Kontrasepsi Pria Semakin Beragam, Salah Satu yang Tengah Dikembangkan adalah KB Suntik
thedesignweb.co.id, Jakarta Alat kontrasepsi atau keluarga berencana tidak hanya bisa digunakan oleh perempuan, tapi juga laki-laki. Sayangnya, partisipasi laki-laki dalam menerima KB dinilai masih kurang karena terbatasnya pilihan metode dan alat kontrasepsi yang tersedia.
Kabar baiknya, teknologi kontrasepsi kini berkembang pesat, salah satunya adalah penelitian kontrasepsi suntik pada pria.
“Teknologi kontrasepsi telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Inovasi metode kontrasepsi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, tetapi juga mengedepankan keamanan, kenyamanan dan kemudahan penggunaan, serta mengurangi efek samping, kata Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sundoyo secara daring. Seminar Kontrasepsi Masa Depan: Peningkatan Kualitas Hidup Melalui Keluarga Berencana Rabu 16 Oktober 2024.
Ia juga menyadari bahwa pilihan alat kontrasepsi pria yang tersedia di Indonesia masih terbatas pada operasi pria (MOP/Vasektomi) dan kondom.
Oleh karena itu, dalam seminar ini, penelitian terbaru yang dipaparkan oleh Prof. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, SubspcSAAM tentang inovasi baru kontrasepsi pria yaitu pemberian kombinasi androgen-progestin melalui suntikan pada pria.
“Uji klinis suntik KB pria dilakukan pada 20 relawan pria sehat dan subur yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama disuntik DMPA 100 mg + TE 100 mg setiap bulan selama 4 bulan. Kelompok kedua disuntik 200mg DMPA + 250md TE setiap bulan selama 4 bulan, jelasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa azoospermia (tidak adanya sperma dalam air mani) terjadi antara bulan ketiga dan keempat setelah dimulainya penyuntikan.
Wimpie menyebut metode ini Reversible Azoospermia atau sel sperma akan muncul secara bertahap pada penerimanya setelah 2 bulan penghentian suntikan.
Kadar testosteron kembali normal pada bulan keempat setelah penghentian suntikan, tambahnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI Wahidin mengatakan penelitian tentang kontrasepsi suntik pada pria bisa menjadi kebijakan, karena itu BKKBN. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum produksi skala besar.
Sebenarnya ini (suntik KB pria) bukan penelitian pendahuluan, jadi penelitiannya hanya satu tahap produksi, kata Wahidin.
Jika ada penelitian lebih lanjut yang melibatkan sampel lebih besar, maka akan menjadi kebijakan baru sebagai pilihan kontrasepsi bagi pria selain MOP dan kondom.
Penelitian selanjutnya tidak hanya melibatkan BKKBN tetapi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI).
Dalam kesempatan yang sama, ahli urologi Sakti Ronggowardhana Brodjonegoro memaparkan fakta manfaat vasektomi bagi pria.
“Efisiensi tinggi untuk mencegah kehamilan adalah 0,15 persen atau 1-2 ibu hamil dari 1.000 yang suaminya pernah menjalani operasi. Tidak ada kematian dan angka kesakitan yang rendah, lebih murah karena merupakan prosedur tunggal, prosedur singkat hanya 15-45 menit, tidak berpengaruh pada libido dan kualitas seksual, tidak permanen atau dapat diperpanjang atau diubah. , dan keluhannya lebih sedikit dibandingkan alat kontrasepsi lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, vasektomi tidak memberikan efek negatif terhadap performa seksual dan libido. Fungsi seksual seperti ereksi, ejakulasi dan orgasme tetap tidak berubah setelah vasektomi.
Testosteron masih diproduksi dalam jumlah normal dan stabil seperti sebelumnya, tambahnya.