Kesehatan

Kolesterol dalam Makanan: Fakta, Batas Aman, dan Dampaknya bagi Kesehatan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Ahli Diet Klinis di RS Siloam Lippo Village, Dr. Mulianah Daya, Sp.GK mengingatkan, sebagian besar kolesterol dalam makanan berasal dari produk hewani. Makanan yang tinggi kolesterol antara lain daging merah, telur, makanan laut, dan makanan laut.  Berapa banyak kolesterol dalam sehari?

Kolesterol merupakan zat lemak yang penting bagi tubuh. Namun asupan kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Menurut Muliah, ada batasan penggunaan kolesterol yang perlu diperhatikan.

Batas harian asupan kolesterol bagi orang sehat adalah 300 miligram sehari, dan bagi orang yang berisiko terkena penyakit jantung atau penyakit jantung, maksimal 200 miligram, kata Muliah kepada Health thedesignweb.co.id dari waktu ke waktu. 

Misalnya saja, satu butir telur mengandung sekitar 180 miligram kolesterol, sehingga bagi penderita diabetes atau kolesterol tinggi, disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari satu butir telur dalam sehari. Apa yang tidak boleh Anda makan untuk kolesterol?

Mengonsumsi produk hewani yang mengandung kolesterol seperti daging merah dan daging memang sulit dihindari.

Namun bagi pasien atau yang sedang berusaha mengendalikan kadar kolesterolnya, Muliah menghimbau untuk mengurangi atau menghindari makanan yang mengandung kolesterol.

“Selain itu, daging ayam atau ikan juga masih mengandung kolesterol. Oleh karena itu, sebaiknya kendalikan jumlah daging merah yang dikonsumsi dan jangan disia-siakan,” ujarnya.

Selain pengaruh makanan, kata Muliah, ada juga faktor genetik yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh.

Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik yang disebut hiperkolesterolemia familial, yang merupakan penyakit yang lambat.

“Ada orang yang setiap hari makan gorengan atau telur, kolesterolnya normal, tapi ada juga yang makan satu butir telur langsung meningkat, hal ini terjadi karena beberapa gen yang menyebabkan lemak tubuhnya melambat sehingga kadar kolesterolnya membaik. , “katanya.

 

Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung yang merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Namun banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap kolesterol tinggi, karena gejalanya seringkali tidak terlihat.

Bagi orang dengan profil lipid rendah atau kolesterol HDL rendah, risiko penyakit jantung lebih tinggi. Muliah menjelaskan, “Jika kolesterolnya tinggi, maka tubuh akan memperingatkan. Hal ini biasanya terdeteksi melalui pemeriksaan fisik, dan hasil kolesterolnya melebihi batas normal.”

Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kolesterol dan peran gen dalam metabolisme tubuh, diharapkan masyarakat akan lebih cerdas dalam memilih makanan.

 

Kolesterol darah adalah kolesterol yang ada dalam darah kita, dan terutama diproduksi oleh hati. Kolesterol sangat penting bagi tubuh.

Namun jika kadarnya tinggi, risiko penyakit jantung dan stroke pun meningkat. Oleh karena itu, pengecekan kolesterol secara rutin sangat penting bagi kesehatan, demikian disampaikan Heart Org.

Kolesterol dalam darah diangkut oleh dua jenis utama lipoprotein: LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik).

Terlalu banyak LDL atau terlalu sedikit HDL dapat menyebabkan kolesterol menumpuk di dinding arteri, termasuk arteri yang menuju ke jantung dan otak.

Akumulasi kolesterol ini dapat menyebabkan penumpukan di arteri yang disebut aterosklerosis.

Oleh karena itu, arteri menjadi sempit dan kaku, sehingga meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah yang dapat menghambat aliran darah sehingga menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Kolesterol makanan berasal dari makanan yang kita makan, terutama makanan hewani seperti daging, telur, dan produk susu. Meski tubuh memproduksi kolesterol secara alami, kolesterol makanan juga meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Secara sederhana kolesterol dalam darah menunjukkan jumlah kolesterol total yang ada di dalam tubuh, sedangkan asupan kolesterol berasal dari apa yang kita makan setiap hari. Kedua faktor ini saling berkaitan dan mempengaruhi kesehatan jantung kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *