THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Bisnis

Lewat Teknologi CCS/CCUS, PLN Tekan Emisi Pembangkit hingga 19 GW di 2060

Lipartan6.com berkomitmen mendukung pemerintah Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% melalui transisi energi massal melalui transisi energi massal.

Deputi Direktur Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAppenas) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/BAPPENDOAS) menyatakan bahwa transit energi merupakan motor penggerak pencapaian pembangunan berkelanjutan.

“Kebijakan Kredit Karbon Transit Energi, Transfer Bahan Bakar ke Ekonomi Terbarukan, dan Pertumbuhan Kendaraan ‘8% untuk Pertumbuhan Ekonomi: Infrastruktur dan Teknologi Informasi untuk Keberlanjutan Ekonomi’,” Jakarta (26/11).

Flebion mengatakan pada tahun 2060, diperlukan eksperimen di industri ketenagalistrikan (NZE) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

“Selanjutnya, Indonesia harus melakukan lompatan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dalam uji karbon dioksida.” Pada tahun 2060, kita membutuhkan investasi sebesar Rp. 794 triliun untuk emisi Sun Zero pada tahun 2060,” tambahnya.

CEO Indonesia Power (PLN IP) PLN mengatakan PLN fokus pada pertumbuhan ekonomi 8% dan transit energi.

“Untuk mewujudkannya, PLN tidak hanya membantu pembangkit baru, tapi juga pembangkit yang sudah ada, namun terus bersinergi menuju Holy Zero emisi rendah emisi pada tahun 2060,” kata Edwin.

 

Pada tahun 2040, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan beroperasi dengan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS), dengan kapasitas penuh sebesar 19 GW dan pada tahun 2060.

“Peralatan nuklir, hidro, dan LandStome akan digantikan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Pembangkit listrik tenaga batu bara akan dikendalikan menggunakan teknologi CCS/CCU,” kata Edwin.

CCS / CCUS adalah teknik yang disengaja untuk membantu mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer. Teknik ini bekerja di berbagai tempat penyimpanan, termasuk akuifer air asin setelah emisi karbon dihilangkan. Di Indonesia, potensi penyerapan karbon pada akuifer garam diperkirakan mencapai 572 GTCO2.

 

PLN Karbon Korea Co., PLTU, PLTU SURALAY, PLTUS. Lapi Iti, PLTU Indramayu JRA CO., Inc. Jepang dan JGC Corporation Jepang, Pltgu Tambak Loroke dengan Jrara Co., Inc. Jepang dan JGC Corporation Jepang dan InPex Corporation Jepang dengan Jati B B.

“Kompleksitas teknologi yang terbilang tinggi ini sangat diperlukan untuk mempelajari perkembangan CCS/CCU,” jelasnya.

PLN berharap industri nasional dapat berkembang dalam hal kebutuhan teknis teknologi CCS/CCUS.

“Kami berharap dapat mengembangkan dan menghasilkan teknologi yang membantu terciptanya inovasi industri lokal. Kemudian 8% tersebut akan membantu mencapai pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Edwin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *