertai rasa panas atau terbakar di area vagina, serta pembengkakan jaringan (edema). Vaginosis bakterial: kasus paling umum dan konsekuensinya
“Vaginosis bakterial merupakan jenis keputihan yang paling umum terjadi dibandingkan kandidiasis atau trikomoniasis,” kata Leo dalam diskusi media bersama Yakult pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Bidan 2024 pada Sabtu, 19 Oktober 2024.
Ia menegaskan, BV bukan disebabkan oleh infeksi luar, melainkan akibat ketidakseimbangan flora normal di vagina. Vagina yang sehat lebih dari 90 persen didominasi oleh bakteri menguntungkan, seperti laktobasilus.
Namun, pada kasus BV, jumlah bakteri anaerob meningkat dan dominasi laktobasilus bergeser. “Jika keseimbangan ini terganggu, maka flora yang seharusnya melindunginya akan terancam,” imbuhnya.
BV dapat menimbulkan akibat yang serius, terutama bagi ibu hamil. “BV meningkatkan risiko keguguran dan infeksi pasca melahirkan, termasuk setelah operasi caesar,” kata Leo.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mewaspadai keputihan dan segera berkonsultasi ke dokter jika muncul gejala.
Leo, Ph.D., juga mencatat bahwa kebiasaan mencuci vagina secara berlebihan justru dapat meningkatkan risiko BV. “Pembersihan vagina secara berlebihan dapat merusak flora normal. Ketika jumlah laktobasilus berkurang maka bakteri anaerob berpeluang berkembang,” jelasnya.
Ia menekankan, pembersihan vagina sebaiknya hanya dilakukan bila diperlukan, terutama pada saat perawatan. “Biarkan vagina menjaga keseimbangannya sendiri. Pembersihan tambahan hanya diperlukan jika ada indikasi medis tertentu,” kata dokter. Leo.
Ia berpesan agar bijak dalam menjaga kebersihan area intim dan menahan godaan untuk membersihkan vagina secara berlebihan. “Ada penelitian yang menunjukkan bahwa mencuci vagina secara berlebihan justru merusak flora normal,” ujarnya.
Antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati BV. Namun, Dr. Leo mengingatkan, antibiotik saja tidak cukup. Akan lebih baik jika diimbangi juga dengan probiotik.
“Pengobatan dimulai dengan antibiotik, namun penting juga untuk mengembalikan flora normal agar infeksi tidak terulang kembali,” ujarnya. Berapa banyak probiotik per hari untuk BV?
Pertama, ingatlah bahwa BV adalah sebuah penyakit. Untuk pengobatan, probiotik bukanlah solusi utama. Leo mengatakan pengobatan BV mengikuti standar medis dan tidak memasukkan probiotik sebagai pengobatan utama.
Jadi apa peran probiotik? Berdasarkan banyak penelitian, terbukti bahwa ketika pengobatan standar dikombinasikan dengan probiotik, hasilnya jauh lebih baik. “Tidak hanya pengobatannya yang lebih optimal, namun tingkat kekambuhan BV juga berkurang secara signifikan dibandingkan dengan hanya menggunakan obat standar saja,” ujarnya.
Jadi berapa lama Anda harus mengonsumsi probiotik? Menurut penelitian, minimal asupan probiotik adalah satu bulan, dan yang terbaik adalah 60 hari.
“Dalam penelitian tersebut, probiotik diberikan dalam dosis tertentu, biasanya satu atau dua kali sehari, dengan durasi 1-2 bulan,” tambahnya.
Memang probiotik bukanlah obat, melainkan produk makanan yang bisa dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Namun Leo mengingatkan Anda untuk berhati-hati dan memperhatikan efek sampingnya.
Namun hingga saat ini penggunaan probiotik selama 60 hari belum menunjukkan efek samping, bahkan memberikan manfaat yang besar untuk pengobatan BV, tutupnya.