KONI Punya 4 Multievent Lain, PON 2028 Mulai Diarahkan Pertandingkan Cabor Olimpiade Saja
thedesignweb.co.id, Jakarta – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) telah menginjak usianya yang ke-86. Beberapa reformasi telah dikembangkan oleh organisasi di bawah kepemimpinan Lt. Pensiunan TNI Marciano Norman atas peningkatan prestasi olahraga di Indonesia secara umum.
“Dalam perjalanannya yang dimulai sejak tahun 1938, KONI tidak pernah gagal dalam memajukan kesuksesan olahraga! Oleh karena itu, kami bertekad memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan negara sekaligus menunaikan amanah yang diberikan,” kata Marciano kepada wartawan di Kantor KONI. , Jumat, 1 November 2024.
“Dalam upaya kita untuk mendorong atlet mencapai puncaknya, kita perlu persatuan. Kita ‘bersatu untuk mencapai’. Untuk membantu atlet kita mencapai impian mereka, dua event dunia seperti Olimpiade / adalah menjadi juara dunia di multi-event olahraga.” , ”lanjutnya.
KONI menyadari, untuk meraih kesuksesan kelas dunia, atlet tidak hanya membutuhkan peralatan latihan, tapi juga kompetisi. Kony Tengah kini mempunyai 5 agenda nasional, selain Pekan Olahraga Nasional (PON) yang diselenggarakan sebanyak 21 kali dan rutin setiap 4 tahun sekali.
Selain PON, beberapa event yang menjadi pusat perkembangan KONI antara lain Pekan Olahraga Bela Diri Nasional (IMAG), Pekan Olahraga Pantai Nasional (Olahraga Pantai Indonesia), Pekan Olahraga Dalam Ruangan (Olahraga Indoor Indonesia), dan PON Remaja (Pertandingan Remaja Indonesia). . adalah Diselenggarakan setiap dua tahun sekali di kabupaten/kota.
Dengan semakin banyaknya perhelatan maka kualitas PON akan semakin baik, karena ada standar tertentu bagi para atlet yang bertanding di PON, dan tentunya cabang olahraga kompetitif akan lebih fokus pada target Indonesia di tingkat global.
KONI berencana menjadikan PON 2028 sebagai yang pertama mempertandingkan cabang olahraga yang benar-benar disegani di Olimpiade. Dengan demikian, jumlah atlet yang berpartisipasi tidak sebanyak pada PON sebelumnya.
“Pada PON XXII/2028 di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), kita akan mulai fokus pada cabang olahraga yang dipertandingkan yaitu Olimpiade. Tidak banyak,” jelas Marciano.
Cabang olahraga nonkompetitif yang mengikuti PON seperti KONI, Pekan Olahraga Bela Diri Nasional (IMAG), Pekan Olahraga Pantai Nasional (Indonesia Beach Games), Pekan Olah Raga Dalam Ruangan (Indonesia Indoor Games), dan PON Remaja (Indonesia Youth Games).
Di sisi lain, KONI memajukan tata kelola asosiasi anggotanya, baik KONI provinsi yang membidangi KONI kabupaten/kota, dan provinsi yang membidangi dinas olahraga serta kepada pemerintah kabupaten/kota. Dengan struktur organisasi yang baik maka program latihan juga akan semakin efektif dalam menghasilkan pemain-pemain berkualitas. Kalau pemainnya bagus di tingkat kabupaten/kota, maka yang bersaing dan menjadi juara di tingkat provinsi akan menjadi pemain yang sangat bagus.
“KONI fokus menata kembali kejuaraan-kejuaraan di tingkat provinsi, kabupaten/kota agar PON melahirkan juara tingkat nasional, internasional. Diharapkan,” lanjut Marciano.
Tak lupa, kita juga diingatkan bahwa daerah bisa menghasilkan game dengan kualitas yang sangat baik. Marciano yang didampingi Sekjen Uday Luqman mengatakan, kita tidak mungkin bisa mengantarkan atlet meraih kesuksesan tanpa adanya tata kelola yang baik dari organisasi olahraga dan Kony.
KONI juga memulai kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi pada 1 November 2024. Karena bukti kuat, Jabar tiga kali berturut-turut menjadi juara umum PON (XIX/2016 Jabar, XX/2021 Papua, XXI/2024 Aceh-Sumut) berkat partisipasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
“Menarik sekali mengajak perguruan tinggi yang memiliki jurusan sport science untuk turut serta langsung bersama KONI provinsi, serta KONI kabupaten/kota, dinas olahraga agar bisa efektif mengimplementasi sport science,” jelas Marciano.