DESIGN WEB Labuan Bajo, Surga Tersembunyi Indonesia yang Bikin Takjub Para Pemimpin ASEAN
Liputan.com Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 sukses digelar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jakarta. Pertemuan tersebut tidak hanya sekedar menggerakkan roda perekonomian Labuan Bajo, namun juga memberikan perasaan dan pengalaman yang berkesan bagi para delegasi negara-negara ASEAN peserta.
Indonesia pamerkan kekuatan terpendam Labuan Bajo Para pemimpin dan perwakilan negara-negara ASEAN merasa tertarik dengan keindahan Labuan Bajo. Seperti yang diajak Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) ‘berlibur’, bercerita dan mempromosikan destinasi wisata Labuan Bajo.
Senyum di wajah para pemimpin ASEAN Berkeringat sejenak, sehari setelah menghadiri berbagai acara KTT ASEAN ke-42, mereka duduk melingkar di dek kapal pesiar mewah yang berlayar di Labuan Bajo, perairan Nusa Tenggara Timur pada 10 Mei 2023. Mereka asyik ngobrol di jangkar kapal sambil menikmati minuman segar
Jokowi menjelaskan, “Tempat wisata di Labuan Bajo, Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Pulau Padar banyak. Ada juga Gua Butu Karmin.
Suara deburan ombak dipeluk semilir angin laut dan indahnya langit malam membuat perbincangan sang leader semakin hangat. Sambil berbicara satu sama lain, mereka melihat sekeliling dengan heran
Ada pemandangan yang indah. Sejenak mata mereka tak terheran-heran. Sebuah gunung hijau berselimut cahaya jingga hasil mentari tua
Langit sore ibarat kanvas besar Seolah-olah saat itu Tuhan yang menulis. Tak berlebihan jika banyak orang yang mengatakan dalam uraiannya: ‘Langit kurang turun di Labuan Bajo’.
Perdana Menteri Singapura (Lee) Hsin Loong berkata dengan kagum, “Oh, indah sekali, saya sangat suka melihat matahari terbit, menurut saya indah sekali.”
Presiden Filipina Ferdinand R. Marcos Jr.
Presiden Marcos mengatakan, “Ini pemandangan yang sangat indah, jadi kami sangat prihatin karena ketika tiba saatnya menjadi tuan rumah ASEAN, kami harus melakukan lebih dari itu. Indonesia telah menetapkan standar yang tinggi, kami harus bersaing.”
“Dan cinta!” kata Ny. Luis Araneta-Marcos yang berada di sisinya.
Para pemimpin ASEAN bahkan tidak senang dengan rencana kembali ke Labuan Bajo
Saya tahu Bali sangat terkenal, tapi Labuan Bajo tidak setenar Bali. Saya kira pertemuan ASEAN ini akan lebih menarik perhatian orang.
Malam itu menjadi titik balik pemasaran wisata tradisional Labuan Bajo ke dunia internasional. Semoga beruntung berkat ide Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak para pemimpin ASEAN menikmati matahari terbenam dari perahu nelayan di perairan Labuan Bajo.
Presiden Joko Widodo pernah mengungkap ‘kekuatan terpendam’ Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 kawasan prioritas negara. Faktanya, tidak ada negara lain yang memiliki kekuatan tersebut
“Di dunia yang tidak ada, tidak ada di tempat lain. Ibarat komodo di Pulau Komodo. Kekuatan ini harus kita manfaatkan untuk kepentingan masyarakat kita di sini,” ujarnya.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan sektor pariwisata Labuan Bajo, termasuk infrastruktur pendukungnya. Mulai dari perbaikan jalan hingga peningkatan pelabuhan menjadi tempat yang lebih ramah wisatawan
Labuan Bajo menawarkan pengalaman yang luar biasa kepada pengunjungnya. Wisatawan bisa menikmati keindahan Pulau Padar, rumah dari komodo purba. Panorama lainnya, Desa Wisata We Rebo, Sawa Lingko dan rumah adat uniknya menampilkan keindahan persawahan bak laba-laba.
Kalau belum cukup, ada Pulau Kelor yang merupakan pulau kecil berpasir putih, Pantai Pink yang terkenal dengan keunikan warna pasir pantainya dan masih banyak lagi hal menarik lainnya.
Usai menjadi tuan rumah KTT ASEAN, dampak positif juga dirasakan masyarakat lokal menurut Super Priority Tourism (DSP), salah satu penyedia jasa transportasi di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Ketua Umum Asosiasi Angkutan Wisata Darat (ASTAR) Labuan Bajo mengatakan, kegiatan ini seringkali meningkatkan perekonomian para pengemudi wisata Labuan Bajo dan Flores karena sekitar 95% anggota ASTAR ikut dan berpartisipasi disana, sangat membantu kami. Dakota
Uang yang didapatnya mencapai Rp 15 juta dalam beberapa hari, namun hari biasa mencapai Rp 10 juta sebulan.
Pertemuan ke-42 ini menyaksikan revolusi finansial, dengan jumlah delegasi yang diperkirakan berjumlah lebih dari Rp 2 juta per orang. Saat ini, mengingat tingginya minat wisatawan, diperkirakan akan terjadi peningkatan pengeluaran sebesar 20-25 persen per orang. Pax adalah istilah yang sering digunakan dalam industri perjalanan dan perhotelan untuk merujuk pada harga atau biaya per orang atas suatu layanan atau produk.
Tak hanya itu, dampak positifnya bagi pariwisata daerah lainnya, 87,6 persen anggota yang hadir dalam pertemuan tersebut menyatakan akan kembali mengunjungi Labuan Bajo.
Selain itu, sekitar 80 persen delegasi merekomendasikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata dan 64 orang yang menjawab menilai kinerja KTT ASEAN sangat baik.
Kajian dilakukan Badan Penegakan Otorita Labuan Bajo Flores (BPLFF) dengan sampel sebanyak 350 dari total 600 anggota.
Labuan Bajo juga dipromosikan melalui event internasional mulai dari Festival Komodo, Kompetisi Ideathon, Bajo Marathon, dan Festival Maritim Labuan Bajo.
Menteri Pariwisata dan Perencanaan (Menperecraf) Sandiaga Uno Labuan Bajo menargetkan jumlah wisatawan mancanegara bisa meningkat hingga 1,1 juta setiap tahunnya.
Tentu harapannya bisa tercapai dengan adanya bandara baru yang konektivitasnya lebih baik, selain itu juga akan membuat pengumuman internasional di sana, ujarnya.
Meski mengharapkan adanya peningkatan kunjungan wisatawan, Sandiaga mengakui Labuan Bajo masih memiliki keterbatasan. Misalnya, Taman Nasional Komodo membatasi pengunjung hanya 200.000 wisatawan untuk menjamin kesinambungan dan efisiensi.
Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), termasuk Labuan Bajo, mampu menarik banyak investor.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan pada tahun 2024, 5 wilayah DPSP (Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Likupong) mampu membiayai ratusan juta dolar.
Untuk memperkuat daya saing daerah, Wakil Presiden Kartika Listriana menjelaskan investasi yang masuk ke sektor tersebut meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).
Labuan Bajo mencatatkan PMDN sebesar US$28,91 juta dan PMA sebesar US$70,86 juta.
Investasi di kawasan ini berhasil menarik event-event dunia untuk dilakukan di sana. Dikatakannya, organisasi internasional tersebut mampu membawa nilai tukar negara menjadi $10,46 miliar dan diperkirakan mencapai $13,08 miliar pada tahun 2024.
(*)