Laba AKR Corporindo Susut 14,08% hingga September 2024, Sisa Segini
Liputan6.com, Jakarta PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengumumkan hasil keuangan sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024. Pendapatan ini lebih rendah 4,55% dibandingkan pendapatan September 2023 yang mencapai Rp 29,988 triliun.
Seiring turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan hingga September 2024 turun menjadi Rp 27.260.260 juta per September 2024. Dengan demikian, perseroan mengumumkan total laba sebesar Rp untuk periode yang berakhir 30 September 2024.
Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp623,5 miliar dan beban penjualan sebesar Rp62,14 miliar. Sementara itu, perseroan melaporkan keuntungan penjualan atau pengalihan aset tetap sebesar Rp1,61 miliar, keuntungan selisih kurs sebesar Rp7,15 miliar, pendapatan operasional lainnya sebesar Rp32,16 miliar, dan beban operasional lainnya sebesar Rp32,1 miliar. .
Perseroan juga melaporkan pendapatan fiskal sebesar Rp 205,8 miliar. Sedangkan pajak final terkait penghasilan keuangan sebesar Rp40,73 miliar, beban keuangan Rp49,15 miliar, dan bagi hasil pihak berelasi sebesar Rp37,98 miliar.
Perseroan melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik unit induk selama sembilan bulan tahun 2024 sebesar Rp 1,47 triliun, setelah memperhitungkan beban pajak. Laba tersebut lebih rendah 14,08% dibandingkan laba Rp pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada rilis pasar modal, Jumat (25/10/2024), aset perseroan pada September 2024 turun menjadi Rp 29,7 triliun dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 30,25 triliun. Pinjaman hingga September 2024 turun menjadi Rp16,16 triliun dari Desember 2023 sebesar Rp16,21 triliun. Sementara pendapatan ekuitas September 2024 turun menjadi Rp14,4 triliun.
Indeks Saham Gabungan (IHSG) cenderung terkoreksi pada perdagangan saham Jumat (25 Oktober 2024). Coba IHSG 7.636-7676.
IHSG turun 0,91% menjadi 7.716 pada perdagangan Kamis 24 Oktober 2024.
Herditya Wicaksana, Analis PT MNC Sekuritas, mengatakan IHSG direvisi turun menjadi 71.717. Ia mengatakan hal ini hanya mungkin terjadi jika tidak menembus level resistance 7805-7810. “Jadi IHSG masih rawan revisi, 7636-7676. “Kami perkirakan IHSG masih berpeluang menguat lebih lanjut di kisaran 7810-7858,” kata Herditya.
Ia mengatakan, level support IHSG di 7.595,7.518 dan level resistance di 7.810.710.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Mohamed Wafi mengatakan, garis support volume rendah IHSG dari 5 moving average (MA) terlihat terkoreksi dan tertembus.
“Selama masih di bawah garis MA5, IHSG masih berpeluang terkoreksi dan menguji support harian garis MA5,” ujarnya.
Jika garis MA kembali tembus, IHSG berpeluang mendorong level lebih tinggi (HH) dan melanjutkan tren naik, ujarnya.
Kisaran IHSG saat ini antara 7.650-7.850, ujarnya.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, potensi kenaikan IHSG terbatas dengan support dan resistance di 7.675-7830.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Sedangkan Wafi telah mengakuisisi saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), dan PT Bukalap.com Tbk (BUKA).