Lifestyle

Lapak Digusur, PKL Kembali Penuhi Jalur Puncak Bogor dengan Berjualan di Mobil dan Motor

thedesignweb.co.id, Jakarta – Kawasan wisata Puncak Bogor masih ramai menjadi sorotan. Bukan hanya karena drama kemacetan yang kerap terjadi saat hari raya besar, tapi juga karena adanya “improvisasi” kehadiran pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan.

Satpol PP Kabupaten Bogor sejak Juni 2024 telah menghentikan ratusan lapak PKL yang bermunculan di seluruh kawasan Puncak. Kios-kios tersebut adalah bangunan ilegal.

Usai sidak, kawasan sepanjang jalur Puncak mulai “dibersihkan” dari lapak jajanan. Mereka sudah dipindahkan ke tempat peristirahatan di Gunung Mas, meski dikabarkan masih banyak yang tidak setuju dan belum pindah ke sana.

Belakangan ini, pedagang kaki lima memenuhi jalur sepanjang kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Alih-alih membangun kembali lapak, para pedagang malah menggunakan sepeda motor dan mobil untuk berjualan di sepanjang jalur Puncak.

Video pedagang kaki lima yang tampak memperdagangkan kendaraan roda dua dan empat beredar luas di media sosial, salah satunya di akun TikTok @temacianjur. Gedung PKL hilang, PKL roda dua dan roda empat bermunculan, demikian bunyi keterangan unggahan 18 September 2024 itu.

Dalam video tersebut terlihat beberapa pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya dari kendaraan yang diparkir di pinggir Jalan Puncak. Ada yang menjual minuman, makanan ringan, dan makanan berat seperti bakso dan nasi goreng. Banyak pula pengendara yang terlihat singgah di lapak jajanan untuk membeli minuman dan makanan sekadar untuk melepas penat dan mengisi perut.

Banyak warganet yang dibuat kaget dengan aksi para PKL yang diyakini tak pernah kehabisan ide tersebut. Namun, belum bisa dipastikan apakah PKL yang menggunakan sepeda motor dan mobil tersebut merupakan yang biasa berjualan di kawasan Puncak.

“Kalau soal kenakalan, masyarakat Konoha memang kurang akal,” komentar salah satu warganet.

“Kami akan segera membangun tenda terpal,” sahut netizen lainnya.

“Bikin bingung lagi kalau kejadiannya seperti ini,” sahut warganet lainnya.

“Sampai kamu membangun gedung permanen, biarkan saja… sulit untuk mengatakan apakah itu untuk perutmu,” kata pengguna lain.

“Putar terus sepedanya, dulu begini terus bikin lapak lagi hahaha,” sahut warganet lainnya.

Kemunculan kawasan Puncak Bogor yang lebih rapi setelah penertiban PKL ternyata hanya bertahan sebentar. Bahkan, tanpa adanya bangunan liar di sepanjang jalan, wisatawan bisa menikmati pemandangan perkebunan teh dan pegunungan di sekitarnya. Jalan raya di sepanjang puncak juga dikatakan lebih lebar dari sebelumnya.

 

Wajah baru Puncak Bogor tengah ramai diperbincangkan warganet. Setelahnya, banyak orang yang mengunggah video dirinya sedang berjalan-jalan di sekitar kawasan tersebut dan respon dari hampir semua orang adalah mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Seperti video yang dibagikan @aboutdkj dan @jakartavox di Instagram. Dari rekaman adegan tersebut, netizen memperlihatkan betapa indahnya kawasan Puncak Bogor tanpa PKL.

Penampakan Puncak Bogor setelah penertiban tahap pertama dan kedua, suasananya seperti Bandung, demikian bunyi keterangan video yang diunggah pada 29 Agustus 2024.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat telah membongkar lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Puncak, Senin 26 Agustus 2024. Terdapat 196 bangunan yang dibongkar, mulai dari kawasan Gantole hingga Puncak pass yang terletak di kawasan tersebut. perbatasan Kabupaten Bogor dan Cianjur. 

Pengawasan jajanan di Puncak Bogor kembali ramai dan banyak protes dari para pedagang yang tidak mau dipindahkan ke rest area Gunung Ma. Situasi ini mendapat respons dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Kalau saat peninjauan masih seperti itu, sepertinya masalah komunikasi jadi kendala, karena saat peninjauan pertama juga ada masalah. Kalau boleh saya sarankan, pemerintah jangan asal merelokasi pedagang,” jelasnya. Pakar Utama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Adhyatama dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya dalam The Weekly Brief bersama Sandi Uno yang digelar hybrid di Jakarta, Senin 26 Agustus 2024.

“Pemerintah daerah harus bisa memastikan apakah di lokasi baru akan banyak konsumennya. Karena pedagang tentu tidak ingin kehilangan konsumen. Urus dulu dan hubungi pedagangnya, baru pemerintah bisa merangkul, ” lanjutnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menambahkan, penjelasan harus diberikan kepada PKL agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa berujung pada keresahan atau permasalahan lain yang sebenarnya tidak diperkirakan akan terjadi.

Apapun konsep transportasi yang diterapkan, harus ada komunikasi dan dialog timbal balik dengan semua pihak agar berjalan lancar dan memuaskan. Jika ini terjadi, maka kita bisa menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan di sekitar Puncak, kata Sandi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *