KKP Mau Sulap Limbah Udang Jadi Bahan Baku Kosmetik
thedesignweb.co.id, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah mempertimbangkan pemanfaatan limbah pengolahan udang sebagai bahan baku kosmetik. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi impor kosmetik.
Budi Sulistio, Direktur Jenderal Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistio melihat potensi pengolahan limbah udang menjadi kitin dan katosan. Rencananya akan didiskusikan dengan dunia usaha.
Potensinya sangat besar, kata Budi saat jumpa pers capaian akhir tahun KKP di Jakarta, Senin (16/12/2024). .
Ia ingin ke depan ada ekosistem pemanfaatan sampah yang sudah diolah. Semoga produknya bisa dimanfaatkan oleh industri kosmetik lokal. Butuh waktu 3 tahun.
Budi mengatakan, dibutuhkan waktu setidaknya tiga tahun untuk membangun ekosistem tersebut. Dampaknya, industri tidak lagi memasok kitin dan katosan dari impor.
“Sementara ini kami menargetkan beberapa tahun ke depan, mungkin tiga tahun ke depan kita bisa mengurangi impor kitin kitosan, karena selama ini produk tersebut belum dikembangkan di NO”.
“Mungkin salah satu peluang penguatannya adalah dengan menciptakan ekosistem agar limbah pengolahan udang bisa dikumpulkan di sana untuk membentuk UPI (unit pengelolaan ikan) yang pasokan bahan bakunya konstan,” kata Budi.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat investasi perikanan sebesar Rp7,9 triliun pada Januari hingga Oktober 2024. Penanaman modal dalam negeri adalah yang terbesar.
“Pencapaian mencapai Rp7,8 triliun pada Oktober tahun ini,” kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistio, dalam konferensi pers pencapaian akhir tahun KKP di Jakarta, Oktober lalu. 2024).
Rinciannya, Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp 2,45 triliun, Kredit Investasi (KI) senilai Rp 2,49 triliun, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp 2,85 triliun.
Sumber investasi terbesar adalah Tiongkok (27,16%), Malaysia (14,91%) dan Singapura (10,79%).
“Investor terbesar ketiga adalah Tiongkok, setelah Malaysia, setelah Singapura.”
Ia mencatat, sektor yang paling besar investasinya adalah sektor pengolahan sebesar Rp2,63 triliun, disusul sektor pertanian sebesar Rp2,56 triliun. Disusul perdagangan Rp1,41 triliun, perikanan Rp820 miliar, dan jasa perikanan Rp360 miliar.
Jadi ini gambaran investasi sebenarnya di tahun 2024. Tujuan investasi utama investor adalah Jakarta, kemudian Jawa Timur dan Jawa Barat, ujarnya.