THE NEWS Lunasi Utang, BUMA Terbitkan Obligasi II 2024 Senilai Rp 1 Triliun
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), akan menerbitkan obligasi II BUMA senilai Rp 1 triliun pada tahun 2024. Penerbitan obligasi ini menegaskan komitmen berkelanjutan BUMA terhadap konsolidasi modal dan diversifikasi dana.
Ketua Umum Bukit Makmur Mandiri Utama Indra Kanoena mengatakan, menindaklanjuti penerbitan obligasi pertama tahun lalu, jumlah penerbitan Obligasi II BUMA 2024 merupakan langkah penting untuk lebih mendorong diversifikasi pengelolaan utang.
“Penawaran obligasi ini tidak hanya memperkuat posisi keuangan perseroan, tetapi juga memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu (18/9/2024).
Penawaran obligasi rupiah kedua ini juga menegaskan fokus perseroan untuk berbisnis di Indonesia. Bukit Makmur Mandiri Utama berkomitmen untuk memperkuat bisnis di bidang pertambangan dan menjaga pengelolaan keuangan dengan baik.
“Kami juga berkomitmen untuk mempertahankan metrik kredit yang kuat dan terus memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan kami serta mendukung pembangunan berkelanjutan industri pertambangan di Indonesia, Australia, dan Amerika.” Indra menambahkan.
Penawaran obligasi BUMA II tahun 2024 terdiri dari tiga seri. Obligasi Seri A memiliki jangka waktu 370 hari kalender, Obligasi Seri B memiliki jangka waktu 3 tahun, dan Seri C memiliki jangka waktu 5 tahun.
BUMA telah menunjuk PT BNI Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin utama obligasi ini. Masa penawaran awal dimulai pada tahun 2024. 18 September hingga 24 September 2024
Penawaran Obligasi BUMA II Tahun 2024 ini merupakan obligasi kedua yang diterbitkan perseroan dalam mata uang Rupee setelah penerbitan Obligasi I BUMA Tahun 2023 (BOLD).
Penawaran obligasi kedua ini akan semakin mendiversifikasi strategi pembiayaan perseroan yang meliputi obligasi dolar AS dan rupee, pinjaman bank konvensional dan syariah, serta skema sewa pembiayaan.
Strategi ini memperkuat fleksibilitas keuangan perusahaan, meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi volatilitas pasar dan memperluas basis keuangannya, yang pada akhirnya memberikan kondisi yang lebih baik bagi perusahaan untuk pertumbuhan di masa depan.
Dana hasil penerbitan obligasi ini akan dialokasikan untuk kewajiban Obligasi I BUMA Tahun 2023 Seri A yang jatuh tempo pada tahun 2025. akan lunas pada tanggal 8 Januari sebesar Rp 422.910.000.000 atau sekitar 42,29%.
Langkah ini mencerminkan komitmen BUMA dalam menyesuaikan jadwal pembayaran pinjaman dan memastikan pengelolaan utang yang efisien dan berkelanjutan.
Selain itu, sebesar 28,86% akan digunakan untuk belanja modal pembelian alat berat. Sisa dana obligasi ini akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional BUMA di Indonesia dan Australia.
Dengan manajemen arus kas yang kuat, BUMA telah terbukti mampu mengelola biaya secara efektif, menerapkan teknologi inovatif, dan mengembangkan bisnisnya sejalan dengan visi strategis perusahaan.
Penawaran obligasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional perseroan serta memperkuat posisi BUMA sebagai pemimpin di industri jasa pertambangan.
“Sebagai salah satu perusahaan jasa pertambangan terkemuka, kami harus selalu sigap menghadapi tantangan yang tidak terduga dan memanfaatkan peluang di masa depan untuk terus memberikan layanan komprehensif kepada pertambangan terbesar dan tertua di Indonesia. Dengan sumber pendanaan yang lebih beragam, kami akan memiliki peluang yang lebih besar. Pertumbuhan perusahaan di industri ini menurut Indra akan memberikan kecepatan lebih.
BUMA meraih peringkat A+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Ratings yang mencerminkan kualitas kredit perusahaan yang sangat baik.
Peringkat tersebut menegaskan kapasitas keuangan dan kemampuan BUMA dalam memenuhi kewajiban utang dengan risiko yang sangat rendah, sehingga menunjukkan stabilitas dan keandalan yang tinggi dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Selain itu, peringkat yang diperoleh kedua lembaga pemeringkat bergengsi ini memperkuat posisi BUMA di industri dan menegaskan kekuatan manajemen operasionalnya.