Lifestyle

Kondisi Miris Satwa di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang Dirantai dengan Kandang Tak Layak

thedesignweb.co.id, Jakarta – Liburan tahun baru biasanya pergi ke tempat wisata. Salah satunya kebun binatang sebagai tempat hiburan keluarga sambil melihat binatang dari dekat.

Namun, seorang pengunjung Cagar Alam Gajah Mongkor di Wonogiri, Jawa Tengah menarik perhatian warga online yang melaporkan bahwa gajah tersebut dikurung dan tidak pantas. “Udah kandang kecil, dirantai juga,” tulis @folkshitt di akun Instagram @veronika.twns dalam unggahannya, Jumat (3/12/2025).

Seorang perempuan bernama Veronika Krasansari juga mengungkapkan pada tahun 2015 bahwa sebenarnya menunggang gajah di kawasan konservasi itu bisa dilakukan sambil berjalan di atas rumput di samping waduk. Namun gajah tersebut dikembalikan ke Sumatera setelah terjadi insiden kematian seorang dokter hewan magang yang saat itu mengakibatkan gajah tersebut dibungkam.

Menurutnya, setelah bertahun-tahun tidak ada lagi gajah di taman wisata ini. Namun, gajah baru didatangkan setelah Covid-19 pulih secara bertahap.

“Karena masyarakat di sini trauma dengan gajah, alhasil gajah-gajah tersebut baru dirantai, bahkan dikurung. Betapa tidak berperasaannya orang-orang yang mengelola tempat ini,” ujarnya di akhir artikel.

Unggahan tersebut kemudian mendapat reaksi berbeda dari warganet. “Kebingungan… hewan juga ciptaan Tuhan, kenapa merantainya seperti ini? Untuk menjaga kesetaraan semua makhluk hidup,” tulis salah satu warganet.

“Ya Tuhan aku tak tahan dengan rasa kasihan ini, tolonglah pemerintah setempat😢,” iba yang lain kepada gajah. “Kalaupun dilepasliarkan, itu tidak mungkin. Harus ada tahapan tertentu agar mereka bisa dilepasliarkan,” komentar yang lain. 

Akun Bobby Cartangare, kucing Presiden Pravo Subianto, juga bercerita tentang gajah yang tertambat. Guru pertama mengucapkan terima kasih dan menulis: “Saya harap semua makhluk bisa sejahtera seperti Anda.”

Selain itu, Veronica juga menyoroti hewan lain yang kondisinya tidak memprihatinkan. Menurutnya, kondisi kebun binatang di Indonesia rata-rata mengkhawatirkan, salah satunya kandang primata yang menimbulkan pertanyaan.

Selain itu, ia juga memperhatikan jembatan kaca yang melintasi Hutan Lindung Gaja Mongkor yang terbengkalai. Terlihat jembatan berwarna putih yang tidak dirawat dan dilestarikan apa adanya tanpa adanya renovasi oleh pihak pengelola.

Veronica juga sangat vokal ketika mengatakan bahwa pergi ke kebun binatang yang mempunyai koneksi pendidikan bukanlah ide yang baik karena hewan-hewan di sana sebenarnya tidak dirawat. “Itu saja untuk saat ini, jadi aku tidak menangis di malam hari,” tutupnya.

Sebelumnya, Kebun Binatang Medan juga mengalami situasi mengenaskan. Saat itu, Perusahaan Umum Pembangunan Daerah (PUD) Kota Medan, Sumatera Utara, menyebutkan seekor harimau sumatera betina di Kebun Binatang Medan mati karena penyakit yang dideritanya.

Harimau bernama C Manis itu mati pada Jumat 20 September 2024 sekitar pukul 16.30 WIB. Fenomena yang berkali-kali terjadi ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kamannferkraft).

Tentu kami sangat menyayangkan kejadian ini, apalagi harimau sumatera tergolong langka dan merupakan harimau yang banyak digemari pengunjung, kata Kepala Pakar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niskaia dalam pengarahan mingguan. . Sandy Ono di Jakarta, Senin 30 September 2024.

Nia menemukan, kebun binatang seperti Medan Zoo merupakan tempat wisata yang disukai keluarga sehingga bisa mendatangkan banyak turis atau wisatawan. “Kalau anak-anak remaja atau orang dewasa jalan-jalan biasanya pergi sendiri atau bersama pasangan atau teman dekatnya, tapi kalau anak-anak misalnya ke kebun binatang pasti pergi bersama orang tua atau anggota keluarga lainnya sehingga bisa mendatangkan banyak pengunjung,” Nia menjelaskan.

 

“Pengunjung tentu berharap kebun binatang ini memiliki banyak atraksi menarik termasuk harimau sumatera. Jadi kami berharap kejadian seperti itu tidak terulang kembali,” imbuhnya.

Manis yang mati di Kebun Binatang Medan ini merupakan salah satu spesies kucing besar dari genus Panthera dengan ciri khas garis-garis pada bulunya. Dia meninggal karena penyakit yang dideritanya. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut yang melakukan otopsi mengatakan, terdapat penyakit hati, jantung, dan ginjal pada C. manis.

“Dia sangat serius, ada benjolan penuh cairan di hatinya. Jantungnya juga menebal, begitu pula ginjalnya,” kata Dr. Mohammed Sia, petugas kesehatan hewan di Kebun Binatang Madin di Madan, Minggu, 29 September 2024 . Jarak

Harimau sumatera betina berusia 23 tahun pertama kali masuk ke Kebun Binatang Medan pada tahun 2005 bersama dengan harimau sumatera Angie. Kematian C. Manis hanya menyisakan tujuh ekor harimau sumatera di Kebun Binatang Medan. Sebelumnya dilaporkan ada lima ekor harimau mati di Medan Zoo, yakni tiga ekor harimau sumatera bernama Erha pada 3 November 2023, Nurhaliza pada 31 Desember 2023, dan Binteng Surik berusia 13 tahun pada 13 Februari 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *