Bisnis

Kinerja Keuangan BRI di Triwulan III 2024 Mentereng, Aset Melonjak Rp1.961,92 Triliun

thedesignweb.co.id, Jakarta Upaya memperkuat operasi inti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI membuahkan hasil dan menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Hingga akhir Q3 2024 BRI dengan dukungan kuat mampu membukukan laba bersih Rp 45,36 triliun dan meningkatkan aset sebesar 5,94% secara tahunan menjadi Rp 1961,92 triliun.

Presiden BRI Sunarso mengatakan kestabilan BRI dalam menghadapi berbagai tantangan antara situasi perekonomian global dan situasi perekonomian dalam negeri merupakan hasil dari landasan bisnis yang kuat.

“Pencapaian ini tidak lepas dari fokus BRI dalam memperkuat elemen inti efisiensi energi dan melakukan respon yang tepat untuk menghadapi berbagai perubahan pasar,” kata Sunarso dalam konferensi Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2024 di Jakarta (30/10/2024).

Sejak eksekusi hingga akhir September 2024. BRI mampu menyalurkan kredit senilai Rp1.353,36 triliun atau tumbuh 8,21% year-on-year (YoY). Dari total kredit porsi tersebut, 81,70% atau sekitar Rp 1.105,70 triliun merupakan kredit kepada sektor UMKM. Pertumbuhan positif penyaluran kredit ini juga membuat aset BRI meningkat 5,94% year-on-year menjadi Rp1.961,92 miliar.

Dukungan BRI terhadap sektor UMKM sangat penting untuk memperkuat perekonomian masyarakat.

“BRI hadir untuk memperkuat UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan memberdayakan UMKM, BRI berperan dalam membangun perekonomian yang lebih inklusif dan berkeadilan,” kata Sunarso.

Seiring dengan meningkatnya credit spread, BRI juga mampu mengelola kualitas asetnya dengan lebih baik. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) BRI, dimana kredit bermasalah pada Q3 2024 mengalami perubahan sebesar +2,90% atau lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 3,07%.

Di luar NPL, perseroan berhasil mencatatkan rasio pinjaman terhadap risiko (LAR) sebesar 13,80% pada akhir 3Q2023. menjadi 11,66% pada akhir triwulan III tahun 2024. Penurunan batasan NPL dan LAR didukung oleh penerapan strategi manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis.

BRI memantau kualitas kredit secara ketat dan menerapkan sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi potensi permasalahan kredit sesegera mungkin. Selain itu, BRI memperkuat tim pemulihan untuk mengelola NPL secara cepat dan efisien.

Selain perbaikan kualitas kredit, BRI terus membangun cakupan komprehensif dan NPL sebesar 215,44%.

“BRI telah menerapkan berbagai langkah mitigasi risiko mulai dari pertumbuhan selektif, pemantauan kredit aktif, konservasi energi, dan penyelesaian kredit bermasalah dengan pendekatan kolaboratif dengan klien,” tambah Sunarso.

Sedangkan dari sisi utang, BRI mampu menghimpun dana tambahan (DPK) hingga Rp1.362,42 triliun atau naik 5,59% secara tahunan. Biaya modal gabungan (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan porsi 64,17%, atau meningkat dibandingkan CASA periode yang sama tahun lalu yakni 63,64%.

Salah satu faktor utama peningkatan perbankan berbiaya rendah adalah transformasi digital yang dilakukan BRI. Dengan super app BRImo, BRI menciptakan sistem perbankan yang terintegrasi dan mudah diakses nasabah kapan saja dan dimana saja.

Inovasi ini terbukti mampu mendorong pertumbuhan jumlah nasabah yang menabung, terutama di kalangan generasi milenial dan generasi muda yang lebih melek digital. Hingga akhir September 2024, pengguna BRImo mencapai 37,14 juta pengguna, dan volume bisnis mencapai Rp4,034 miliar atau 35,20% secara tahunan.

Dengan mengembangkan layanan perbankan hybrid, BRI juga memperluas layanan perbankan kepada masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani, termasuk masyarakat terpencil melalui AgenBRILink. Hal ini sejalan dengan tujuan BRI untuk mendukung inklusi keuangan nasional dan memperkuat kesejahteraan masyarakat melalui perspektif pertumbuhan ekonomi.

Ditulis pada akhir September 2024. BRI memiliki lebih dari 1,02 juta BRILink yang tersebar di 62.227 kota di seluruh Indonesia. Mulai Januari hingga September 2024. Para pengguna ini bisa mencatatkan transaksi senilai Rp 1,170 triliun dari 859 juta transaksi keuangan.

Sunarso kali ini juga menjelaskan, kinerja baik yang diraih BRI hingga kuartal III 2024 juga ditopang oleh posisi keuangan yang memadai dan permodalan yang kuat, serta rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) bank yang tercatat sebesar 89,18%. dan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 26,76%.

“Ke depan, BRI akan terus berhati-hati dalam mengelola dana untuk memastikan BRI siap menghadapi tantangan perekonomian global dan domestik. Dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, BRI masih memiliki banyak ruang untuk pertumbuhan yang lebih baik,” kata Sunarso.

Sunarso pun optimistis bisa ditutup pada tahun 2024 dan hasilnya bagus.

“BRI optimistis dapat mengakhiri tahun 2024 dengan bekerja dengan baik, terutama dengan fokus memperkuat landasan kerja dan menciptakan stabilitas sehingga BRI selalu siap menghadapi berbagai tantangan, baik global maupun domestik,” tutupnya.

 

 

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *