Kiat Marissa Anita Cegah Kecanduan Media Sosial hingga Hapus Akun Instagram
thedesignweb.co.id, Jakarta – Di era teknologi, hampir semua orang tidak bisa lepas dari produk elektronik dan media sosial. Bahkan ketika Anda bangun, hal pertama yang Anda lihat adalah telepon pribadi Anda.
Hal serupa juga dirasakan aktris Marissa Anita hingga ia menghapus Instagram miliknya. “Buku ini menginspirasi saya untuk benar-benar menghilangkan Instagram,” ujar Marissa dalam video yang juga diunggah ke akun TikTok @podluckpodcast pada 22 Agustus 2024.
Marissa menunjukkan buku bersampul berjudul “Digital Minimalisme”. Menurutnya, dengan menghilangkan media sosial, dirinya lebih fokus.
“Karena ketika kita berhenti berinteraksi dengan media sosial, maka rentang perhatian atau kemampuan kita dalam memperhatikan (fokus) menjadi lebih panjang,” jelasnya.
Ia juga mungkin akan mengkaji ulang apa sebenarnya tujuan penggunaan media sosial. Perhatian seseorang seharusnya menguntungkan perusahaan tempatnya bekerja, namun media sosial seringkali membuat kita sulit fokus.
Ia berpendapat bahwa status media sosial digital atau media sosial harus menjadi cara yang dapat dikontrol oleh pengguna, bukannya perhatian pengguna teralihkan. Hal tersebut juga ditegaskan sang aktor dalam film 2019-2022 di YouTube Greatmind.
Ia menjadi seorang digital minimalis, mengabaikan aktivitas online yang tidak memberikan nilai tambah baginya. Marissa lebih memperhatikan hal-hal yang menurutnya penting, seperti belanja online, e-commerce, dan platform pembelajaran bahasa asing.
“Kita harus memanfaatkan teknologi secara maksimal, bukan sebaliknya,” kata Marissa.
Marissa membandingkan platform aplikasi ponsel yang berbeda dengan komoditas. Ini akan menyaring mana yang penting dan mana yang tidak.
Meski Marisa sendiri tidak memiliki akun Instagram, ia tetap aktif berbagi konten di X atau Twitter sebelumnya. Agar tidak mengganggunya, awalnya dia tidak mem-follow siapa pun, namun kini saat dicek, dia hanya mem-follow sekitar 16 akun yang dianggapnya penting.
“Gantilah waktu yang Anda habiskan untuk bermain elektronik dengan aktivitas relaksasi analog yang Anda sukai,” sarannya.
Ia memberikan ide untuk kegiatan seperti membuat kerajinan tangan, bermain musik, menulis puisi, membaca dan berolahraga, atau bergabung dalam komunitas. “Langkah ini sangat penting karena jika kegiatan tidak dilakukan secara offline, kemungkinan kambuh sangat tinggi.”
Menurutnya, puasa di media sosial sangat bermanfaat. Jika 30 hari telah berlalu, Anda tidak akan merasa nyaman ketika kembali ke media sosial.
Tidak semua pasangan siap untuk segera memiliki anak setelah menikah. Hal serupa juga dirasakan salah satu aktris ternama Marissa Anita.
Dalam podcast tersebut, bintang Gundala itu juga berbagi pandangannya tentang pernikahan dan keputusannya untuk memiliki anak. Dia mengatakan bahwa suatu hari dia melihat pasangan muda.
Marissa Anita menduga pasangan tersebut berusia awal 20-an dan sudah memiliki anak. Melihat hal tersebut, aktris berusia 39 tahun itu pun berpikir.
Marissa Anita, Rabu (8/2/2023), mengutip ucapan Fellexandro Rubi di YouTube, “Wah, sudah muak mereka sebelum punya anak, dan harus mengurus anak sendiri?
Lalu dia melihat dirinya sendiri. Marissa Anita menikah dengan pria bernama Andrew Trigg sejak 2008 namun memutuskan untuk tidak memiliki anak dalam waktu yang lama.
“Apa mereka masih mau main? Dan menurutku ini salah satu alasan kenapa aku sudah menikah selama 14 tahun tapi belum punya anak. Dan aku baru memulai dan memutuskan untuk punya anak sekarang,” ujarnya.
Marissa pasti punya alasan untuk menunda kehamilannya. Saat itu, dia masih muda dan banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
“Karena dalam pikiranku, ketika aku berumur 25 tahun, aku masih ingin mengejar banyak hal, itu gila. Aku masih ingin bekerja, aku masih ingin bermain bola, padahal aku tidak gila. bukan pergi clubbing atau apa pun tapi kata olahraga dan saya ingin melakukan sesuatu, melihat dunia dan membangun karier,” jelasnya.
Namun dalam mengambil keputusan ini, bukan berarti dia tidak mau berkompromi dengan keadaan. Selain itu, dia tinggal di Indonesia. Namun yang pasti setiap orang berhak menentukan pilihan hidupnya masing-masing.
“Kamu harus berkompromi, dan tidak masalah apakah ini pilihanmu. Iya benar? Terkadang kita punya kebiasaan menikah di usia 20 tahun, dan kita harus punya anak di usia tersebut.”
“Kalaupun kita lupa bertanya pada diri sendiri, apakah saya siap? Apakah saya hanya mengikuti masyarakat dan apa yang dianggap kebahagiaan oleh masyarakat, atau apakah Marissa benar-benar sudah selesai?”