[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 51 Tahun Dokter Paru Indonesia
thedesignweb.co.id, Jakarta – Hari ini, 8 September merupakan hari jadi Persatuan Pulmonologi Indonesia (PDPI) yang ke-51. Kelahiran September 2024 ini mempunyai makna tersendiri karena pada bulan depan, Oktober 2024, kita akan memasuki kepemimpinan Presiden baru. Oleh karena itu, diusulkan empat aspek kesehatan paru-paru yang patut mendapat perhatian khusus pemerintah di masa depan.
Pertama, dari berbagai jenis infeksi, yang paling banyak dibicarakan dan diprioritaskan adalah tuberkulosis (TB), infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan pneumonia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia sehingga diperlukan upaya khusus dan hal ini tentunya akan menjadi salah satu prioritas ke depan.
ISPA juga penting karena jumlah kasusnya tinggi, dan pneumonia berat memerlukan perawatan medis yang sangat baik untuk pulih.
Yang kedua adalah penyakit paru-paru tidak menular. Prioritas diberikan setidaknya pada penyakit paru obstruktif (misalnya asma bronkial dan PPOK) dan kanker paru. Serangan asma bronkial dan PPOK (penyakit paru kronis) jelas mengganggu performa kerja pasien dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Padahal, jika memburuk dan tidak dikendalikan, bisa berakibat fatal. Kanker paru-paru adalah salah satu kanker paling umum pada pria. Meskipun terdapat banyak kemajuan dalam pengobatan kanker paru-paru, kasus kanker paru-paru yang sudah lanjut dapat berakibat fatal, terutama jika kanker tersebut menyebar ke bagian tubuh lain.
Hal ketiga tentang penyakit paru-paru yang patut diprioritaskan adalah potensinya untuk menular. Kita tahu bencana akan terjadi lagi di kemudian hari, hanya saja kita tidak tahu kapan.
Selain itu, penyakit yang menyebabkan wabah berikutnya mungkin adalah penyakit paru-paru, seperti wabah sebelumnya yang disebabkan oleh influenza dan COVID-19.
Oleh karena itu, upaya kesiapsiagaan, pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit paru-paru yang dapat menjadi bencana di kemudian hari harus diprioritaskan.
Selain itu, yang keempat adalah prioritas kebijakan terkait kebiasaan merokok dan polusi udara. Kita mempunyai banyak perokok, dan Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang belum menandatangani Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC).
Hukum kedokteran benar-benar merupakan angin segar. Diterbitkan pada tanggal 17 Maret 2023, kami berharap penerapannya diterapkan secara ketat untuk menyelamatkan masyarakat kita dari bahaya rokok. Terkait polusi udara, polusi udara sudah sering kita alami di kota-kota besar seperti Jakarta, bahkan beberapa kali lipat lebih tinggi dibandingkan kota-kota besar lainnya di dunia.
Kebiasaan merokok dan polusi udara sangat mempengaruhi kesehatan paru-paru dan berhubungan dengan timbulnya berbagai penyakit paru-paru dan pernafasan.
Kita berharap kesehatan paru-paru negara kita tetap terjaga berkat kerja keras yang tak kenal lelah dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Prof. Tyandra Yoga Aditama
Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Pulmonologi Indonesia (PDPI).