Main Hujan, Kebahagiaan Si Kecil atau Mengundang Penyakit? Ini Faktanya
thedesignweb.co.id, Jakarta Hujan sepertinya hampir setiap hari menyapa masyarakat di sekitar Jabodetabek dan provinsi sekitarnya.
Saat hujan bisa menjadi saat yang menyenangkan bagi anak-anak karena mereka bisa bermain di tengah hujan. Namun, para orang tua juga khawatir ketika anaknya ingin bermain hujan.
Muncul gambar demam, pilek, dan batuk. “Jangan main hujan, nanti kamu sakit!” Kata seru mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita sejak kecil. Namun, benarkah bermain hujan selalu menimbulkan penyakit? Ataukah ini hanya mitos yang diwariskan secara turun-temurun?
Dokter Anak Asri Kartika Putri mengatakan bermain hujan membuat sakit, itu tidak benar.
Sebenarnya tergantung daya tahan tubuh masing-masing anak, Asri menjawab pertanyaan Health thedesignweb.co.id dalam wawancara pers eksklusif dengan RS Pondok Indah pada Kamis, 5 Desember 2024.
Untuk anak-anak dengan perlindungan yang baik, hujan selama 20-30 menit tidak menjadi masalah. Namun, ada juga anak yang daya tahan tubuhnya kurang baik dan mengalami batuk dan pilek setelah kehujanan sebentar.
“Ada anak yang kehujanan lama dan badannya tidak fit, lalu kedinginan. Badannya melemah sehingga batuk dan pilek,” kata Asri.
“Namun, masih ada masyarakat yang memiliki kekebalan baik saat hujan dan tetap sehat.”
Selain ketahanan fisik, Asri juga mengingatkan kita akan bahaya hujan, air kotor berbeda dengan air pancuran. Misalnya saja saat anak bermain hujan, ia menelan air hujan tersebut dan bakteri yang ada di dalamnya dapat menyebabkan anak mengalami diare.
“Katanya anak-anak, kalau hujan, air bisa masuk ke telinga dan menyebabkan penyakit. Atau menelan air hujan bisa menyebabkan diare, air kotor yang menyebabkan sakitnya,” lanjutnya.
Saat Asri bercerita tentang boleh tidaknya anak bermain hujan, ia juga membahas pengalaman mengasuh anak semua orang tua.
“Sebenarnya tergantung pola asuh masing-masing orang tua,” imbuhnya.
Sementara itu, Asri menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan anak mudah tertular.
1. Tuan rumah atau anak itu sendiri
Mulai dari genetika, imunitas, nutrisi yang baik, imunitas, istirahat yang cukup.
2. Eksterior atau lingkungan sekitar
Dimulai dari udara yang baik, meskipun ada orang yang menderita penyakit seperti batuk dan pilek di dekatnya, meskipun lingkungan kotor atau bersih.
“Kalau tuan rumahnya baik tapi lingkungannya sangat kotor, banyak orang yang sakit, dan itu bisa membuat anak-anak sakit,” jelas Asri.
“Jika anak kemudian mendapat gizi buruk, maka akan lebih mudah untuk berkelahi di luar dan anak akan sakit,” tambahnya.