Laba Bukit Asam Turun 31,99% pada Kuartal I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja triwulan I-2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, kinerja Bukit Asam mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, baik dari segi pendapatan dan dapatkan.
Saat laporan keuangan perseroan dipublikasikan di Bursa Keterbukaan Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,4 triliun. Pendapatan tersebut turun 5,50 persen dibandingkan pendapatan kuartal I 2023 yang sebesar Rp 9,96 triliun.
Meski pendapatan menurun, beban pokok pendapatan pada Q1 2024 meningkat menjadi Rp7,99 triliun dibandingkan Rp7,89 triliun pada Q1 2023.
Pada periode ini, perseroan menghasilkan beban umum dan administrasi sebesar Rp477,05 miliar, beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp179,65 miliar, serta pendapatan lain-lain sebesar Rp185,49 miliar. Sedangkan pendapatan keuangan pada triwulan I 2024 tercatat sebesar Rp65,53 miliar, beban keuangan sebesar Rp52,27 miliar, dan porsi laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp109,03 miliar.
Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan memperoleh laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp790,94 miliar. Laba tersebut turun 31,99 persen dibandingkan laba kuartal I tahun lalu sebesar Rp 1,16 triliun. Makanya, Core EPS pun tergerus menjadi Rp 69 dibandingkan sebelumnya Rp 101.
Sedangkan dari sisi aset turun menjadi Rp38,42 triliun per 31 Maret 2024 dari Rp38,77 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas turun menjadi Rp15,94 triliun pada Q1 2024 dibandingkan Rp17,2 triliun pada akhir tahun 2023. Ekuitas pada Q1 2024 meningkat menjadi Rp22,48 triliun dari Rp21,20 triliun pada Desember 2024.
Pada penutupan perdagangan Kamis 2 Mei 2024, harga saham PT Bukit Asam Tbk turun 4,62 persen menjadi Rp 2.890 per saham. Saham PTBA turun Rp 270 menjadi Rp 2.760 per saham. Harga saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.920 dan terendah Rp 2.750 per saham. Total perdagangannya mencapai 14.589 kali dengan volume perdagangan sebanyak 453.987 lembar saham. Nilai kesepakatannya adalah 129,5 miliar rupiah.
Total produksi batu bara di wilayah PTBA pada triwulan I 2024 mencapai 7,3 juta ton, meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yakni 6,8 juta ton.
“Peningkatan produksi ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 10 persen menjadi 9,7 juta ton,” kata Sekretaris TPK Bukit Assam Niko Chandra dalam keterangan resmi, Kamis (02/05/2024).
Pada kuartal I 2024, perseroan mencatat ekspor PTBA sebesar 3,8 juta ton, meningkat 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Terjadi peningkatan ekspor ke sejumlah negara, antara lain India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Sedangkan realisasi kewajiban pasar dalam negeri (DMO) mencapai 5,9 juta ton atau meningkat 14 persen secara tahunan. Realisasi angkutan batubara melalui kereta api pada periode Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton, meningkat 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski proyek tersebut terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan Jembatan Bantayan pada Maret lalu, namun pengangkutan batu bara dengan kereta api masih mampu mencapai target, kata Nico.
Tantangan yang dihadapi perseroan pada tahun 2024 antara lain koreksi harga batu bara dan volatilitas pasar. Rata-rata indeks harga batubara ICI-3 terkoreksi sekitar 21 persen tahun-ke-tahun dari $100,44 per ton pada Januari-Maret 2023 menjadi $78,9 per ton. Sementara itu, indeks harga batubara rata-rata Newcastle terkoreksi 49 persen tahun-ke-tahun menjadi $125,76 per ton.
Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja yang baik. Perusahaan juga selalu mengedepankan pengelolaan biaya di setiap lini perusahaan, sehingga efisiensi berkelanjutan dapat terlaksana secara maksimal.
Selain itu, perseroan berharap segera terbentuk Managing Agency Partner (MIP) dan memberikan dampak baik terhadap kinerja keuangan PTBA, pungkas Nico.
Sebelumnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) menyatakan pengalihan saham miliknya dilakukan melalui private penempatan. Pengalihan tersebut terjadi pada 28 Maret 2024, ketika perseroan berhasil mengalihkan sendiri saham yang dimilikinya sebanyak 27.147.900 lembar saham.
Saham yang dialihkan tersebut merupakan sisa saham hasil pembelian kembali yang dibeli perseroan pada periode pembelian kembali pada tanggal 2 September sampai dengan 1 Desember 2015.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk Niko Chandra menjelaskan, harga jual Rp 2.950 per saham merupakan harga penutupan sehari sebelum tanggal transaksi.
Harganya tidak lebih rendah dari Rp 1.578 per saham yang merupakan harga rata-rata penutupan 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan.
Ia mengatakan dalam pengumuman bursa: “Dengan adanya pengalihan saham milik perseroan pada tanggal 28 Maret 2024, maka perseroan masih mempunyai 6.302.000 saham yang merupakan hasil proses pembelian kembali yang dilakukan perseroan pada tanggal 17 Maret 2024 hingga bulan Juni. . 16 Agustus 2020.” Sekuritas Indonesia (BEI), Selasa (4/2/2024).
Penerima pengalihan saham sendiri adalah PT BNI Sekuritas (BNIS). BNIS merupakan nasabah yang terasosiasi dengan perusahaan.
Pasalnya, BNIS atau perseroan dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pemegang saham pengendali yaitu Negara Republik Indonesia. Nasabah merupakan anggota bursa (AB) dan melakukan kegiatan komersial, salah satunya perdagangan efek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.