Laba Tower Bersama Infrastructure Cetak Laba Rp 730,8 Miliar pada Semester I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menerbitkan laporan interim enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024.
Pada periode tersebut, Tower Bersama Infrastructure berhasil mencatatkan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp3,41 triliun dan Rp2,94 triliun. Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok penjualan pada 1H2024 meningkat menjadi Rp948,77 miliar dari Rp773,26 miliar pada 1H2024.
Alhasil, laba kotor turun menjadi Rp 2,47 triliun dibandingkan laba kotor semester I 2023 sebesar Rp 2,5 triliun. Meski demikian, perseroan berhasil menekan beban usaha pada semester I 2024 menjadi Rp 291,15 miliar dibandingkan beban usaha semester I 2024 sebesar Rp 343,79 miliar. Dengan demikian, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp2,17 triliun, meningkat dibandingkan laba usaha pada semester I-2023 yang tercatat Rp2,16 triliun.
Pengeluaran lain-lain pada periode ini relatif sama dibandingkan semester pertama tahun lalu, yakni sekitar Rp1,7. Setelah dikurangi biaya pajak final dan biaya pajak penghasilan, perseroan memperoleh laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar DKK 730,8 miliar. Rp.
Laba tersebut meningkat 6,10% dibandingkan semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp688,8 miliar. TBIG memiliki 42.177 site yang disewakan dan 23.327 site telekomunikasi per 30 Juni 2024. Site telekomunikasi yang dimiliki perseroan terdiri dari 23.211 menara telekomunikasi dan 116 jaringan DAS. Dengan total sewa menara telekomunikasi sebanyak 42.061, maka rasio co-housing (rental rasio) perseroan sebesar 1,81x.
“Kami mengutamakan eksekusi pesanan yang tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan telekomunikasi kami. Untuk semester I, kami menambah 1.325 sewa bruto yang terdiri dari 902 premis telekomunikasi dan 423 premis,” kata Direktur Utama TBIG Hardi Wijaya Liong, dikutip Kamis (1/7/2024).
Pada tanggal 30 Juni 2024, total utang bruto Perseroan jika porsi pinjaman dolar AS yang dilindung nilai diukur menggunakan coverage ratio sebesar Rp 27,96 triliun dan total utang senior (gross senior debt) sebanyak 27, Rp 96. triliun Rp 628 miliar Dengan saldo kas Rp 775 miliar, total pinjaman bersih (net debt) sebesar Rp 27,18 triliun.
Menggunakan EBITDA tahunan untuk kuartal kedua tahun 2024, rasio utang bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x. CFO Tower Bersama Infrastruktur Helmy Yusman Santoso mengatakan perseroan terus memperdalam hubungan dengan bank-bank berdenominasi rupiah dan pasar obligasi dengan porsi 44% dari total pinjaman berupa pinjaman dalam mata uang rupiah.
Pada akhir kuartal kedua, perusahaan memiliki posisi likuiditas yang kuat dengan fasilitas kredit yang belum ditarik lebih dari Rp 10 triliun baik dalam rupiah maupun USD.
“Likuiditas ini, dipadukan dengan arus kas yang kuat dan sumber pendanaan yang terdiversifikasi, memberikan kepercayaan diri kepada TBIG untuk mengelola utang yang jatuh tempo,” tambah Helmy.
Secara keseluruhan, total aset perseroan meningkat per 30 Juni 2024 menjadi Rp47,9 triliun dari posisi akhir tahun sebesar Rp46,97 triliun. Utang naik menjadi Rp36,03 triliun dari Rp34,6 triliun pada akhir tahun lalu. Sedangkan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2024 2019 turun menjadi Rp11,26 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat Rp11,71 triliun.
Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membagikan dividen final sebesar Rp 683,6 miliar atau 30,20 per saham. Rencana pembagian dividen ini telah disetujui oleh pemegang saham dalam rapat umum biasa perseroan yang berlangsung pada 30 Mei 2024.
Secara keseluruhan, perseroan membagikan 80% laba FY2023 sebagai dividen atau Rp 1,25 triliun. Termasuk dividen sementara sebesar DKK 565,9 miliar. Rp yang dibagikan sebagai dividen interim pada 27 Desember 2023.
Pembagian dividen TBIG memperhitungkan data keuangan perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan mempunyai laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,56 triliun.
Pada 31 Desember 2023, perseroan membukukan saldo laba tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp4,98 triliun. Sementara total ekuitas hingga akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp 12,36 triliun.
Berdasarkan rilis informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (06/04/2024), berikut jadwal pembagian dividen PT Tower Bersama Infrastructure Tbk:
Tanggal kumulatif dividen pasar umum dan diperdagangkan: 7 Juni 2024
Tanggal ex-dividen di pasar reguler dan diperdagangkan: 10 Juni 2024
Tanggal perolehan dividen pasar tunai: 11 Juni 2024
Tanggal ex-dividen di pasar tunai: 12 Juni 2024
Tanggal pencatatan pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 11 Juni 2024
Tanggal pembayaran dividen: 3 Juli 2024
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil membukukan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp6,6 triliun dan Rp5,7 triliun untuk periode satu tahun yang berakhir 31 Desember 2023. Margin EBITDA perseroan sebesar 86,3% dibandingkan tahun 2023.
Per 31 Desember 2023, TBIG memiliki 41.227 lokasi sewa dan 22.475 lokasi telekomunikasi. Site telekomunikasi perseroan terdiri dari 22.357 menara telekomunikasi dan 118 jaringan DAS.
Dengan total jumlah penyewaan menara telekomunikasi sebanyak 41.109, maka rasio okupansi (tenancy rasio) Perseroan adalah sebesar 1,84.
CEO TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan pada tahun 2023, perusahaan akan menambah 2,760 sewa kotor ke dalam portofolio kami, yang terdiri dari 744 lokasi telekomunikasi dan 2,016 kondominium.
“Setelah merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison (IOH) pada tahun 2022, kami telah bekerja sama dengan IOH dalam integrasi jaringan mereka. “Pada beberapa sewa dari IOH yang telah habis masa berlakunya, kami melihat ada beberapa yang tidak diperpanjang sehingga menyebabkan penambahan sewa bersih pada tahun 2023 menjadi lebih rendah,” kata Hardi dalam siaran pers yang dikutip, Jumat (29/3/2024).
Pada 31 Desember 2023, total kredit (liabilitas) perseroan yang pinjamannya dalam dolar AS yang dilindung nilai, diukur menggunakan rasio lindung nilai, adalah sebesar Rp 28,202 miliar. dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 625 miliar.
Dengan saldo kas sebesar 801 miliar Total utang bersih sebesar Rp 27,401 miliar. Rp.