Klub Marselino Ferdinan, Oxford United FC Ucapkan Selamat Hari Guru Nasional dalam Bahasa Jawa
thedesignweb.co.id, Jakarta – Indonesia merayakan Hari Guru Nasional (HGN) pada tanggal 25 November. Di sisi lain, Oxford United FC asuhan Marcelino Ferdinand juga merayakan Hari Guru Nasional dengan menggunakan Java. Komentar tersebut dilontarkan di akun Instagram resmi klub asal Inggris tersebut.
Manajer akun Instagram @outfcofficial membagikan foto pelatih Des Buckingham pada Senin (25/11/2024) dengan tulisan: “Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.” Pepatah Jawa ini, bahasa yang dipopulerkan oleh pendidik nasional Ki Hajar Devantara, artinya “pertama meniru, di tengah berusaha, baru berusaha.”
Tut wuri handayani yang sering dijadikan semboyan pendidikan India mempunyai arti bahwa guru adalah guru yang selalu membimbing, mendukung dan menunjukkan jalan yang benar bagi murid-muridnya.
Banyak netizen Indonesia yang menyambut baik langkah tersebut bertepatan dengan Hari Guru Nasional. Namun ada perasaan negatif karena Marcelino Ferdinand yang juga pesepakbola Indonesia tidak diberi kesempatan bermain oleh Oxford.
Benar Pak Des, bapak gurunya pemain Oxford United, kata salah satu warganet.
“Adminnya baik sekali 😊🤘🏽,” kata salah satu warganet.
“Kayaknya adminnya orang jawa 😂,” ujar salah satu pengguna.
“Siapa admin ini?😂,” canda salah satu warganet.
“Gak ada marceng ora di mainke min,” kata salah satu warganet.
Namun gol Indonesia Marcelino Ferdinand ramai dibicarakan saat laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi di kawasan Asia pada Selasa, 19 November 2024. perayaan gol yang ‘keren’ sambil duduk di kursi sebelah lapangan.
Banyak yang menilai musisi Tanah Air punya cara unik merayakan gol tersebut. Sementara itu, netizen yang menyebut pose “duduk Vincent” mulai berganti nama menjadi “duduk Marseng (panggilan Marcelino)”.
Prediksi sejumlah warganet ini menuai kritik karena tren tersebut menyebabkan banyak pria yang memotret. Hal tersebut terlihat dalam unggahan akun Instagram @nusantarafit. Mereka menyebut sikap keren Marsen saat mencetak gol mungkin bisa menjadi acuan pengambilan gambar dengan pakaian keren.
“Vincent udah tiada, waktunya Marseng! Tenang. Perayaan kemarin keren banget pas Marcelino dapat arabic boxnya, keren banget. Bisa jadi referensi untuk pose-pose fotografi fashion,” tulisnya. rekor pada hari Jumat, 22 November 2024.
Konsep OOTD bisa dimodelkan agar terlihat seperti Marcelino. Misalnya memadukan kemeja dengan kemeja dan sneakers. Kamu bisa memadukan kemeja dengan jeans dengan potongan yang cantik.
Selain itu, gaun tersebut bisa dikenakan dengan celana pendek dan sepatu skate, atau untuk hal lainnya, dipadukan dengan perosotan kasual. Unggahan tersebut pun mendapat respon positif dan apresiasi dari warganet.
Selasa malam, 19 November 2024, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Arab Saudi 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Beberapa di antaranya adalah selebrasi unik pasca gol Marcelino. gerbang kedua. melawan Arab Saudi. e : duduk tenang di pinggir panggung, memandang posisi penonton, bersandar seperti model.
Gaya yang menunjukkan sifat tenang dan lembut akan disukai banyak orang. Kehabisan nafas setelah berlari dari tengah lapangan, ia melanjutkan dengan santai namun percaya diri, kembali menunjukkan kegembiraan dalam mencetak gol. Tak lama setelah pertandingan, foto dan video gol unik tersebut beredar luas dan beredar di media sosial, salah satunya di akun X (dulu Twitter) @idextratime.
Pesepakbola bernama Marseng menjadi trending topik X. Netizen meyakini selebrasi gol Marcheng akan menjadi tren dan akan diikuti banyak orang atau permainan lain.
Pada kesempatan Hari Guru Nasional tahun 1912, PGRI berganti nama menjadi Persatuan Guru Hindia Timur Belanda (PGHB). Organisasi ini berfungsi sebagai wadah bagi guru sekolah, guru desa, asisten pengajar dan pengurus sekolah lainnya.
Namun saat itu PGHB dianggap terlalu lemah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dan terpecah menjadi dua. Mereka adalah Persatuan Guru Pembantu (PGB) dan Persatuan Guru Sekolah Desa (PGD).
Pada tahun 1932, PGHB berubah nama menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGI). Pada awalnya terdapat kritik dari pihak Belanda mengenai adanya kata Indonesia pada nama perusahaan, namun pada masa Jepang diketahui bahwa PGI dilarang melakukan segala aktivitasnya.
Akhirnya, ketika Proklamasi Kemerdekaan diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, larangan-larangan tersebut berakhir dan pekerjaan pendidikan mulai bangkit. Sedangkan Dewan Guru Indonesia diselenggarakan pada tanggal 24-25 November 1945.