Bisnis

Kuota CPNS 2024 Khusus Fresh Graduate Minim, Apa Masalahnya?

 

thedesignweb.co.id Jakarta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas kembali buka suara mengenai pelatihan CPNS 2024 bagi lulusan baru atau newgraduate, yang jumlahnya lebih rendah dari kuota yang diharapkan.

Awalnya, kuota lulusan baru CPNS 2024 dianggarkan sebanyak 600.000 formasi. Namun pada praktiknya, yang dibuka hanya 250.407 formasi. Anas pun menyayangkan kondisi tersebut.

“Dari 600.000 pelatihan, kemarin yang dikerahkan hanya 249.000, kurang dari 600.000. Sayang sekali, padahal ini salah satu kebutuhan talenta digital dan auditor yang dibutuhkan di seluruh kabupaten/provinsi,” ujarnya dalam acara SAKIP Award 2024. .acara di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (2/10/2024). Kurangnya koordinasi

Menurut Anas, hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi di tingkat pemerintah daerah. Kepala daerah kurang mendapat informasi memadai dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tentang target rekrutmen CPNS 2024.

“Saat rapat dengan PANRB hanya dihadiri Kepala BKD. Jadi BKD kadang tidak paham, tidak menyampaikan informasi ke pendamping, dan akhirnya bupati tidak tahu. Apa yang terjadi? Mereka mengusulkan kemarin , tapi ditutup,” kata Anas.

Anas berseloroh, perekrutan aparatur sipil negara (ASN) sepertinya tak menarik perhatian para bos daerah. Ia mengatakan, para pejabat daerah lebih antusias terhadap proyek-proyek pembangunan, seperti jembatan.

“Pembelian ASN sepertinya kurang menarik, padahal itu mesin birokrasi. Tapi yang lebih menarik adalah pembelian jembatan dan jalan. Kalau pembelian jembatan dan jalan datang, semua kepala departemen ikut,” pungkas Menkeu. reformasi administrasi dan birokrasi.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas, meminta seluruh instansi pemerintah melaksanakan reformasi birokrasi yang berdampak langsung. 

Sebab, dia menemukan, masih banyak anggaran yang terbuang hanya untuk hal-hal yang kurang penting, seperti perjalanan dinas. 

Jadi bagaimana kita mengubah paradigmanya. Jadi bukan seberapa besar dana anggaran yang dikeluarkan dan dikeluarkan, tapi dampaknya, kata Anas dalam acara penganugerahan SAKIP 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (10/2/2024).

“Kadang anggarannya kita bagi rata. Bagito, bagi roto. Begitu Bappeda melihat anggarannya berapa, masing-masing departemen menaikkannya 5 persen, semuanya 5 persen. Ini tidak bagus, tidak boleh,” ujarnya. A 

Anas menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam penggunaan anggaran. Sebab, alokasi anggaran ke depan akan berdasarkan kinerja. 

“Kita tidak bisa lagi membagi anggaran secara merata, tapi dampaknya apa? Begitu juga dengan belanja anggaran. Perjalanan dinas masih tinggi. Belanja langsung lebih rendah,” pintanya. 

Misalnya saja, banyak ditemukan penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Melalui moda seperti perjalanan dinas untuk penanganan stunting.

“Waktu itu Pak Menteri Bappenas bilang ke saya, sudah direview anggaran stunting, ternyata judulnya masih retardasi, tapi untuk pagar di Puskesmas. Ini sudah tidak boleh lagi,” ucapnya. 

Judulnya retardasi pertumbuhan, tapi setengahnya untuk perjalanan dinas, studi banding pengobatan retardasi pertumbuhan. Itu sudah tidak boleh lagi, tegas Anas. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *