Kurangnya SDM Jadi Tantangan Bagi Transformasi Digital Dunia
thedesignweb.co.id, Jakarta – Arvind Gupta, pendiri Digital India Foundation, mengatakan dunia masih menghadapi masalah kurangnya sumber daya manusia atau keterampilan di dunia transformasi digital.
Hal itu disampaikannya pada seminar internasional yang disponsori Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bekerja sama dengan Federasi Rusia dan Badan Kearsipan Federal, Indonesia-Rusia: Dari Masa Lalu ke Masa Depan, Perspektif Sejarah dan Geopolitik. Klub Diskusi Valdai.
“Tidak hanya Indonesia dan Rusia, dunia sedang mengalami kekurangan keterampilan. Saat ini tidak semua orang punya keterampilan. Malah mereka bilang India punya banyak keterampilan,” ujar Arvind Gupta pada sesi diskusi ketiga bertema perubahan digital. Selasa (24/9/2024) di Hotel Borobudur Jakarta di tengah dinamika situasi yang kompleks dan global.
“45 persen pemain AI berada di India. India menghasilkan talenta-talenta terbaik di dunia, namun kita masih kekurangan kapasitas.”
“Dalam beberapa tahun terakhir, saya pikir setiap negara dan pemikiran para pemimpinnya telah berubah sehingga mereka sekarang memahami pentingnya menghasilkan ilmuwan data dari sekolah hingga perguruan tinggi atau universitas. Orang-orang yang dapat membuat chip untuk semikonduktor dan menciptakan startup dan wirausaha. adalah pemahaman tentang AI.”
Arvind Gupta mengatakan ada perubahan pola pikir di seluruh dunia dan setiap negara perlu mengembangkan kemampuan ini dalam jumlah besar.
Saya bisa memberikan dua contoh. Salah satunya adalah contoh dari Rusia. Rusia menerapkan sistem pembayaran MIR dalam waktu yang sangat singkat, kurang dari setahun, yang kini menjadi sistem paling dominan di Rusia. Semuanya berhasil. Bank dan ini sistemnya adalah Visa dan Mastercard. Ini menunjukkan bahwa yang hebat mudah diganti.
“Dan India juga sedang mengembangkan sistem pembayarannya sendiri yang kini menjadi sistem pembayaran terbesar di dunia, Unified Payment System, UPI. Ini berpotensi mengalahkan Visa dan Mastercard. Jadi, kalau ada niat baik dan kepemimpinan, kita negara dapat menunjukkan kemampuan seperti itu.”
Sementara itu, St. Profesor Universitas Negeri Petersburg Konstantin Pancerev mengatakan perlu dikembangkan alat khusus terkait penyiapan layanan data.
“Yang terpenting adalah mempersiapkan kerja sama yang baik bagi Indonesia dan Rusia untuk membangun sekolah khusus pengembangan generasi di bidang teknologi.”