Regional

Longsor dan Tanah Bergerak Melanda Sukabumi, Ratusan Pengungsi Kekurangan Pangan dan Alat Tidur

thedesignweb.co.id, Sukabumi – Kondisi akses jalan yang jauh dari jalan utama membuat pengungsi kekurangan makanan dan alas tidur. Kondisi tersebut dialami ratusan warga Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi.

Mereka mengungsi di dua gedung sekolah dan rumah tetangga, akibat longsor dan pergerakan tanah akibat bencana hidrometeorologi, setelah terus menerus dilanda hujan dengan intensitas tinggi. 

Sebanyak 712 warga dari empat desa yakni Kampung Nanggewer, Jabir, Ciputat dan Karikil, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, terpaksa mengungsi ke SD Negeri Kalibunder dan Madrasah Karikil karena rumahnya terendam longsor. dan pergerakan bumi terjadi pada Rabu (4/12/2024) pagi. 

Salah satu korban longsor, Tika (32), mengatakan, pada detik berikutnya rumahnya tertimbun longsor. Ia dan warga lainnya hanya bisa pasrah melihat rumahnya kini diratakan.

“Cuma lihat di sana, sudah miring, lalu dari atas tebing sudah meluncur ke bawah, kita lihat semuanya di sana, semua menangis,” kata Tika saat ditemui, Kamis (12/5/2024). 

Ia mengatakan, longsor yang meluluhlantakkan tempat tinggalnya terjadi sekitar pukul 08.00. Selain rumahnya, longsor juga menghancurkan rumah kakak dan adiknya.

Rumah yang dibangun dan ditinggalinya selama puluhan tahun kini sudah tidak layak huni. Sambil sesekali menyeka air matanya, Tika hanya bisa merelakan rumahnya yang juga telah hilang beserta barang-barang berharga di dalamnya.

“Banyak, semua (hilang). Banyak kenangan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Semuanya ada dari kita nol sampai sekarang semuanya ada. Kita sudah menikah 25 tahun, jadi pastikan semuanya ada, bagaimana perasaanmu. kamu, perasaan patah hati itu sama menyedihkannya dengan mimpi, “ucapnya.

Menurut Bupati Purabaya, Kamis (05/12), warga terdampak longsor mengaku takut karena hujan yang terus turun membuat tanah terus bergerak dan retakan semakin lebar.

Pengungsi di Desa Mekarsari berjumlah 215 orang, 712 jiwa tersebar di dua tempat pengungsian, pertama di sini SD Kalibunder, kedua di Karikil dan juga ada yang tersebar di rumah warga, kata Camat Purabaya. Sri. Juliani.

Sri mengatakan bantuan kepada pengungsi dinilai minim karena jarak jalan yang cukup jauh dari jalan utama dan jalan bermotor yang cukup sempit untuk kendaraan roda empat.

“Karena rumahnya sudah tidak layak huni, memang layak huni, namun dalam kondisi seperti ini posisinya lebih berbahaya daripada mematikan, makanya kita evakuasi semuanya karena rumah sudah tidak layak huni, medan terus berubah secara masif. ” dia menjelaskan.

Selain itu, beberapa akses jalan truk dilaporkan lumpuh karena jalan tersebut mengalami pergerakan tanah di beberapa wilayah. Warga yang ketakutan memilih mengungsi dan meninggalkan rumahnya karena hujan masih deras.

Hal inilah yang menyebabkan bantuan kepada pengungsi masih belum mencukupi. Oleh karena itu, pihaknya memprioritaskan bantuan yang ada kepada pengungsi lanjut usia, ibu hamil, dan anak-anak. 

“Tiga rumah diratakan dan musala umum diratakan. Yang dibutuhkan pertama logistik makan tiga kali sehari, kedua kesehatan dan sanitasi, ketiga dukungan seperti perlengkapan mandi dan tempat tidur yang layak untuk tidur.” apakah ada bantuan,” ujarnya.

“Tapi bantuan untuk 700 orang itu tidak mungkin, jadi bantuannya masih sangat sedikit. Tapi kita utamakan yang harus diberikan dulu, seperti lansia atau ibu hamil, laki-laki dan perempuan lain tidur saja di karpet,” lanjutnya.

 

  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *