Literasi dan Inklusi Keuangan di RI Masih Jomplang, Ini Strategi OJK
thedesignweb.co.id, Jakarta Penipuan di sektor keuangan menjadi masalah serius yang mengikis kepercayaan masyarakat terhadap sektor ini. Penipu sering kali menargetkan orang-orang dengan literasi keuangan rendah atau orang-orang yang berada di bawah tekanan keuangan.
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia mencapai 65,43 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan mencapai 75,02 persen. Meski jumlahnya meningkat, namun perlu diperkuat untuk mengurangi risiko penipuan. Inisiatif Literasi Keuangan OJK
Direktur Pelaksana Edukasi, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan OJK telah mengambil langkah strategis untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia pada tahun 2024.
Sejak 1 Januari hingga 28 Oktober 2024, OJK menyelenggarakan 4.393 kegiatan edukasi keuangan yang melibatkan lebih dari 5,79 juta peserta di seluruh Indonesia. Selain itu, platform digital Ilmui Uangmu telah memproduksi 345 konten edukasi dengan total 1,38 juta viewer.
OJK juga menggunakan Sistem Manajemen Pembelajaran (LMSKU) yang hingga saat ini telah digunakan oleh 69.701 pengguna dengan lebih dari 96.342 akses modul dan penerbitan ijazah sebanyak 77.154. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan keuangan, investasi dan risiko keuangan. Kerjasama melalui TPAKD
Untuk memperluas cakupan inklusi keuangan, OJK memperkuat perannya melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Hingga Oktober 2024, telah terbentuk 541 TPAKD yang tersebar di 37 provinsi dan 504 kabupaten/kota, mencakup 98,01 persen wilayah administratif Indonesia.
“Upaya peningkatan literasi didukung oleh kolaborasi lintas sektor antara lain kementerian/lembaga, penyedia jasa keuangan (PUJK) dan akademisi,” kata Friderica.
Kegiatan Strategis OJK untuk Literasi Keuangan OJK juga melakukan berbagai program edukasi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara menyeluruh, seperti: Program GENCARKAN: Diskusi dengan asosiasi dan campaign leader bank keuangan daerah dan PUJK untuk merencanakan langkah-langkah strategis implementasi dan penilaian literasi keuangan. . LIKE IT (Leading Indonesian Financial Literacy): Kerjasama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap literasi keuangan dan budaya investasi. Pelatihan Keuangan TNI AU: Pelatihan bagi personel TNI AU di Lanud Atang Sendjaja, Bogor tentang investasi dan kewaspadaan terhadap pinjaman online ilegal. Capital Market Goes to Office: Program pelatihan bersama Lemdiklat Polri untuk meningkatkan literasi pasar modal di kalangan staf pengajar Polri dan Akpol. Bulan Inklusi Keuangan (BIK): Bagian dari program GENCARKAN yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara signifikan di seluruh Indonesia.
Friderica berharap langkah-langkah tersebut dapat mempercepat pemahaman masyarakat terhadap literasi dan inklusi keuangan serta membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia semakin luas dan merata serta memberikan dampak nyata dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat,” tutupnya.