Limbah Baterai Kendaraan Listrik Masih Jadi Masalah, Begini Cara Mengelolanya
thedesignweb.co.id, Jakarta. Pemerintah terus mendorong transisi ke listrik dari mobil tradisional. Berbagai langkah dukungan, seperti insentif, terutama disebut sebagai mobil bersih dengan baterai listrik, serta mesin listrik akumulator (BEV).
Namun, seiring dengan pertumbuhan mobil listrik di Indonesia, tidak diselesaikan, khususnya, pengolahan limbah baterai. Alasan untuk menggunakan baterai yang dikendalikan dengan benar dapat merusak lingkungan.
Lihat kondisi ini, Pt Arsa Kayana Pt Arsa Anergi Indonesia telah bekerja dengan PT SVOP Aver Anergi Indonesia (SWAP), pemrosesan dan pemrosesan mobil listrik sebelumnya.
Arsa Kayana Recycle (ASF) adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia dan telah menjadi pelopor baterai bekas, yang berjarak 3.000 ton per tahun, termasuk LFP dan NCM.
Proses pemrosesan ini akan memulai produksinya pada tahun 2025. Pada akhir abad XIX, saat ini dibandingkan dengan pemilik merek yang berbeda (di atas), motor listrik, motor listrik, motor listrik dan program listrik dibandingkan dengan program listrik.
“Kerjasama dengan pertukaran ini adalah tahap yang baik dari motor listrik dasar, karena kita tidak perlu membingungkan kerangka baterai bekas karena kita tidak perlu mendistribusikan motor listrik.
Selain itu, Presiden Irvan Tahja memberi selamat kepada kerja sama ini dan memberi selamat kepada kemitraan ini. “Karena ada perusahaan lokal yang peduli, memproses, memproses, dan memproses motor listrik,” jelasnya.
Pendiri dan presiden Komisaris PT AKP PT AKP, partainya muncul dalam pemrosesan baterai EV, tetapi di satu sisi, ada potensi khusus dalam bisnis.
“Tugas kami adalah mengubah cara untuk memproses baterai EV yang kadaluwarsa, baterai yang bertanggung jawab dan diproses secara efektif, dan” Abdul sudah berakhir.